Tulisan yang Banyak Nggak Nyambungnya

8 Jan 2008 | Cetusan

Bagi kalian yang pernah nonton Bruce Almighty (2003), ingatkah kalian pada kejadian tatkala si Bruce dipecat dari pekerjaan, dan dia mulai meragukan masa depannya dan eksistensi Tuhan? Lantas ia bertemu banyak sekali pertanda di sekitarnya ? Iya, tanda-tanda yang seolah-olah dilukiskan sangat menguatkan bahwa ketidakyakinan si Bruce itu salah besar! Seperti ketika ia melihat seorang pengemis dan pendemo dengan papan bertuliskan sesuatu? Lantas ketika ia menemukan sebuah pager yang berisikan pesan “dari Tuhan” ?
Aha! Pagi ini aku merasakannya :))

Life is Mine!
Yeah!!! Di plat nomer motor yang ditunggangi seseorang di depanku pas di perempatan Baciro – Yogyakarta tertera sticker bertuliskan “Life is Mine”.
No, God! No!
Hidup ini bukan milikku melainkan milik Tuhan.
Ah, tapi lebih tepatnya hidup ini milik orang-orang yang ada dalam lingkungan kasih sayangku dan semuanya harus diperuntukkan untuk kemuliaan Allah yang lebih besar (ref. Visi Pendidikan Ignasian! Viva De Britto!!!)
Hidup ini milik kekasih-calon istriku. Hidup ini Mama dan Papaku. Hidup ini milik Cipret, adikku! Hidup ini milik para pekerja dan anggota keluarganya yang mengabdi hidup pada kerjaan kantorku!
Hidup ini milik para peminat situs-stus web buatanku. Hidup ini milik orang-orang yang sering tergopoh-gopoh mencari bantuan donor darah melaluiku dan… dan… dan masih banyak lagi.
Kalau memang hidup ini milikku tentu saja aku tak akan mau berbagi dengan mereka semua sama sekali :)
Atau setidaknya kalau hidup ini adalah milikku sendiri maka ego ku akan jauh dimenangkan ketimbang ego para pejabat hukum dan negara yang aku yakin secara cepat dan tepat akan meringsekku tatkala aku melanggar hukum seperti misalnya bertingkah seperti para selebriti yang ketauan mencoba narkoba misalnya?
Jadi apa benar Life is Mine? No-hooo! Absolutely No-hooooo!!!!!

No Risk No Gain!
Disebelah mas-mas yang di plat nomernya ada tulisan “life is Mine” tadi ada seorang bapak-bapak yang berkendara sepeda motor juga dan dipinggangnya berselempangkan tas bertuliskan “No Risk No Gain!”
Lalu akupun berpikir menjadi Bruce yang diperlihatkan tanda-tanda lagi, benarkah kalau kita tanpa resiko maka kita tidak akan dapat sesuatu yang OK ?
Yuuuk! Menurutku bener-gak bener juga yah SECARA (ya secara ala ABG-ABG Jakarta berucap) ketika kita memulai hidup ini maka ketika itu pula kita sudah beresiko.
Jadi, aku tidak menyalahkan tas si bapak tadi mempertanyakan saja mana bisa dalam hidup yang sudah beresiko itu kita memainkan satu resiko lagi? Bukankah itu berarti resiko dalam resiko? Kalau menurut undang-undang bukankah negara dalam negara itu dilarang?!? *lohhhh*
Bagiku yang benar bukannya “No Risk No Gain” tapi bahwa apapun yang kita lakukan dan perbuat, disitu pula kita mendapatkan! Lebih benar bagiku untuk berkata “No Pain No Gain” meski aku mengkhususkan pendapat ini bagi mereka yang tidak berkorupsi karena bukankah para koruptor itu mendapatkan tanpa merasakan kesakitan kecuali ketika mereka tertangkap dan mesti dipenjara dan merasakan sengatan “sodomi” dari para napi senior di penjara?
Ah tapi kalau disuruh sodomi mendingan nggak deh :)
Karena selain trauma ambeien aku juga percaya dengan pepatah jawa yang mengatakan “anak kecil jangan makan brutu (pantat-ayam) takutnya ntar jadi pelupa” *lohh*
Maka jadilah yang paling benar “No Woman Nonani” !!! Bukan begitu para kawan ?

Berhenti Berwacana, Saatnya Bekerja Keras
Yeahhh! Headline Kompas hari itu berkata demikian.
Saat membeli indomie rebus di warung intel kesukaan tadi aku membeli Kompas dengan terkesiap membaca tulisan yang teramat sangat mengena itu.
Ah tidak! Aku tidak menyinggung para penyanyi yang cuma berwacana GLOBAL WARMING tapi tetap ber-AC dan ber-aerosol…
Ah tidak juga! Aku tidak menyinggung Roy Marten yang cuma berwacana STOP NARKOBA tapi saat ini pun ditengarai masih tetap memakainya beberapa jam setelah bertestimoni itu.
Ah tidak juga dan juga dan juga! Aku tidak menyinggung para negarawan dan begundal-begundal di belakangnya yang memang hanya bisa berwacana.
TAPI AKU MENINYINGGUNG DIRIKUUUUUHHH!
Menyinggung egoku untuk STOP berwacana “bekerja keras” tapi selalu lembek…
Berwacana “bertobat” tapi selalu berdosa…
Berwacana “menabung” tapi selalu mengidamkan Levis 501 dan berdebar ketika melewati kounter-kounter baju ngetop di CENTRO, Ambarrukmo Plaza
Makanya, ayo MENIKAH!!! *lohhh*

Kondom FIESTA!!
Dan pada akhirnya saat menjelang sampai di kantor, tepatnya di pertigaan IAIN Sunan KalijagaKFC Jalan Solo kulihat spanduk iklan bertuliskan “Kondom FIESTA bla bla bla Menyambut Hari AIDS Sedunia!”
Wah kalau yang ini aku nggak tahu benar-benar apa artinya.
Tapi yang jelas bagiku lebih baik menggembok celana dalam dan matikan koneksi ke server bokep daripada harus percaya pada latex…
Bukan begitu, Tuhan ?
Yuk Mari!

Tulisan ini adalah salinan dari blog saya yang ada di friendster. Pernah dimuat di sana pada tanggal 9 Desember 2007

Sebarluaskan!

6 Komentar

  1. Berwacana menikah, tapi “…”
    Yuk, mari! =))

    Balas
  2. @DM: Hahahahaha kalo nyindir dia jangan di sini dong Om! Suruh bikin blog dulu trus kita isi komen-nya rame-rame… :)

    Balas
  3. orang yg tahu dan benar2 sadar memang beda. yg satu cuma pinter bikin stiker dan spanduk yg isinya ngajakin orang berbuat baik; yg satunya melakukan apa yg benar wlpn nggak ngomong.

    Balas
  4. @kris: dan saya… saya jadi yang ketiga… yang pinter ngomong meski kadang nggak selalu ngelakuin hihihih. Thanks for comment, Kris!

    Balas
  5. @ DM & Donny : emang undangan belom nyampe ? huehehehe…marii….

    Balas
  6. @Windy: undangan khitanan? Lah sunat aja belon dah mau merit.. vote for DM!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.