• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Tuhan itu? Nggak tau!

17 Desember 2012 19 Komentar

Apakah iman itu?
Aku membayangkannya demikian: seorang Ibu pergi ke pasar. Tadi pagi sebelum berangkat kerja, anaknya bilang kalau ia bakalan lapar banget malam nanti karena ia akan bekerja keras hari ini. Naluri seorang Ibu lantas membuatnya berpikir untuk mempersiapkan makanan terlezat malam ini.

Sang Ibu lantas bertanya dalam hati, “Enaknya dimasakin apa ya?” sementara itu ia tahu ia tak bisa menelpon karena anaknya sedang bekerja… bekerja keras dan tak bisa diganggu.

Sekian lama bingung, akhirnya si Ibu mendapatkan ‘hidayah’.?“Ah, anakku pasti senang kumasakin sayur lodeh karena kemarin ia doyan banget waktu kumasakin itu!”

Maka jadilah ia berbelanja sayur-mayur tujuh rupa, kelapa terbaik untuk diambil santannya tak lupa ia pun belanja tempe dan beberapa paha ayam untuk digoreng. “Siapa tahu ia tambah suka, dan aku dapat pahala!” tuturnya bersemangat.

Demikian pulalah adanya iman. Masing-masing dari kita punya iman setelah datangnya ‘hidayah’ bahwa kita yakin Tuhan yang kita imani akan senang kalau kita memberikan/ berbuat sesuatu yang kita imani kebenarannya.

Padahal apa dan bagaimana serta dimanakah kebenaran dan kesalahan itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat ‘tebak-tebakan’. Kita hanya bisa menebak dan terus menebak.

Tapi ya tak mengapa, itulah asiknya beriman membuat hidup menjadi lebih seperti roller caster ketika fakta kehidupan melawan keteguhan iman kita dan sebaliknya, hati kita akan berubah jadi berbunga- bunga ketika kita SEOLAH mendapat pembenaran dari iman kita.

Hingga akhirnya nanti ketika kita bertemu dengan yang kita imani, sama halnya dengan yang terjadi pada Sang Ibu sore hari itu.

Si anak pulang, lantas mandi karena keletihan dan segera duduk dan menghadap meja makan.?Sang Ibu dengan ‘pede’ nya lantas menuang sayur lodeh kental nan hangat ke dalam mangkuk besar beserta tempe dan ayam goreng di atas piring kecil.

Namun apakah reaksi sang anak? Entahlah…
Bisa jadi ia lahap menyantap, tunailah kebahagiaannya.
Bisa jadi ia menolak karena bosan.. atau paling parah, tiba-tiba ia mengeluarkan bungkusan dan bilang, “Mama ngapain repot-repot masak, aku beli masakan dari luar tadi!”

Tricky, huh? Tebak-tebakan, kan jadinya?

Tapi, untuk ‘mendatangkan’ seorang kawan bernama Pitoresmi yang biasa disapa Pito aku tak perlu main tebak-tebakan! Sejak dari dulu aku mengimani bahwa ia punya landasan pikir yang unik, maka ketika kutawari dia ‘bicara’ soal keunikannya, ia tetaplah unik!

Kali ini aku mengajak dia bicara soal Tuhan dan sindirannya tentang kaum radikal yang sekarang cenderung lebih punya suara ketimbang dulu waktu jamannya ditekan habis-habisan oleh Soeharto dengan Orde Barunya.

Eits tapi tunggu dulu! Sebelum kalian membaca, aku mau tekankan bahwa tak banyak dari tulisannya yang kuedit dan biarkan polos apa adanya seperti yang ia ketikkan padaku via email. Tekanan yang kedua, please bacalah tulisan dan opini Pito ini sebagai sebuah ‘pandangan lain’ untuk dihormati, bukan sesuatu yang layak kita hujat, karena sekali lagi seperti kuutarakan di atas, hidup dan iman itu hanya perkara main tebak-tebakan!

Menurutmu Tuhan itu apa sih, Pit? Ia tinggal dimana dan pekerjaannya apa?
Tuhan itu… nggak tau ha3x!

Dia adalah ?sesuatu? yg mendasari semua keputusan penting (dan nggak penting) gw.

Kalo lo nanyanya tuhan dalam term formal seperti orang2 pada umumnya, gw beneran nggak tau. Kalo di term gw, tuhan itu skala prioritas. Dia adalah “sesuatu” yg mendasari semua keputusan penting (dan nggak penting) gw. Dia tinggal di pikiran semua orang dan pekerjaannya nge-pukpuk (menina-bobo -red) kita supaya tenang atau nggak khawatir.

Jadi kamu nggak punya pandangan tentang Tuhan dalam tataran ‘yang dimengerti manusia’?
Oh, ada. humanity. kemanusiaan.

