U2 360 World Tour, Kenapa tak rugi nonton dua kali?

27 Jan 2011 | Cetusan

Tulisan ini memuat beberapa foto berukuran sedang, barangkali hal ini akan menjadi perhatian Anda.
Tulisan ini memiliki tautan erat dengan tulisan sebelumnya berjudul Liputan U2 360 World Tour Sydney, lagu per lagu

Temanku bertanya, “Don, kenapa kamu harus sampai dua kali nonton U2 concert!?”
Dan berikut ini adalah alasan dan pertimbangan sebagai jawabanku.

Pertunjukan dengan sarana pendukung luar terbaik

Dibanding dengan beberapa konser yang pernah kutonton secara langsung sebelumnya, U2 360 World Tour yang diselenggarakan di ANZ Stadium, Homebush, NSW, 13 – 14 Desember 2010 kemarin adalah yang terbaik ditilik dari sisi pengadaan sarana luar pendukung konser.
Pertama adalah transportasi.
Pihak penyelenggara bekerja sama dengan penyedia transportasi umum (kereta api, bus dan ferry) untuk mengimbuhkan fasilitas transportasi bolak-balik dalam tiket yang dibeli penonton. Hal ini luar biasa karena kita tak lagi harus bingung untuk memikirkan transportasi terutama setelah konser usai yang berarti menjelang tengah malam. Sementara itu, bagi yang mau ‘sok-sokan’ bawa mobil sendiri sih kupikir bukan ide yang bagus karena selain ongkos parkir dan bensin yang mahal, kalau sepulang konser tau-tau kena razia RBT (Random Breath Test) dan kita mesti bayar denda karena ketauan minum alkohol… ah mending tidak!
Tak hanya itu, fasilitas pendukung luar di sekitar venue juga menarik untuk diulas.
Tak hanya diukur dari banyaknya toilet yang disediakan baik permanen maupun non-permanen, lebih dari itu, jajaran penjaja makanan serta outlet merchandise resmi (dan tak resmi!) berjajar dimana-mana. Biasanya, pada konser-konser lain yang kutonton sebelumnya, makanan hanya dijajakan di setiap lantai dekat pintu masuk venue yang merupakan fasilitas bawaan venue. Tapi, pada U2 360 World Tour ini, selain memanfaatkan fasilitas kios penyaji makanan yang ada, tepat di depan ANZ Stadium didirikan sederet booth yang berisi lebih dari sepuluh penjaja makanan yang masing-masing dipisahkan oleh papan pemisah. Makanan yang dijual pun beraneka ragam mulai dari hotdog, fish and chips, burger hingga thai dan chinesse food! Belum lagi penjual minuman dingin yang tak hanya terpatri pada booth tapi juga beberapa dijajakan secara keliling.

ANZ Stadium - the venue


Kerumunan penonton di Olympic Park Station sepulang acara


Deretan penjaja makanan


Sementara untuk urusan merchandise, di setiap pintu masuk terdapat satu outlet penjual merchandise resmi U2. Pada beberapa pintu yang barangkali dijadikan sebagai pintu utama, malah ketika kita sudah masuk ke venue, booth penjualan merchandise resmi U2 disediakan pula. Barang yang dijajakan sama persis antar outlet seperti t-shirt, jacket, sweater, topi, poster dan buku program acara. Tak seperti konser-konser sebelumnya yang kutonton, barang-barang merchandise U2 yang dijual bukan produksi lokal Australia, mungkin karena U2 memang telah teken kontrak dengan Live Nation sebagai penyelenggara merchandise, maka semua merchandise yang dijual berasal dari satu produsen yang sama.

Merchandise outlet!


