• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Warna langit yang sebenarnya

21 Oktober 2013 9 Komentar

Dua kali dalam lima tahun pertama tinggal di Sydney, Australia aku mengalami fenomena alam yang belum pernah kualami sebelumnya yaitu langit yang tiba-tiba berubah warna; tak hanya biru dan kelabu, dua warna yang mengindikasikan cerah dan mendung.

Rabu, 23 September 2009.
Pagi itu seperti biasa aku bangun jam setengah enam pagi. Tapi yang menjadi agak sedikit luar biasa adalah suara angin yang begitu kencang di luar, menderu-deru mengalahkan kicau burung yang biasanya terdengar meriah.

Penasaran lalu kubuka jendela kamar dan astagaaaa? langit menjingga, matahari tak tampak sama sekali meski aku bisa melihat sekeliling yang berarti sinarnya sampai ke permukaan bumi.

Segera kubangunkan istriku, kupikir ini adalah fenomena biasa yang terjadi di Australia namun pertama kali kualami karena waktu itu aku bahkan belum segenap setahun tinggal di sini.

Joyce bangun, melongok ke jendela dan hanya takjub berkomentar, ?Oh my goodness!?

Aku panik meski aku tak ingin menampakkannya ke Joyce yang waktu itu mengandung Odilia, anak pertamaku.

Pikirku, ini kiamat! Tapi otakku bekerja, kalau ini kiamat, harusnya daerah lain di seluruh penujur juga mengalami hal yang sama. Segera kubuka Facebook dan fiuhhh aman? tak terjadi apa-apa di Indonesia.

Aku lalu turun ke bawah, menghidupkan televisi dan mencari berita. Dengan bahasa Inggris yang waktu itu masih jauh lebih buruk dari sekarang, aku mendapatkan informasi bahwa sedang terjadi badai pasir, dust storm. Sekonyong-konyong ada angin super kencang dan berukuran besar yang menerbangkan debu pasir di padang gurun sisi barat daya negara bagian New South Wales menuju ke arah laut Tasmania di sisi timur Australia. Badai itu mengenai tiga negara bagian, ACT, New South Wales dan Queensland. Menariknya, hal ini bukan yang pertama terjadi tapi yang terburuk dalam 70 tahun terakhir.

Hingga sekitar pukul 8 pagi, langit masih pekat meski tak lagi jingga tapi kuning.
Pukul 10, matahari berangsur menampakkan diri, langit masih kuning tapi semakin tipis menyerupai mendung tebal. Jelang tengah hari, warna biru mulai tampak dan pukul 2 siang, langit cerah seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya.

Simak di URL ini untuk keterangan lebih lanjut tentang dust storm yang terjadi waktu itu beserta foto-fotonya.

Kamis, 17 Oktober 2013
Hingga jelang tengah hari, tak ada satupun yang aneh dengan langit, biru, menyenangkan. Tapi keganjilan mulai terjadi sekitar jam 2 siang. Dari arah barat, langit tampak menguning. Kuningnya tak lebih pekat dari dust storm yang kuceritakan di atas, tapi ketika pada akhirnya menyelimuti langit seluruhnya, perasaan ?panik? muncul lagi.

Epping station, sekitar jam 5 sore. Tanpa olah digital :)
Langit seperti di Mars membuat bangunan kuno tampak lebih ‘putih’ karena kontras dengan langit. Tanpa olah digital :)
Dekat rumah. Karena kontras langit membuat tiang listrik dan pohon tampak mengkilap. Indah ya? Hahaha.. sekali lagi, tanpa olah digital :)

Kubuka situs web berita dan kudapati bahwa langit berubah seperti itu karena kebakaran hutan yang kian meluas di sisi barat kota Sydney. Pengamat menyatakan bahwa ini barulah permulaan karena tingkat kekeringan yang begitu tinggi serta temperatur yang juga diramalkan akan semakin meninggi mengingat ini baru musim semi dan musim panas baru mencapai puncaknya desember – januari serta tiupan angin yang kencang bisa saja memperparah keadaan dalam beberapa waktu ke depan.

Jadi, siapa bilang langit itu biru warnanya?
Alam bisa mengubah-ubahnya dan kita hanya bisa menerima apa-adanya…

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Australia, Cetusan Ditag dengan:fenomena alam

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. airyz mengatakan

    22 Oktober 2013 pada 10:32 am

    waduh kebakaran hutan to.
    :o

    Balas
  2. applausr mengatakan

    22 Oktober 2013 pada 7:57 pm

    wow warnanya bagus ya… bahaya tidak tuh kalau keluar. Nice Photo sebenarnya. Setuju, langit tidak selamanya biru… suka suka yang buat saja mau warnanya apa. :) Lama tidak kesini kok pake captcha?

    Balas
    • DV mengatakan

      24 Oktober 2013 pada 9:01 am

      Iya, spammernya makin rame.. maklum blogger seleb hahaha :)

      Balas
  3. Made Wirautama mengatakan

    28 Oktober 2013 pada 11:43 am

    Dari judulnya saya mengira tulisan ini akan berisi tentang hal yang berkaitan dengan agama :D

    Balas
    • DV mengatakan

      28 Oktober 2013 pada 3:38 pm

      Hahaha berarti aku sukses merangkai judul ya hahaha

      Balas
  4. Imelda mengatakan

    28 Oktober 2013 pada 10:00 pm

    langit di sini bisa pink di sore hari (winter) sehingga membuatku takjub!
    Tapi di sana memang banyak pasir merah nya sih ya, jadi tertiup angin badai bisa menimbulkan fenomena begitu.
    Kalau aku pernah alami warna kuning karena pasir dari china

    Balas
    • DV mengatakan

      30 Oktober 2013 pada 1:22 pm

      Ya, berarti langit memang tergantung apa yang dibawa dari permukaan bumi ya :)

      Balas
  5. Yeni Setiawan mengatakan

    14 April 2014 pada 3:12 pm

    Sori ngomentari tulisan lama Mas. Baca tulisan ini aku jadi kelingan jaman SD dulu, sekitar jam 7 malam langit di timur terlihat merah dan berkedip-kedip (sebenarnya berganti-ganti antara merah dan hitam). Medeni tenan, apalagi jaman itu belum ada social media untuk mencari tahu ada apa gerangan.

    Beberapa hari setelahnya aku baru tahu kalau warna langit itu gara-gara salah satu sumur minyak di Cepu terbakar.

    Balas
    • DV mengatakan

      14 April 2014 pada 3:13 pm

      Wakakaka aku bisa bayangin sih.. mesti rasane kaya pengen nelen ludah tapi ga abis2.. pengen pipis tapi ga keluar-keluar ya.. :)

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT