• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Zebra cross dan kesia-siaan

20 Oktober 2011 12 Komentar

Pada sebuah perempatan dekat kantor tadi pagi, kulihat zebra cross yang baru selesai dicat ulang. Warnanya putih mencolok, kontras dengan legamnya aspal di selanya.
Hidup ini perkara kita mau melihatnya seperti apa.
Orang pemalas berpikir “Kerja itu sia-sia toh akhirnya mati juga!”
Orang giat berkomentar “Hidup untuk yang lebih baik!”
Tapi hakikinya, mana pendapat yang lebih benar? Katakanlah hidup untuk kesia-siaan, tapi dari zebra cross aku belajar bahwa setidaknya, meski ia akan kembali kusam terkena tapak karet ban mobil dan catnya banyak mengelupas tersorot mentari, untuk itulah ia diadakan. Supaya, hari selalu tampak baru dan ketika saatnya perlu diperbaharui lagi, para pengecat zebracross mendapat pekerjaan lagi, mendapat rejeki lagi.
Demikian terus-menerus… hingga Tuhan meng-klik tombol “KIAMAT” menyelesaikan semuanya, memutus mata rantai kita semua.
Nah, jelas sudah bagi kalian, aku termasuk orang yang giat.? Kan?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: 150 kata, Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. giewahyudi mengatakan

    20 Oktober 2011 pada 7:32 pm

    Zebra? Hambok kangguru wae..
    *ndleming dan merasa sia-sia komentar* :(

    Balas
  2. zee mengatakan

    20 Oktober 2011 pada 8:50 pm

    Hmm.
    Karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, menggunakan waktu dgn kemalasan dan kesia2an jelas sebuah kebodohan. Kita yang menentukan hidup kita akan mau jadi seperti apa.

    Balas
  3. rudicahyo mengatakan

    21 Oktober 2011 pada 1:16 am

    Simple tapi dalam. Suka dan juga akan menyenangkan jika saling kenal. Tapi dari sini sudah mulai bisa ku ucap, “Salam Kenal” Mas Donny :)

    Balas
  4. maztrie? mengatakan

    21 Oktober 2011 pada 2:53 am

    Hidup ini perkara kita mau melihatnya seperti apa.
    Orang pemalas berpikir ?Kerja itu sia-sia toh akhirnya mati juga!?
    Orang giat berkomentar ?Hidup untuk yang lebih baik!?

    Bener banget Kang…
    “Urip iki gumantung kumandhanging telengan…!” disinilah ‘intuisi’ itu bermain.
    Ketika kita sudah memandangnya menjadi hal yang sia-sia yawis bakal kelaut aja sono, toh segala yang dilakukan pasti dah gak ada semangat lagi untuk menuai hasil terbaik.
    Maka itu aku dulu sempet kesel ama teman yang susah kalo disuruh mandi malah ngejawab “Mandi ya buat apa sih…? Entar lagi juga kotor ini..!”
    Lahh…???
    “Kalo gitu gak usah hidup aja sisan wong akhire mengko ya bakal modyar…!” Ujarku… :P
    Nuwun…

    Balas
  5. imadewira mengatakan

    21 Oktober 2011 pada 12:25 pm

    Kalau semua orang berpikir begini, “buat apa hidup kalau nanti toh semua orang akan mati”, apa jadinya dunia ini ya..?

    Balas
  6. wahyu asyari m mengatakan

    21 Oktober 2011 pada 12:29 pm

    rejekine wong si ngecat yo kang ;)

    Balas
  7. sawali tuhusetya mengatakan

    21 Oktober 2011 pada 12:38 pm

    hidup itu konon ada dinamikanya, mas don. kalau kerja dianggap sia-sia sudah pasti sekolah sudah lama tutup, hehe …..

    Balas
  8. BroNeo mengatakan

    23 Oktober 2011 pada 1:00 am

    yahya juga harus berteriak-teriak di padang gurun

    Balas
  9. niee mengatakan

    23 Oktober 2011 pada 11:10 am

    Kalau berfikir pasti mati terus sekalian aja gak kerja gak nikah dan gak ngapa ngapainn beres deh.. taoi emg mau hidup seperti itu? klo aku mah ogah..

    Balas
  10. boyin mengatakan

    24 Oktober 2011 pada 4:38 pm

    kerja giat disini penting soalnya harga bir disini mahal di bandingkan negara lain….haaaa…gak nyambung yah….

    Balas
  11. Kaget mengatakan

    27 Oktober 2011 pada 2:18 am

    Mikir2, mikir lagi,…. eh,… besoknya mati!
    Seperti zebra cross yang disini tak digunakan orang untuk menyebrang, cat habis tergilas roda kenderaan, bukan pijakan kaki :(

    Balas
  12. mascayo mengatakan

    27 Oktober 2011 pada 5:39 pm

    setuju! … untuk Hidup yang Lebih Baik!

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT