Yohanes Pembaptis dan bukti kasih Tuhan nan tak stereotipikal

24 Jun 2018 | Kabar Baik

Hari ini Gereja Katolik memperingati hari ulang tahun Yohanes Pembaptis. Yohanes adalah anak Elizabeth dan Zakharia. Secara tradisi, hari kelahiran Yohanes, 24 Juni, diperingati pada hari terjauh dari Natal, 25 Desember, dimana kita memperingati kelahiran Yesus yang tak lain adalah sepupu Yohanes sendiri.

Sosok Yohanes Pembaptis begitu unik.? Keunikannya melengkapi rencana penyelamatan Allah yang memang menyertakan pribadi-pribadi nan unik termasuk aku dan kamu.

Mari kita lihat siapa Yesus yang jadi pusat rencana penyelamatanNya? Ia anak tukang kayu dari Nazareth. Siapa pula Petrus? Nelayan tak pandai nan temperamental tapi ia justru jadi pemimpin Gereja yang pertama. Dan kali ini kita punya Yohanes Pembaptis.

Yohanes tinggal di padang gurun. Pakaiannya jubah bulu unta berikat pinggang kulit. Makanannya belalang dan madu hutan (lih. Markus 1:6).

Hal ini membuatku berpikir kira-kira apa sih yang membuat Tuhan menggunakan ?taktik? seperti itu? Mendayagunakan orang-orang yang terkesan ?pinggiran? nan tak elit?

Apa yang kurenungi, Tuhan ingin mengangkat rakyat yang selama ini dianggap jelata. Apakah mungkin mendekati rakyat jelata jika yang dipakai sebagai penyelamat adalah dari kalangan elit, tampak pandai serta ekslusif? Mereka barangkali akan merasa minder dan takut didekati orang-orang seperti itu.

Tuhan juga ingin memberi pelajaran pada orang-orang yang selama ini memandang yang sok agamis, sok elit, sok pandai adalah yang baik karena justru melalui orang-orang seperti Yohanes dan Petrus, iman yang besar dan kokoh ditampakkan di sana.

Keunikan yang ada pada diri Yohanes tak hanya dari fisik saja. Yohanes unik karena ia menawarkan harapan saat orang-orang di sekeliling mengalami stagnasi akibat penjajahan Roma yang berkepanjangan serta kekejaman pemerintahan Raja Herodes.

Jangan bayangkan seperti kita sekarang yang sudah mengenal sosok Yesus, waktu itu tak ada satupun yang tahu akan kemunculanNya tapi Yohanes Pembaptis tak jemu-jemunya mengajarkan akan kedatangan mesias yang adalah Yesus itu.

Lalu apa pelajaran terbesar yang bisa kita petik dari sosok Yohanes Pembaptis?

Bukan karena ia sepupu Yesus. Bukan karena ia begitu unik. Bukan pula karena ia membaptis. Pelajaran terbesar darinya jusrtu tampak dari bagaimana cara Tuhan bekerja. Tuhan mengerjakan segala sesuatunya tanpa bisa kita kira. Siapapun bisa dipakaiNya untuk menyampaikan rencana keselamatan dan kasih termasuk Yohanes yang bertampang kasar dan keras perangainya karena bukankah kasih itu memang tak selalu stereotipikal, kan?

Selamat ulang tahun Yohanes. Doakanlah kami selalu!

Sydney, 24 Juni 2018

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.