Untuk Apa Kamu Berdoa ?

1 Jun 2008 | Cetusan

Apa yang kamu lakukan ketika doa?
Apa pula yang kamu harapkan di dalamnya?

Aku ingat betul, sekitar empat tahun yang lampau, ketika sedang bersantap malam bersama dengan beberapa teman, salah satu teman dekatku bertanya sinis padaku

“Kamu tuh ngapain mau makan kok pakai acara doa? Biar kelihatan menonjol gitu?”

Terus terang aku terkaget-kaget ketika itu karena tak menyangka ia akan begitu offensive-nya menyerangku, padahal sebelumnya tak banyak masalah yang kudapatkan darinya.
Untuk beberapa saat saya pun bengong tak menjawab, tapi sekitar 2 menit berikutnya aku mencoba menjawab

“Hmmm.. ya bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan atas makanan yang kuterima.”

Lalu sekali lagi, dengan sinisnya, ia pun mencibir dan bicara “Hhhhh.. apa kamu pikir Tuhan ndak tahu kamu sedang makan dan sedang berterimakasih?”

Aku lalu geleng-geleng kepala lagi, entahlah apa maunya teman dekatku itu tadi. Hingga akhirnya sekitar dua tahun yang lampau ketika ia menikah, aku sempat kaget ternyata
ia menikah juga di gereja, karena kupikir ia sudah tidak mau menginjakkan kaki lagi di gereja.
Dan, ehhh.. sekarang pun hampir setiap minggu aku melihat mobilnya diparkir di areal parkir Gereja St Antonius Kotabaru Yogyakarta untuk mengikuti ekaristi mingguan bersama
anak dan istrinya.
Ya, aku hanya bersyukur dan berharap semoga ia sekarang mengerti kenapa dulu aku berdoa setiap menjelang makan :)

Aku berdoa untuk bersyukur, tak lebih.
Aku sangat jarang berdoa untuk meminta, karena Dia telah memberikan aku kelebihan, tak kurang.
Kalaupun aku meminta, aku takut tak dikabulkan dan aku bisa kembali “ilfil” kepadaNya.
Maka lebih baik aku bersyukur aja.. dikasih syukur, nggak dikasih juga disyukurin.

Kalau menurut kamu, berdoa itu untuk apa?

Sekedar stor tampang ke Tuhan?
Meminta sesuatu sesuai keinginanmu?
Meminta sesuatu sesuai kebutuhanmu?
Bersyukur?

Atau apa ?

Sebarluaskan!

10 Komentar

  1. Berdoa banyak artinya bos… tergantung dari si pendoa itu sendiri. aku sependapat dengan tulisanmu kalo berdoa itu untuk berterima kasih, tapi menurutku lebih dari itu yaitu pertolongan.

    Balas
  2. Oh, tentu banyak isinya. Apa yang kau sebutkan seperti: meminta sesuatu atau bersyukur, jelas termasuk di dalamnya.

    Balas
  3. Berdoa itu untuk menempatkan harapan kita tetap diatas, tidak jatuh terpuruk didalam kolam keputusasaan.
    Berdoa itu untuk tetap membuka hati kita dan menahan kesombongan kita sebagai manusia, bahwa segedhe apa kita, seberapapun kuasa kita .. masih ada DIA yang melebihi semuanya yang tidak memerlukan apa-apa dari kita yang suka sok berbuat atas namaNya

    Balas
  4. @Leinad Ardneham : lebih baik kau tanyakan saja pertanyaan itu sama pram mas….

    Balas
  5. mungkin justru sebaliknya
    Kawan Anda justru orang religius intelek yang kritis, tur rodo egois. kalimat “apa kamu pikir Tuhan ndak tahu kamu sedang makan dan sedang berterimakasih?” itu nampaknya cukup mewakili. aneh baginya melihat orang berdoa secara vulgar, atau tepatnya.. wagu di-matanya.
    cuman walo-pun wagu seharusnya ya jangan sinis, untung di-depan Anda yang “mitos-nya” agak penyabar, kalo di depan Munarman bisa benjut kale?
    Saya ingat waktu Mami pernah “di-sinis-in” oleh family kami yang terkenal “saklek”
    “Mau Sholat koq pake parfum ama lipstick”
    dan dengan kalem Beliau menjawab “Aku mau menghadap atasan aja dandan dulu biar tidak memalukan koq, apalagi mau menghadap dan berdoa ama Pencipta”

    Balas
  6. @Angga: Hehehe saya selalu tertarik untuk mbales komen Anda di blog Anda, sayang sampe sekarang Anda ndak punya :)
    Soal doa bagi saya ndak ada istilah wagu atau ndak wagu. Lha wong namanya orang bicara dengan Yang Kuasa ya ndak wagu..
    Yang wagu itu kalau orang doa njuk bar kuwi melakukan kekerasan dengan mengatasnamakanNya.
    Tapi yang paling wagu adalah orang yang doa njuk melakukan kekerasan njuk nantang-nantang pulisi buat nangkap dirinya tapi bar kuwi njuk…. mlayu.
    Istilah jawanya rak itu “Tinggal glanggang colong playu”
    Opo tumon!

    Balas
  7. Banyak :
    Saya berdoa karena saya ingin ini dan itu, mau ini dan itu, dan alasan yang paling utama adalah saya ternyata butuh berdoa karena saya ingat asal saya dan nanti matinya mau kemana, gitu !!

    Balas
  8. Selama doa dimaknai di tatanan ritual dan seremonial ya akn cnderung memicu kritisi apakah kita hy skdar menampilkan identitas religius? Kalo doa sudah mnjadi karya, bhakti, upaya berbagi kpd sesama.. Ora et Labora.. Dan siapa yg memerlukan doa? Kita sndiri.. Msh perlu utk mngembangkan potensi diri, berbuat baik pd sesama.. Dan melatih diri, kontemplasi utk bersyukur..

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.