Eh tadi di atas kutulis yang tak resmi? Yup! Ternyata yang namanya pembajak tak hanya ada di negara-negara tertentu, Saudara!
Di sini pun, saat konser U2 kujumpai beberapa yang menjual kaos dengan harga sangat miring, 20 dollar (harga t-shirt di outlet merchandise resmi adalah 50$)
Meski banyak yang membeli, tapi aku memilih untuk tetap membeli kaos yang di outlet karena selain mutunya lebih bagus, kok rasanya akan sangat kurang ajar dan betapa aku tak tahu terimakasih kepada U2 karena mereka telah begitu baik membagikan musik nan indah itu?
Satu hal yang tak kalah menarik yang hendak kuceritakan adalah adanya sebuah mini-bar yang diadakan di sisi kanan stadium. Namanya juga bar, yang dijual kebanyakan minuman beralkohol semacam bir dan beberapa wiskhy-cola beraneka rupa nan menyenangkan serta menyegarkan. Tak hanya itu, di tengah bar yang separuhnya dibangun semi-permanen outdoor itu ditampilkan sebuah panggung yang menyajikan live performance dari band lokal yang membawakan lagu-lagu U2 (cover version).
Coba kalian lihat foto di bawah, betapa mereka mencoba meniru abis-abisan gaya Bono, The Edge, Larry Mullen Jr dan Adam Clayton.

U2 cover version! They're great though...

Pertunjukan sosial (didukung oleh LSM)

Booth LSM dan salah seorang activist mencari dukungan untuk Burma


U2 360 World Tour kemarin juga sarat dengan aksi peduli sosial yang diusung baik oleh U2 sendiri maupun beberapa organisasi yang diberi tempat dalam pelaksanaan konser.
Sebut saja Demand Dignity, Amnesty International, One.Org (organisasi bentukan Bono) hingga Save Burma (Burma Campaign) yang sangat identik dengan perjuangan pembebasan Aung San Syu Kyii, tokoh perjuangan Burma yang kerap diusung U2 dalam berkarya.
Partisipasi LSM ini bukan pula hanya basa-basi. Sejak sebelum pertunjukan, SaveBurma misalnya menyebar begitu banyak volunteer untuk mengumpulkan dukungan lewat iPad yang ditenteng serta kaos bertuliskan Save Burma (lihat foto).
Di dalam pertunjukan sendiri, orang-orang dari lembaga Amnesty International kebagian untuk naik ke atas panggung, membawa lilin yang ditaruh di dalam gelas kaca besar dan diletakkan di pinggir panggung pada paruh akhir lagu Walk On. Sebelum Aung San Syu Kii dibebaskan akhir tahun lalu, ketika lagu Walk On dibawakan, mereka tidak membawa lilin tapi membawa topeng Aung San Syu Kii dan dipakai bersama-sama dengan penonton sebagai tanda simpati atas perjuangan Syu Kii.
Bono juga adalah biangnya! Ia sendiri adalah penyuara yang mujarab dalam perjuangan-perjuangan sosial. Di sela-sela lagu yang dibawakan, Bono menyuarakan ajakan untuk lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.

Jay-Z

Jay-z time!


Menonton u2 360 concert kemarin tak ubahnya seperti menonton dua konser besar sekaligus karena selain U2, Jay-Z yang ditunjuk sebagai artis pembuka sejatinya bukanlah hanya pembuka melainkan penyaji hiburan yang tak kalah serunya ketimbang ‘artis utama’, U2. Membawakan lebih dari delapan lagu andalan, Jay-Z dengan musik rap-nya adalah magnet ajaib yang membuat penonton yang sebenarnya masih malu-malu bergerak pun berjingkrak-jingrak karenanya; ya semacam pemanasan lah.
Tak hanya itu, suami penyanyi Beyonce dan juga salah satu pemilik klub basket NBA, New Jersey Nets ini pada hari pertama juga tampil bersama U2 dalam Sunday Bloody Sunday. Sayang aksi ini tak diulangnya pada malam kedua.

