Diwawancarai media setelah hakim menjatuhkan hukuman mati pada Ferdi Sambo, Rosti Simanjuntak, ibunda alm Brigadir Joshua, berkata, “Doa kami kepada Tuhan selalu kami panjatkan dan akhirnya Tuhan menunjukkan mukjizat-Nya melalui tangan hakim sebagai utusan-Nya di dunia ini.” (SuaraMerdeka.com)

Aku terharu tapi sekaligus jadi jatuh dalam permenungan. Terharu karena perjuangan Bu Rosti dan keluarga besar korban untuk mendapatkan keadilan tampaknya berakhir membahagiakan. Bagaimanapun juga kehilangan anak apalagi dengan cara dibunuh adalah sesuatu yang tak kan pernah kita bisa bayangkan seperti apa sembilu dan pilunya.
Akan tetapi ketika kurenungi kutipan di atas, aku sampai pada pertanyaan, adakah benar jatuhnya hukuman mati itu karena mukjizat Tuhan?
Jika Tuhan yang disebut Bu Rosti adalah Tuhan yang sama yang kukenal dan pahami, adakah Ia, Tuhan, harus melibatkan penghilangan nyawa Sambo melalui hukuman mati untuk membuat mukjizat demi kebahagiaan dan kelegaan keluarga korban?
Jika benar demikian, bagaimana kalau nanti lantas di tingkat peradilan yang lebih tinggi hukuman Sambo diperingan? Adakah ini berarti mukjizatNya dianggap kadaluwarsa atau tak valid atau dicabut karena tak jadi terlaksana?
Dan di saat itu, jika terjadi, bukannya tidak mungkin pihak Putri dan anak-anak Sambo yang lantas mengucap syukur atas mukjizat Tuhan bahwa suami dan ayah mereka tak jadi dihukum mati? Lalu mana yang benar-benar mukjizatNya?
Entah! Tuhan adalah misteri yang tak akan mampu diselami dengan pikiran dan hati sesempit yang kupunya, entah kalian…
Tapi bagiku, Tuhan yang kupercaya adalah Tuhan yang mencinta dan membela hidup siapapun itu karena kita ini semua tanpa terkecuali adalah ciptaanNya!
Hidup adalah perlambang harapan.
Hidup menjadikan orang yang bersalah punya harapan bertobat dan membayar tunai pelanggarannya.
Hidup memberikan harapan bagi orang yang dikecewakan untuk melihat ujung lorong gelap di depan dengan tegak berjalan, mengampuni yang mengecewakan.
Bahkan ketika disudutkan dan dimatikan, daya hiduplah yang membuatNya dulu masih sempat mendoa kepada Bapa memohon ampun untuk mereka yang menyalibkan di Golgota.
Atau seperti Maria yang memangku jasad Yesus di puncak Golgota. Ia tak berkata apa-apa, tak juga menuntut siapa-siapa karena meski hati Maria terhunus pedang nan tajam, ia memilih menyimpan segala perkara di dalam hati karena percaya keadilan Tuhan bekerja tanpa diminta…
Kasus Sambo ini melelahkan dan bikin repot karena menarik perhatian dan waktu kita sebegitu banyak secara cuma-cuma!
Tapi ada begitu banyak pula nilai yang bisa direnungi untuk melatih kepekaan hati kita mengenali Tuhan Sebenarnya di tengah hidup yang kadang terlampau bising dengan gaung dan pekikan nama tuhan, tuhan dan tuhan di sana, di sini…
Have you come here for forgiveness?
Have you come to raise the dead?
Have you come here to play Jesus?
To the lepers in your head
(One, U2)
0 Komentar