“Udah disuntik vaksin kok masih harus pakai masker?”

15 Jan 2021 | Cetusan

Kemarin, di Facebook aku mengunggah sebuah status terkait dengan pelaksanaan suntik vaksin COVID-19. Begini isinya,

"Udah pake vaksin kok tetap harus pake masker? Lalu apa gunanya divaksin?" Apa udah mulai ada yang bertanya gitu? Jawabnya apa?

Posted by Donny Verdian on Wednesday, January 13, 2021

Masker dan Raffi Ahmad

Pertanyaan itu sebenarnya fiktif belaka atau setidaknya aku tidak mendapatkan langsung dari seseorang. Pertanyaan itu kumunculkan setelah aku mencermati viralnya pemberitaan tentang Raffi Ahmad yang berfoto dalam sebuah pesta tanpa menggunakan masker. Padahal, ia baru saja disuntik vaksin bersama kepala negara di Istana.

Banyak orang, termasuk pihak istana, keberatan dengan sikap Raffi tersebut. Tapi di sudut lain, aku merasa, ada nggak sih yang bertanya sebuah pertanyaan seperti yang kukutip di atas tadi? Ada juga nggak sih, orang yang awalnya juga bertanya seperti pertanyaan di atas tapi lantas karena kemarin Raffi diprotes banyak kalangan orang itu lantas memilih diam nggak berani bertanya dan pura-pura paham daripada ikutan diprotes dan dipergunjingkan.

Sosialisasi Vaksin COVID-19

Kembali ke soal postingan pertanyaan di atas, pada akhirnya banyak jawaban yang kuterima bervariasi dan semuanya sungguh mengundang apresiasi. Namun sebenarnya bervariasinya jawaban yang mereka berikan takutnya adalah penanda kurangnya sosialisasi terkait pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini.

Vaksinasi COVID-19

Di sinilah pentingnya pemerintah mensosialisasikan tak hanya bahwa vaksin sudah tiba dan sudah aman untuk dipergunakan. Pemerintah juga perlu merilis roadmap tentang apa yang hendak dilakukan sedetail mungkin bagi warga. Termasuk di dalamnya (dan tidak terbatas pada…) adalah jadwal penyuntikan, apa saja yang perlu dipersiapkan, lokasi penyuntikan, efek samping serta resiko dan masih banyak lagi.

Ketepatan dan kecepatan pemerintah dalam mensosialisasikan ini setidaknya akan mengurangi sengkarut informasi yang takutnya justru didapat orang-orang dari grup-grup percakapan melalui sumber yang ‘katanya-katanya.’

Ayo pemerintah!
Jangan sia-siakan semangat dan kepercayaan diri rakyat yang sudah sedemikian tinggi ini!

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. Untuk info yang benar saja sudah terlalu banyak jenisnya sehingga masyarakat bingung. Belum lagi ditambah hoax.

    Jadi ya bertahap. Setelah divaksin belum berarti langsung aman. Apalagi vaksinasi berlangsung sampai 2022.

    Balas
  2. tujuan vaksinasi ini sebenarnya bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga orang lain.. tujuan akhirnya ya kekebalan kelompok..

    Jerman sendiri, dengan laju vaksinasi yang sekarang diperkirakan kekebalan kelompok (70% warga tervaksin) akan terbentuk pada tahun 2025-2026..

    saya bahkan sudah membaca informasi juknis tentang pelaksanaan vaksinasi, tanggal, dan lokasinya dari pemerintah Jerman..

    semoga proses vaksinasinya, baik di Indonesia, Australia, dan Jerman berjalan lancar

    Balas
    • Iya, memang yang paling disayangkan itu gak ada informasi detail terkait roadmap-nya. Di Australia sendiri, vaksin masih belum diketahui kapan dimulai. Pemerintah masih menunggu report medis dari vaksinnya gimana. Selain itu, test dan tracing di sini sudah dianggap berhasil karena laju pertambahan kasus dalam sehari rata-rata di bawah 20 dalam satu negara.

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.