Tulisan ini adalah rangkaian dari serial tulisan 'Vakansi ke Canberra'. Untuk menyimak selengkapnya, klik di sini.
Salah satu pengalaman tak terlupakan sepanjang hidup adalah mengalami gempa bumi dahsyat di Jogja, akhir Mei 2006 silam. Boleh percaya boleh tidak, setelah lima tahun berlalu, trauma goncangannya hingga kini masih terasa.
Nah, di Questacon, The National Science and Technology Centre, Canberra , aku mencoba melawan rasa trauma itu dengan masuk ke ‘Rumah Gempa’, sebuah rumah buatan yang memiliki tata atur miripnya rumah betulan lalu pengunjung yang dibagi dalam grup-grup kecil dikumpulkan dalam ‘living room‘ rumah tersebut. Pemandu ‘rumah’ lantas menjelaskan tentang ‘gempa’ yang akan terjadi dan beberapa saat kemudian ‘gempa’ pun datang menggoncang!
Untuk lebih jelasnya, aku merekam pengalaman itu melalui gadgetku dan kalian bisa saksikan di bawah ini:
Kekuatan gempa yang dihadirkan di ruangan itu konon kabarnya mirip dengan gempa terbesar yang pernah tercatat sepanjang sejarah modern Australia, terjadi di Newcastle, NSW pada 28 Desember 1989 sebesar 5.3 Skala Richter.
“Rasanya seperti apa, Don? Gedean mana sama yang di Jogja?” tanya teman-teman setelah aku keluar dari Rumah Gempa tanpa wajah pucat ketakutan.
“Ngga perlu dijawab! Kalau menyeramkan kalian pikir aku berani ngeluarin iPhone trus ngerekam di dalam tadi?” Aku lantas ngeloyor pergi.
* ? ? * ? ? *
“…ajakan yang diselipkan pada hampir setiap wahana untuk kita semakin menyayangi lingkungan hidup menggunakan pendekatan teknologi…”
Rumah gempa hanyalah satu dari sekitar 200 ‘wahana’ interaktif yang dihadirkan Questacon, The National Science and Technology Centre yang kukunjungi di penghujung liburanku ke Canberra, Minggu 12 Juni 2011 silam. Memanfaatkan gedung sumbangan dari pemerintah Jepang yang dihibahkan pada 1988, Questacon menjadi surga bagi mereka yang haus akan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, utamanya anak-anak usia sekolah yang memang sedang getol-getolnya tertarik pada ini dan itu.
Bagiku sendiri, mengunjungi Questacon tak ubahnya seperti sebuah reuni karena pada masa sekolah dulu, Fisika adalah ilmu yang paling kugemari di antara cabang-cabang ilmu lainnya sementara Questacon nyaris semua wahananya bicara tentang Fisika dan praktiknya meski dalam persoalan-persoalan standar. Kita tak bisa menemui wahana yang bicara soal hukum relativisme ataupun teori atom yang kompleks misalnya. Paling mentok hanya proses terjadinya petir yang dihadirkan secara nyata memanfaatkan komponen-komponen alam yang reproduksi dengan hukum fisika terkait; bukan bo’ong-bo’ongan semacam lampu kilat dan sebagainya yang kerap dipakai di pelem-pelem horror itu.
Salah satu sisi yang tak kalah menarik dari Questacon adalah ajakan yang diselipkan pada hampir setiap wahana untuk kita semakin menyayangi lingkungan hidup menggunakan pendekatan teknologi dan bukan sebaliknya, merusak alam bersenjatakan pengetahuan dan teknologi yang kita miliki.
“…pesanku sebelum mengunjungi ke Questacon, bekali diri kalian dengan bahasa inggris yang baik karena beberapa instruksi dan penjelasan pada setiap wahana dituliskan dalam bahasa inggris yang cukup formal…”
Oh ya, satu pesanku sebelum mengunjungi ke Questacon, bekali diri kalian dengan bahasa inggris yang baik karena beberapa instruksi dan penjelasan pada setiap wahana dituliskan dalam bahasa inggris yang cukup formal dan memuat kosa kata yang agak sedikit ‘jauh’ dari sekadar english for conversation yang kupergunakan sehari-hari.
Berikut ini adalah wahana-wahana yang sempat kucatat ketika berkunjung ke sana:
H2O
Dari judulnya kita sudah tahu bahwa wahana ini bicara tentang air, sifat-sifatnya dan upaya-upaya konservarsinya. Di sana dihadirkan banyak wahana interaksi pengetahuan tentang air mulai dari bagaimana air berasal, bagaimana alam mengolah air serta berbagai macam fenomena alamiah yang terjadi terkait dengan air.
Perception Deception
Ini perkara bagaimana kita memandang suatu kejadian alam yang kadang ternyata berbeda dengan kejadian yang sebenarnya terjadi. Ada begitu banyak hal yang coba dijelaskan secara mendetail pada kelompok wahana ini. Salah satunya adalah yang kutampilkan pada foto di bawah.
