Aku tak pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sejak dulu aku lebih dekat ke Ayah ketimbang Ibu.
Barangkali aku sudah jadi homoseksual karena terlalu dekat dengan sosok Ayah atau, aku akan semakin susah belajar tentang karakter wanita jika aku tak lebih dekat dengan ibu?
Bisa jadi!
Tapi satu hal yang jelas dan pasti, aku memang tak pernah bisa dekat dengan Ayahku sedekatku dengan Ibu.
Atau setidaknya, katakanlah kami dekat, kami sepakat untuk tidak memilih persinggungan badan dan kata-kata sebagai media pengungkapnya.
Ini terjadi bukan karena ada satu masalah besar atau ada rasa benci yang kelewat tinggi antar-kami, tapi entahlah, semenjak dulu seperti ada chemistry yang menganjurkan demikian, itu saja.
Ah, kalian jangan berpikir juga aku ini anak angkat dan dia adalah bapak angkatku! Karena sekalinya kalian bertemu denganku dan ayahku pada saat yang bersamaan, kujamin kalian bisa memastikan berapa besar share nya terhadap adanya aku :)
Bahkan tulisan ini pun sebenarnya tak kan pernah ada jika tak ada usulan dari salah satu pembaca setia blog ini, Riris yang menanyakan kenapa aku tak menuliskan satu hal yang manis tentang Ayahku tepat di hari ulang tahunnya, seminggu lalu. Dan sesudah ia berkata demikian, bukannya aku tergeragap dan tersadar Oh iya aku lupa menuliskannya!”, tapi aku lebih berpikir ada baiknya juga kalau aku menuliskan sesuatu baginya.
Jadi, Pa…
Tulus dari dalam hati, kuulangi sekali lagi ucapanku seminggu yang lalu; Selamat ulang tahun!
Semoga segala yang terbaik yang telah dan sedang diberikan Tuhan, akan selalu terlimpah atasmu untuk hari-hari depan.
Doamu untuk kekuatan yang turun atasku dan keluarga baruku di sini adalah sama juga dengan doaku supaya engkau senantiasa kuat untuk tetap mengayomi keluargamu, keluarga kita juga.
*Oh ya, satu hal yang perlu kuceritakan di sini,
meski tak terlalu dekat, tapi aku cukup takjub melihat bagaimana beratnya ia melepasku pergi ke Australia nyaris setahun yang lalu…
Dibandingkan dengan Mama, Citra serta Nenekku yang bermata sembab, di pelukanku, Papa justru satu-satunya orang yang bisa kudengar isak dan tangisnya…*
salut, katanya2 ju2r
Menjadi deket sama ayahanda setelah di tinggal bunda almarhumah
Salut…ungkapan hati seorang lelaki akan lelaki lainnya yang tertaut dalam sebuah hubungan keluarga….dan bersyukurnya adalah ungkapan tulus seorang anak akan bapaknya…..
sekali lagi salut akan kelugasan pengungkapan, kejujuran dalam penyampaian dan ketulusan dalam perasaan….
hehehe, dahinya mirip denganmu, Don ;) selamat ulang tahun buat papanya Donny. semoga selalu sehat :)
Dulu aku juga kurang dekat dengan Bapak, Don. Pembawaan Beliau yang pendiam sangat membuatku segan untuk dekat, terlebih lagi kami jarang ketemu karena Bapak lebih banyak tinggal di luar pulau.
Hingga akhirnya waktu memberiku kesempatan untuk merasakan bahwa cinta Bapakku sama besar dengan cinta Ibuku, aku mulai mendekat dan sekarang jadi dekat..
Weleh, malah curhat! Btw, memang mirip..cuma kalah Chubby..hehehhe
saya sampai sekarang masih memandang ayah saya seperti “orang asing” bagi saya
anak laki laki harus mempunyai kewajiban membantu orang tua sampai kapan pun,
salam,
Hmmm apa memang begitu ya?
anak lanang deket sama ibunya
anak wedhok karo bapake?
Met ultah ya oom :)
Katanya justru kalo anak laki dekat dgn ibunya makanya nanti ada kecenderungan dia punya sifat sgt sensitif & cenderung menjadi homoseksual. Makanya si Dhani Dewa bilang klo anak2 dia hrsnya memang dibesarkan sama dia… hihihi…
Memang ada orangtua yg kayak gitu,yg merasa hrs menjaga jarak dgn anaknya, tp ortu sekarang kayaknya dah ga gt lagi, skrg lebih ekpresif dalam menunjukkan sayangnya ke anak.
Selamat ultah utk ayahmu ya, semoga di usia tua2 begini bisa jadi dekat… :)
ternyata ada kesamaan antara aku dan ayahmu, mas: kami sama2 cengeng. hehehe
wah jadi terharu nih,….jadi inget ayah saya yang ada di seberang pulau nih.
mungkin ada benarnya juga kalau ada yang bilang bahwa anak lelaki umumnya akan memiliki kedekatan komunikasi dengan sang ibu ketimbang sang ayah. apa yang dirasakan mas donny sama seperti yang aku rasakan dengan almarhum ayah.
hikssss…
terharu…
hikssss…
mirip… padahal cuman tahu kamu & papamu dari foto :D
akyu dekyat dengyan dyua-dyuanya lyoh…hihihi…so what??? :p
iih kereenn apaan itu yang di blog bagian bawah??
Kadang apa yang terucap memang tidak selalu menunjukkan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh seseorang.
salam kenal mas ^^
Wah pendek sekali sih tulisannya hehehe…
anyway selamay ulang tahun untuk papanya donny… sebentar lagi punya cucu loh. (biasanya berubah banget tuh kalo ada cucu… )
tapi aku maklum kok, adik laki-lakiku juga “tidak dekat” dengan papa. Kalau aku malah biasa-biasa saja atau fifty-fifty dengan papa dan mama.
salam untuk kedua calon ortu
EM
Selamat ulang tahun untuk sang Ayah! Kayaknya memang dimana-mana anak lanang biasanya lebih deket sama ibunya ketimbang dengan ayah
Halah, sungguh membawa saya menajdi mellow. Selamat ulang tahun untuk sang bapak.
saya jg tak dekat dg ayah saya. tapi justru ketika dia sudah meninggal, saya baru sadar bahwa dia sangat berarti bagi saya.
Jadi inget kalo suatu saat nanti kita bakal berpisah … sedih sekali tentunya…anyway, Blognya lagi di rekon ulang yah.. designna agak beda :D
Mari kita selalu mendoakan orang tua kita!
Donny, maaf aku sudah cukup lama tidak berkunjung ke sini…
Selamat ulang tahun aku ucapkan buat Papamu, semoga beliau selalu sehat dan beroleh kebahagiaan…
Hubunganmu dengan Papa, sepertinya mirip dengan hubunganku dengan Papaku. Tapi sungguh, aku sangat mencintai dan menghormati beliau, meski tanpa kata-kata dan bahasa tubuh…
Coba sambil dengerin lagu, I Love You Daddy….Daddy You know how much I love you…
Kata orang, banyak anak lelaki memang cenderung lebih dekat pada ibunya. Tapi bagaimanapun, seorang anak lelaki pastilah tidak bisa lepas dari figur ayahnya. Mengapa banyak anak lelaki sukar dekat dengan ayahnya, barangkali karena pada dasarnya lelaki tidak terlalu pandai mengungkapkan perasaan mereka. Tetapi isak papamu ketika melepasmu pergi ke Australia, adalah bukti tak terbantah bagaimana perasaan beliau kepadamu kan, Don?
Selamat ulang tahun untuk papamu, semoga beliau selalu dikaruniai kesehatan dan kebahagiaan. Amin.
Hehehe…ceritamu ini khas lelaki.
Biasanya antara anak lelaki dan ayahnya, kedekatannya akan berbeda jika dibanding kedekatan anak perempuan dan ayahnya. Kan lucu kalau melihat seorang ayah memeluk anak lelakinya yang sudah besar, padahal lumrah jika sang ayah memeluk anak perempuannya
Tapi bagi seorang ayah, anak lelaki adalah penyambung nama keluarga, apalagi keluarga Jawa yang masih sistem patriarhal. Masih teringat jelas, bagaimana bangganya suami saat bayi yang lahir, anak pertamanya adalah laki-laki
heee…kok comment ku gak ada ya?
udah panjang2 hiks :(
atau jangan2 kena moderasi mas????
kalo gitu comment singkat :
walaupun tulisan ini singkat, aku tau kok mas kamu sayang banget sama beliau…walaupun cara kalian berdua mengungkapkannya berbeda :D
Tulisan yang singkat, dengan bahasa yang jujur…
Aku dulu juga merasa nggak dekat dengan papaku. Ada semacam
Waduuh … lagi terserang penyakit malas menjawab komen ya Don? :D
Udah sembuh Bu :)
Biasane panggil Pak e’ … kok skrg berubah…
Ingat Pak e’ lbh sreg d panggil Pak e’ ketimbang Papa…
Keaslian dan kejujuran justru membuat seorang pak e’ dr Mblateran bangga…
Pak e’ jenengan mboten ngagem blangkon mas?
Hehehehe, rupanya Mbak Anita ini memang kesengsem berat denganku :))