Orang selalu mengaitkan agama dengan tuhan dan tuhan dengan hidup sesudah mati. kamu punya pandangan yang pragmatis ngga tentang hidup sesudah mati?
Pragmatis gimana kalo keberadaannya aja ga gw percaya? Kehidupan setelah mati itu semacam pelarian bagi para fatalis2 yg percaya semua tindakannya, hidup-matinya adalah takdir tersurat. Termasuk reward-nya di the so-called hidup setelah mati itu.

“Surga itu ketika kita bahagia…”

Buat gw, hidup itu sekarang, saat ini, di sini. Surga itu ketika kita bahagia sama apa yang kita punya, karena kita sendiri yang bikin, sekarang, di sini, saat ini.

In another light, orang mati itu nggak benar2 mati. Secara biologis, iya. dia mati. Tapi secara filosofis, dia akan tetap hidup dalam kenangan orang2 yg pernah dia sentuh inti hidupnya. Entah dikenang dalam bentuk orang jahat maupun orang baik, tergantung amal- ibadahnya pada sesama manusia. Yang mati nggak pernah tau hal ini, karena beberapa tahun setelah mati dia benar2 terurai jadi tanah. Nggak penting juga untuk dia tau karena kebaikan terbaik adalah seperti lo lagi eek: lo keluarin tokai lo tanpa lo inget dan lo ungkit2 lagi.

Dengan kata lain, menurutmu ramai orang bunuh2an hanya gara-gara pelem, orang teriak2 karena rumah ibadahnya diblokir itu ga guna?
Nope. Definitely. Tapi gw support kepercayaan orang lain, apapun yang mau dia percaya, even kalo dia percaya dirinya penyembah kuda bercula satu warna ungu dan suka nangis airmata biru yg bisa terbang. Dan ngelarang2 orang percaya itu sama dengan melanggar hak azasi. That’s unfair. The same unfairness dengan memaksa orang untuk percaya kuda bercula satu warna ungu dan suka nangis airmata biru yg bisa terbang dan marah-marah?kalau yang dipaksa ngga mau percaya.

Tapi kesannya loe malah apatis ke apapun yang terjadi dalam benak dan kehidupan mereka dong? Bener?
Gw yakin mereka juga apatis sih sama apa yg terjadi di hidup gw. so, jadinya impas lah. satu sama Ha3x

Sampai berapa lama kamu akan berpijak di ranah freethinking? Maksudku pernah nggak berpikir suatu waktu akan menikah dengan seorang yang ‘benar’ menurut tatanan moral awam lalu berkeluarga, beranak dan mendidik anak dalam agama yang kalian sepakati untuk dianut?
I’m sort of present tense person. I don’t think about future nor the past. so, i never know for how long i’d be in this state of mind. Berpikir tentang menikah juga nggak, wong pacar aja nggak punya =P

But i find educating human kids is challenging. but no, not into any sort of religion, thanks.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Agama, Cetusan, DKK Ditag dengan:satanic verses, tuhan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. didut mengatakan

    17 Desember 2012 pada 3:22 pm

    bahahahahahha~ Pito adalah Pito, demikian adanya seperti Tuhan adalah Tuhan, demikian pula adanya #KomenAbsurd (LMAO)

    Balas
  2. Yessi Greena mengatakan

    17 Desember 2012 pada 4:48 pm

    Tuhan itu? Tuhan punya arti sendiri-sendiri pada pribadi masing-masing orang. Ada pula orang yang tidak percaya Tuhan dan bahkan ada yang menganggap dirinya adalah Tuhan bagi dirinya.
    Anyway, bung Pito ini unik ya :) *langsungmeluncurkeblognya*

    Balas
  3. Yessi Greena mengatakan

    17 Desember 2012 pada 5:02 pm

    Hahahhaa…jebulnya Pito ki dudu lanang to. isin akuhh…
    Maap..maap…aslik gaya bicaranya (eh nulis ding ya) persis cowok. Dan aku punya satu orang teman cowok yang kurang lebih sepertinya sama dengan gaya berpikir mbak Pito ini *salamcipikacipikibuatmbakPito*

    Balas
  4. imadewira mengatakan

    17 Desember 2012 pada 5:25 pm

    Tuhan itu erat kaitannya dengan kepercayaan, tergantung kita percaya apa ndak.

    Balas
  5. blontankpoer mengatakan

    18 Desember 2012 pada 3:07 am

    Pito, edane memang unik. Doi punya grup diskusi tentang atheisme dan ketuhanan juga. Kalau diskusi berlangsung, seriusnya minta ampun. Dalam hal begituan, Pito tampak religious, soalnya ngomongin ketuhanan dan manifestasi ketuhanan.

    Untuk kaum Pitoist, saya salut. Respek pada ‘pencarian’ yang dilakukannya.

