Hari ini Kabar Baik yang ditulis Yohanes menggambarkan bagaimana sosok Yudas itu sebenarnya. Sekaligus hal ini bisa jadi sebuah panduan yang tepat kenapa ia mengkhianati Gurunya sendiri, tiga hari kemudian.
Yesus bersama para murid datang ke rumah Marta dan Maria, sahabat-sahabatNya. Pada saat sedang makan, Maria mengambil minyak narwastu murni yang mahal harganya lalu meminyaki kakiNya.
Terkesan mulia
Yudas Iskariyot mengomentari kejadian itu, ?Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?? (lih. Yohanes 12:5)
Kesannya baik nan mulia karena bukankah ketimbang dipakai untuk meminyaki kaki lebih baik dijual dan uangnya untuk orang miskin. Namun semua itu sebenarnya hanyalah dalih belaka. Yohanes menulis Yudas adalah seorang pencuri yang sering mengambil uang dalam kas yang dipercayakan kepadanya. Jadi, kalau minyak itu dijual lalu uangnya bisa masuk kas dan alih-alih dipakai beneran untuk membantu rakyat miskin, yang ada malah dipakai untuk kepentingan diri sendiri.
Mentalitas pencuri
Dari sini kita paham kenapa pada akhirnya Yudas sampai takluk pada bujukan mereka yang menghendaki nyawa Yesus. Karena ia punya mentalitas pencuri yang mau melakukan apa saja demi uang yang didapatnya. Pada titik tertentu bahkan Yudas tak ragu untuk menjual Guru dan Tuhannya sendiri.
Mentalitas seperti itu masih terjadi hingga kini. Di kalangan politisi, aparatur negara dan perusahaan-perusahaan yang berurusan dengan mereka kita bisa melihat sosoknya dalam penjara terjerat kasus korupsi dari yang kecil-kecilan hingga besar-besaran. Mereka menjual iman dan kepercayaan yang diberikan publik untuk hal-hal yang sifatnya pribadi dan golongan.
Menjual iman tak melulu dengan uang. Bisa juga dengan hal-hal lain yang sifatnya duniawi tapi terkesan ‘manusiawi’ misalnya jabatan, kesempatan bekerja bahkan… pasangan hidup, pernahkah kita menjual iman atas nama mereka semua?
MenjualNya
Aku ingin menutup renungan Kabar Baik ini dengan mengutip apa yang dikatakan Yesus di bagian akhir tulisan Yohanes. Jadi setelah Yudas mengutarakan keberatannya karena minyak yang mahal dipakai untuk meminyaki kakiNya dan bukan untuk dijual lalu hasilnya disumbangkan ke orang miskin, Yesus berkata, ?Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Dalam tafsiranku sendiri, apa yang dikatakan Yesus sejatinya bukan tentang Ia yang akan pergi karena wafat dan bangkit lalu naik ke Surga. Lebih daripada itu, secara prinsipil Yesus berkata bahwa Yudas barangkali bisa memiliki begitu banyak cara untuk mencari alasan guna menutupi niat busuknya tapi Ia akan kehilangan Yesus bukan karena Yesus yang pergi tapi Yudas yang menjualNya?
Hati-hati, ragi dunia!
Sydney, 15 April 2019
0 Komentar