Awesome earth
Ruang gempa dan wahana petir yang kuceritakan di atas ada di kelompok wahana ini. Yang tak kalah menariknya pada Awesome Earth adalah simulasi tornado dan … tsunami. Secara detail kita bisa melihat bagaimana proses tsunami terjadi melalui maket yang dihadirkan dan bisa dimainkan di sana.
SideShow
Kesan pertama masuk SideShow ini mirip sirkus pasar malam karena memang konsep kelompok wahana ini adalah mengulik kenyataan teknis dibalik fun show.
Dua hal menarik yang bisa kuceritakan adalah Free Fall, sebuah papan peluncur berlapis logam mirip perosotan tapi sudut deviasinya nyaris 90 derajat dengan permukaan lantai. Tingginya juga lumayan ekstrim, ada kali kalau cuma 5 meter. Lalu mereka, utamanya anak-anak, yang berani meluncur mengantri di atas sedetik kemudian… sssssrrrrrrr… ajaib! Meski 90 derajat namun tubuhnya tetap selaras dan menempel di lapisan itu dan mendarat dengan selamat. (Daripada saya lebih detail menjelaskan dan kalian lebih pusing mencerna, lebih baik lihat gambar di sini.
Lalu yang kedua adalah Guillotine.
Kalian nggak perlu kerja dulu jadi TKW dan ngga perlu membunuh majikan untuk merasakan bagaimana sensasi kepala yang nyaris ditebas pisau. Di wahana Guillotine ini kita bisa berperan seolah -olah menjadi terhukum yang akan dipancung kepalanya menggunakan pisau guillotine. Setelah tangan dan kepala kita masuk ke dalam cangkang, pisau pelan-pelan akan naik ke atas lalu sesaat setelah di puncak, sekonyong-konyong pisau dijatuhkan dan kata si Wijaya, temanku yang mencobanya, sensasi rasa takutnya memang mengerikan karena ketika pisau dijatuhkan ada kibasan angin mengenai tengkuknya dan suara pisau yang dijatuhkan itu benar-benar menggetarkan telinga. Argghhhh… Untung aku nggak mencobanya :) Gambar jelasnya, klik di sini.

Aku difoto dibalik kaca dengan tekstur tertentu yang menghasilkan image yang berbeda satu sama lain. (Taken by Wijaya Trio)
Selain kelompok-kelompok wahana di atas, di beberapa bagian di luar kelompok-kelompok itu dihadirkan pula robot yang bisa merespon setiap masukan dari kita, sebuah pendulum raksasa yang terus bergerak secara alami dan yang paling menyenangkan tentu… merchandise store yang menjual barang-barang terkait wahana-wahana yang disajikan.
Pengennya sih beli, tapi lantas mengingat pertanyaan “Untuk apa?” niat pun kuurungkan sambil menunggu Odilia, anakku, besar… di saat itu aku pasti punya alasan untuk membeli merchandise-merchandise itu :)
Bersambung…
hihihi seru juga ya klo masuk rumah gempa itu.. tapi yang terahir gelap sih jadi gak seberapa keliatan barang-brang yang jatuh ya.. dan Guillotine nya itu seru, aku mau di foto disitu mas don :D
which face is normal?
tolong dibalik dulu kartunya dong mas :D
Karena tahu kalau bukan gempa sungguhan masih bisa tenang ya… penonton nya nggak sampai berlarian kan?
Menarik untuk anak-anak untuk lebih memahami ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
penginnn ke Canberra juga, belum pernah…. masih ngubex ubex seputar semarang tok tiap arinya….
Ah ada pemancungan dengan silet itu, kejamnya dirimu, Mbah..
air asia masuk gak yah disana….wah kalo aku maunya ke sydney dulu lah…
face sing normal sing tengah to? :)
asyik banget inih.
tapi kalau untuk mencoba Guillotine atau Free Fall, nggak deh.
baru ngebayangin lewat gambarnya aja udah berasa kesemutan.
btw, hebat euy bisa bikin simulasi gempa begitu, tapi suara getek-geteknya itu apa ya?
Objek wisata sekaligus menambah pengetahuan….senangnya
:)
tadinya aku pikir gempa betulan. Wah seru ya ada wahana yang menambah wawasan :)
ada yang sampe pipis di celana ga gara2 takut, Don?
dilihat dari komentar dan videonya sepertinya gempanya gak ada apa2nya ya mas.. tapi aku gak pernah (dan jangan sampe deh) ngerasain gempa, jadi mungkin kalau 5 sr bisa panik deh aku..
Waw, asyik sekali ya ke Questacon ini. Di Fakultas Teknik Sipil UII (kampusku) kebetulan teknik gempa menjadi salah satu bidang kajian yang maju, kayaknya rumah gempa ini perlu dipelajari. Kami punya model, tapi skala kecil, jadi nggak bisa dimasuki orang.
Foto tiga cewek itu, pastinya yang tengah ya yang normal? Dan sensasi leher dipenggal guillotine? Oh noooo …. no way lah, meskipun cuma sensai :ice