    Tapi, menurutku, sikap Pito bisa dirunut dari pilihan-pilihan bacaannya, di masa lalu. Barangkali, ada juga trigger yang berkait dengan perjalanan hidupnya, sehingga Pito punya sikap seperti saat ini.

    Kita tunggu saja, apakah Pito masih sanggup melawan lingkungan sekitarnya, kelak.

    Kalau aku, ya seperti saat ini. Percaya Tuhan itu ada, manifestasinya banyak. Aku suka berpikir bebas, tapi selalu ‘membatasi’, kalau sudah menyangkut eksistensi ketuhanan. Makanya, aku percaya, bahwa ‘kebetulan’ itu wujud kekuasaan Tuhan. Laku hidup, juga masih kujalani, dalam rangka memahami kuasa Tuhan yang serba maha.

    Aku yakin, suatu ketika Pito akan menemukan sesuatu, terkait dengan keyakinannya, kini. Pasti ada jalan buat dia, entah kapan.

    Balas
    • The Bitch mengatakan

      18 Desember 2012 pada 4:04 am

      Pakdhe… you know me so well. aku padamu… *ketjup-ketjup basah Pakdhe Blontank 3x, sesuai sunah*

      iku pito sing ngomonge pas lagi anteng di comfort zone-nya sekarang. nggak tau sampe kapan. jadi, tunggu aja ntar si pito bakal ngapain lagi. haha!

      matur nuwun sanget kagem sing nduwe lapak. jan, sampean asu tenan. haha!

      Balas
      • blontankpoer mengatakan

        18 Desember 2012 pada 7:04 pm

        lambemu, Pit!
        tapi ya wis lah, kowe pancen asnu! kaya Donny asnune… :)

        Balas
  6. applausr mengatakan

    18 Desember 2012 pada 4:07 pm

    interview yang sangat menarik dengan narasumber yang luar biasa pemikirannya…

    semoga yang baca juga cukup dewasa… keren..

    Balas
  7. The Bitch mengatakan

    19 Desember 2012 pada 12:18 am

    keren-keren gini nggak punya pacar…
    *tendang Om Donny*

    Balas
  8. sibair mengatakan

    19 Desember 2012 pada 3:49 pm

    Ah, mas pito mas pito, jawabanmu sexy-sexy banget, semoga lekas dapat pacar yo mas hehe

    Balas
    • sibair mengatakan

      19 Desember 2012 pada 3:50 pm

      nganu itu typo, mbak. maafkeun… *bersimpu*

      Balas
  9. Mbah sangkil mengatakan

    19 Desember 2012 pada 6:51 pm

    Komen pertamaku di blog ini don, kudu mbok adusi kembang blogmu iki

    Tapi ketoke Tuhan kui hanya rekayasa, sosok sing digawe meden-medeni menungso ben ora berbuat jahat :p

    Kenthir merdeka selamanya

    Balas
    • The Bitch mengatakan

      19 Desember 2012 pada 10:05 pm

      Mbah! aku padamu, Mbah! you know me so well, Mbah! sini tak cipok, sini!
      *pito spesialis tukang cipok pakdhe2 dan mbah2*

      Balas
  10. Rusa mengatakan

    22 Desember 2012 pada 2:50 pm

    Menarik sih..

    BTW Pito itu siapa sik? Koq gak dijelasin sih Don.

    Kalau aku sih, Tuhan adalah yang mencipta alam semesta beserta isinya. Dan aku beriman kepada-Nya

    :)))

    Balas
  11. edratna mengatakan

    25 Desember 2012 pada 9:26 am

    Hahaha…Pito yang selalu menarik.
    Saat adikku perdarahan habis operasi jantung, Pito mengajak temannya datang ke RS Harapan Kita tengah malam….saya bersyukur melalui blog, mengenal orang-orang seperti Pito.

    Hubungan Tuhan dan umat Nya adalah urusan pribadi masing-masing…..sulit untuk dituliskan dan dikatakan.

    Balas
  12. odoritour mengatakan

    10 Januari 2013 pada 1:38 am

    Iya ya kalo sudah bicara sesuatu yang abstrak ukurannya cuma satu “IMAN”……

    ehh ini web sederhana tapi berbobot……
    ayooo nulis lagi……..

    Balas
  13. Obrix mengatakan

    15 Januari 2013 pada 12:26 am

    Keren iki, Tuhan..ah sudahlah.

    Balas
  14. Deby mengatakan

    30 Agustus 2013 pada 4:14 am

    Tulisannya menarik mas.
    Sudut pandang tentang ke-Tuhan-annya juga menarik. Ingin rasanya ngobrol dengan mbak pito yang sepertinya memiliki pandangan yang sama dengan saya tentang “pencarian” ini.

    Balas
    • DV mengatakan

      30 Agustus 2013 pada 11:26 am

      Makasih. Pito.. eh tulisannya si Pito memang menarik :)

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT