Wagu…

3 Jun 2008 | Cetusan

Siang tadi, DM, teman dekatku dari Bandung menanyakan tentang theme blog yang terbaik untuknya.

“Aku butuh second opinion-mu!” begitu katanya.
“Lha kok gitu ? Kenapa mesti aku?”
“Soalnya terkadang masukanmu ciamik!”
“Ouww…”
“Sesuatu yang kamu bilang wagu, terkadang memang wagu beneran jadinya..”

Hehe, saya jadi tertawa sendiri melihat ia menulis kata “wagu”.
Banyak orang bilang, aku memang sangat sering berucap kata “wagu” dan sekarang giliran dia yang secara tidak langsung menunjuk betapa aku begitu “dekat” dengan istilah itu.

Wagu!
Ya, wagu!
Untuk sesuatu hal yang agak tidak sesuai dengan porsinya, aku selalu bilang itu wagu!
Wagu bukan berarti yang terburuk, karena untuk maksud tersebut, aku cenderung menggunakan kata “ajur!”, “modyar!”, “bosok!”, “pekok!”, “mawut!” dan sebagainya.
Contohnya ketika aku melihat ada wanita yang tak terlalu tinggi dan berkaki pendek mengenakan celana cutbray serta sepatu tanpa hak, aku akan berujar “Wagu!”
Ketika aku melihat ada desain hasil karya designerku yang sebenarnya bagus tapi tidak sesuai dengan image perusahaan client, maka aku spontan bilang “Wagu jhe designmu kali ini!”

Mengingat kata “wagu”, aku jadi teringat saat pertama istriku belajar menggunakan istilah ini.
Kalau nggak salah kejadiannya tahun 2005 yang lalu. Mungkin karena terbiasa mendengarkan aku berkata “wagu”, maka ia pun mulai belajar mengucapkan dan menggunakannya
dalam konteks pembicaraan. Suatu kesempatan ketika hendak pergi bersama-sama, ia yang waktu itu masih berstatus sebagai pacar, berkata “Kamu kok wagu men tho pakai kaos itu?”
Saya pun ngakak bukan kepalang mendengar ia mengucapkan kata “wagu men” dalam pelafalan orang betawi yang lama tinggal di ostrali.

Jadi, gimana teman-teman…apa kalian juga tertarik memasyarakatkan wagu dan me-wagu-kan masyarakat?
Kalau iya, belajarlah mulai sekarang untuk menyikapi sekelilingmu, dijamin kalian semua bakalan ketagihan berucap “wagu”.

Test case aja dulu, untuk yang pertama, coba tepat atau tidakkah kalau kita mengucap “wagu” untuk mengomentari tentang sikap pemerintah
terhadap kekerasan di Monas 1 Juni 2008 yang lalu yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dengan atribut tertentu pula yang
jelas-jelas telah mencederai kemajemukan bangsa kita ini?

Ayo! Monggo dijawab, wagu apa ndak ?!
Selamat belajar menggunakan kata wagu, semoga kalian tidak benar-benar wagu dalam menjawab!

Sebarluaskan!

9 Komentar

  1. Seng luwih wagu kok yo ono wong seng membahas kata “wagu” itu sendiri
    Btw .. aku masih mencoba mengira-ira .. piye logat “wagu men” seng dinggo bojomu ndisik don hahaha

    Balas
  2. Ya-ya. Tulisanmu kali ini memang sungguh wagu! Hahaha!! =))

    Balas
  3. Dengan ini saya nyataken Donny Verdian sebagai pria terwagu se-Ngayogyakarta Hadiningrat…

    Balas
  4. ini masuknya renungan? hahahaha wagu
    ada kok di kompas hari ini, anak macan keblinger ;)
    aduh saya kuwalat sama mas idola deng kalo saya ngomong tulisane wagu …
    ngacir …

    Balas
  5. Jadi wagu artinya apa sih Don? *beneran tetep nggak ngerti* :P

    Balas
  6. @Momon:
    Waduh, susah juga tapi pokoknya wagu itu ndak terlalu baik :)

    Balas
  7. Maaf, ya, tapi apa artinya ‘wagu’?

    Balas
    • Hi, K…
      Wagu means “kurang sesuai dengan keadaan”… “norak”..
      Kamu dari Australia juga ya? Aku tinggal di Sydney :)

      Balas
  8. hahahah ,, wagu kie asyikkkkk ,,,, wong wagu do kumpul2 pembicaraane wagu kabehhhhhhh ,,,,,, ayo podo waguuu hahahahah

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.