The Claw, tata panggung, video dan audio yang menawan

The Claw.. the spaceship had been landed :)


Menurutku, yang paling menonjol dari rangkaian U2 360 concert dibandingkan dengan konser-konser termutakhir grup musik lain dan juga dibandingkan dengan konser-konser U2 sebelumnya adalah bentuk panggung yang akhirnya menjadi trade mark dari U2 360 itu sendiri. Bahkan, kata ‘360’ dalam label tour juga berasal dari bentuk panggung yang secara khusus dinamai The Claw itu.
Panggung yang merupakan hasil pemikiran Willie Williams dan Mark Fisher itu memiliki desain dan karakteristik yang unik.
Dari sisi desain, The Claw sangatlah futuristik; berbentuk yang lebih mirip pesawat luar angkasa. Jadi, membayangkan The Claw di stadion bak kedatangan sebuah pesawat luar angkasa yang siap berpindah setelah konser usai. (Kenyataannya memang demikian! Empat jam sesudah konser selesai, proses pembongkaran The Claw biasa dimulai dan total pembongkaran membutuhkan waktu 3.5 hari serta memerlukan 120 truk untuk mengangkut ke tempat lain sebelum ‘pesawat’ The Claw ditancapkan di tempat lain!!!)

Giant screen...


Secara konstruksi, The Claw memiliki sebuah panggung utama yang terletak di tengah dan dilengkapi sebuah ring luar memutari panggung yang terhubung dengan dua buah jembatan gerak dan bisa diakses oleh personil band untuk menyapa lebih dekat ke arah penonton yang berdiri di bibir panggung utama maupun pinggir ring luar. Tak hanya itu, pada sisi panggung utama, bagian tempat Larry Mullen Jr duduk dibelakang set drumnya, bisa diputar secara hidrolik hingga 360 derajat sehingga bisa saja pada lagu tertentu, posisi Larry Mullen Jr yang semula menghadap ke timur bisa menghadap ke arah yang lain.
Pada sisi atas panggung, masih di dalam ‘kungkungan’ The Claw, dipasang giant screen yang merekam aktivitas konser plus memainkan beberapa pemandangan visual sepanjang acara, disajikan secara melingkar pula; mirip tabung yang terdiri dari panel-panel kecil yang bisa ditarik-ulur (expandable). Ketika lagu City of Binding Light yang megah itu digeber, panel-panel tersebut direnggangkan ke bawah hingga kira-kira hanya menyisakan lima meter di atas panggung utama lalu laser berwarna-warni digelontorkan via panel-panel yang sekarang membentuk rongga itu. Itu adalah pemandangan yang sangat menarik! Salah satu teman sesama Indonesian yang menonton saat itu bahkan sampai berujar, “Gue ampe merinding pas bagian itu, Don! Keren abis!”
Dari sisi audio, secara pribadi aku harus memberikan catatan khusus bahwa pada beberapa saat penampilan, kerasnya volume audio yang disajikan membenamkan beberapa bagian detail musik yang harusnya justru muncul dan memperkaya presentasi lagu. Tapi, kabar terakhir (click di sini untuk link) menyebut bahwa sound production team-nya U2 360 Concert baru saja dinobatkan sebagai Best ‘2010 Tour Sound Production’ oleh TEC (Technical Excellence and Creativity) Award di Los Angeles beberapa waktu lalu.
Jadi, abaikan saja penilaian pribadiku soal audio di atas :)

Lagu sama; kesan berbeda

Giant screen...


Dalam dua malam penampilan, bisa dibilang U2 hanya menyajikan beberapa perbedaan lagu yang dibawakan.
Tapi, uniknya, meski membawakan lagu yang sama, kesan yang muncul sebenarnya tak sama benar. Analoginya barangkali seperti apakah mungkin seseorang dapat melakukan tanda tangan yang benar-benar identik? Tentu sangat jarang meski gestur dan bentuk ‘besar’nya sama, bukan?
Nah, itulah! Ada perbedaan yang begitu kentara pada setiap lagu yang diulang untuk dinyanyikan yang akhirnya justru memperkaya persepsiku terhadap lagu-lagu mereka.

