Dalam beberapa hal, aku ini sebenarnya adalah pribadi yang ngebosenin! Salah satunya soal makanan. Aku terbiasa makan makanan yang itu-itu aja. Jadi ketika banyak orang tertarik pada wisata kuliner, aku cenderung biasa aja, bahkan sebenarnya tak terlalu suka.
Makan yang itu-itu aja
Misalnya kami sekeluarga pergi ke sebuah rumah makan penyaji masakan Indonesia di Sydney. Makanan yang kupesan di rumah makan itu sejak mereka buka beberapa tahun lalu hingga sekarang ya tetap sama: nasi goreng pedes banget, telor ceplok setengah matang dan ayam goreng kering. Begitu terus-menerus…
Saking ajegnya, setiap aku datang, gak perlu ngomong apa-apa, tinggal angkat jempol mereka sudah bilang, “Siap!” Sepuluh menit kemudian, makanan sampai di atas meja.
Istriku pun kadang sampai heran. Tapi apa daya, suaminya nan keren ini sudah percaya bahwa masakan rumah makan yang itu lebih cocok untuk menu tadi meski aku sebenarnya juga nggak fair ngomong gini karena belum pernah ngerasain menu yang lainnya juga sih! Hahaha…
Wisata kuliner?
Pada dasarnya aku memang tidak hobi makan. Aku makan hanya ketika lapar. Karena itu aku nggak suka coba-coba karena momentum lapar bagiku harus dituntaskan dengan makanan yang menurutku enak, kenyang, beres! Lagipula ya kalau yang dicoba enak, kalau enggak… wah bisa jadi hancur lebur mood-ku!

Tapi kadang kalau pergi berwisata ke satu daerah baru saat liburan, mau-tak-mau aku memang harus mencoba. Tapi percobaanku bisa dibilang ya tetap itu-itu aja. Kalau di rumah makan asia pilihannya selalu nasi atau ayam goreng. Jadi kalau bumbunya kurang nendang tinggal dicocolin saus pedas atau ditaburi garam kalau kurang asin. Beres!
Kalau pilihannya ke rumah makan western, aku memilih medium rare stake yang tidak di-marinated. Tinggal ditaburi merica dan garam serta dicocoli mushroom sauce lalu dihajar dengan segelas Shiraz kesukaan. Beres!
Terpaksa wisata kuliner? Percaya istri saja!
Kalaupun… kalaupun terpaksa harus berwisata kuliner, biasanya aku mengikuti saran orang yang kupercaya memiliki lidah yang sama. Tepat dugaanmu, orang itu adalah istriku sendiri :)
Jadi kalau istriku bilang enak, aku percaya itu enak! Sebaliknya kalau istriku bilang nggak enak apalagi kalau ditambahi kata-kata, “Percaya deh kamu nggak bakalan suka!” maka mau enaknya seperti apapun aku gak akan bilang enak juga! Hahaha…
Tapi kalau istriku nggak ikut atau belum pernah makan juga sebelumnya? Ya udah, terima nasib. Aku akan mensugesti diriku bahwa yang kumakan pasti enak. Kalaupun ternyata benar-benar nggak enak ya tetap kutelan tapi sesudahnya mampir ke McDonald’s terdekat ambil burger meal dihajar kenyang-kenyang!
kalo gue sih ga ribet,
kalo emang makanan itu belum pernah dicoba, pasti serta merta akan gue cicipin.
ga enak, ya udah, lupakan, ga akan lagi nyobain :D