Seperti yang kutulis di status Facebook siang tadi, terkait dengan peristiwa penyekapan sandera di Lindt Cafe, Martin Place, Sydney sejak tadi pagi (hingga tulisan ini kupublikasikan belum semua sandera bebas meski telah ada lima yang entah dilepas atau melarikan diri), seorang wartawan sebuah kantor berita asing di Jakarta menelponku.
Begini, jalannya ‘wawancara’ tadi:
Wartawan: Mas Donny, bagaimana sentimen warga Australia terhadap warga indonesia terkait kejadian tadi pagi?
DV: Hmmm, nggak tau mas, nggak ada sentimen tuh. Kenapa memangnya?
Wartawan: ya kan kayak di US dulu waktu berita WTC banyak warga indonesia yang kena sentimen di sana…
DV: oh ic..
Wartawan: Di situ nggak ya?
DV: sejauh yang saya tahu enggak…
Wartawan: Kok bisa?
DV: Bahkan waktu kasus sadap-menyadap di sini juga adem ayem, rakyat indonesia membaur..
Wartawan: Tapi kan kalo di Amerika dulu kaum muslim kena sentimen, Mas?
DV: Wah kalau soal agama saya nggak tahu Mas…
Wartawan: Mas Donny muslim atau non muslim?
*Wartawan kok kepo ya*
DV: Saya non muslim…
Wartawan: Oh baik mas, terimakasih kalau begitu.
DV: sama-sama, Mas…
Wartawan: Selamat pagi!
DV: Selamat siang!
Mungkin saya bukan narasumber yang dicarinya dan saya juga bukan tipe orang yang gatal pengen ngetop lalu memberi jawaban yang saya tak tahu pastinya…
Semoga para sandera bisa bebas dengan selamat. Sungguh, kami sedang menantikan Natal di sini, bukan seorang teroris yang lebih sering kami lihat di film-film…
No matter how horrific these events can be, we cannot allow ourselves to be intimidated.
Joe Hockey, 15 Desember 2014
Wartawan emang kepoan banget mas. :)
wartawannya “maksa” gitu keponya….