ACHTUNG: U2

Yup! Kalau bukan U2, kecuali dibayari, aku tak kan mau merogoh kocek sebegitu dalam untuk menonton dua kali konser pada dua malam berturut-turut.
Kalau bukan U2, aku juga tak kan rela untuk mengambil cuti demi mengirit tenaga untuk nonton konser malam kedua.
Bagiku, U2 adalah supergrup.
Larry Mullen Jr, Bono, The Edge serta Adam Clayton tak hanya memberi pembuktian dari sisi kedahsyatan karya namun juga visi mereka memandang dunia dan perubahannya, perjalanan karir mereka yang termaktub dalam paparan waktu yang tak singkat, juga kemampuan manajerial dari tim pendukung yang bekerja secara luar biasa sehingga menghadirkan sebuah konser yang sangat brilian dan tak mudah bagi grup/penyanyi manapun untuk menyaingi dalam hitungan kurang dari kurun satu dekade, barangkali.

Orang tampan *eh :)

Sebarluaskan!

24 Komentar

  1. yaya..semuanya ok, kecuali caption di foto terakhir.. *eh*
    wakakakakakkakaakak…

    Balas
    • Emang sedikit orang yang bisa menerima kenyataan bahwa gw tampan, Ren :)

      Balas
  2. 9 tahun lamanya don… *eh

    Balas
  3. tdk ada sanggahan utk komentar yg pertama itu. :)

    Balas
  4. setuju sekali dengan salah satu kelimat di akhir mas bahwa “U2 adalah supergrup”..
    memang tuh group keren banget :)

    Balas
  5. Masih mau nonton sampai 4 x ga Don?
    Tapi kalau melihat betapa profesionalnya konser itu diselenggarakan, mulai dari bus penonton sampai mini bar yg nyaman, aku rasa konser itu sendiri boleh dibilang sdh jd hiburan the whole package. Bayar sekian, tapi semuanya dapat.

    Balas
  6. aku nonton legnya yang awal-awal di amsterdam, musim panas 2009. waktu itu band pembukanya snow patrol dan memang konsernya keren banget. tak terlupakan sepanjang hayat.

    Balas
    • Hey, kehormatan bagiku karena kamu komentar di sini :) Pakabar?

      Balas
  7. Saya selalu suka membaca laporan mu tentang pertunjukan musik, menunjukkan DV tak sekedar menikmati musiknya namun juga memperhatikan deti lainnya, tentang penataan panggung dsb nya.

    Balas
  8. Pihak penyelenggara konser yang bekerja sama dengan transportasi untuk penonton itu, lo Om, yang sungguh menarik.

    Balas
    • Betul, Pak… yang dibutuhkan sebenarnya cuman kesepakatan :) Sesuatu yang mudah dan murah :)

      Balas
  9. wah keren mas.. jadi pengen, btw di australia kerja apa mas? :D

    Balas
    • Saya? Di bidang musik, Mas.. saya kan vokalisnya U2! *eh :)

      Balas
  10. U2 bawain Lgu Yg Jdul Vertigo Gk. . .?? Mantapzzzz. .yeach Yeach Yeach

    Balas
  11. Reportnya mantap. Suka bacanya.
    Eh bagian yang terakhir itu bukti narsis bukan sih? ;))

    Balas
  12. Reportase yang mendalam, ga heran sejak era 1992 – 1993 mereka selalu menjadi “The Greatest Show on Earth”

    Balas
  13. Ijin share tulisan ini di group FB =)

    Balas
  14. Pada beberapa foto kok blur ya, Mbah?
    Sengaja ya?
    Aku ga boleh ngintip cewek-cewek bule ya?

    Balas

Trackbacks/Pingbacks

  1. Atomic Bomb Footage - [...] Los Angeles, USA Related to this you can read: http://donnyverdian.net/2011/01/27/u2-360-world-tour-kenapa-tak-rugi-nonton-dua-kali.html [...]
  2. Risalah Akhir Pekan IX/2015 - Donny Verdian - […] ?menikmati? jalannya konser. Hal seperti ini pernah pula kurasakan saat aku pergi menonton konser U2 pada Desember 2010 silam;…

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.