• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • @baik.tv
  • Kontak

Tragedi jatuhnya pesawat terbang dan rasa trauma kita

13 Januari 2021 Tinggalkan Komentar

Sebarluaskan!

Kabar kecelakaan pesawat terbang seperti yang baru saja kita dengar terjadi pada Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu (9/1), biasanya membawa tiga macam perasaan yang campur aduk. Duka, gemes dan trauma. Yuk kita tengok satu per satu.

Berduka atas jatuhnya pesawat terbang

Duka? Jelas karena jatuhnya korban jiwa membuat kita berduka. Dengan ikut merasakan duka kita berarti ikut berbela rasa terhadap para keluarga korban.

Kehilangan anggota keluarga terlebih secara mendadak dan melalui cara yang sedemikian tragis bukanlah sesuatu yang mudah untuk diterima. Untuk itu mari kita terus mengirim doa bagi para korban supaya jiwa mereka diberi tempat yang layak dan keluarga yang ditinggalkan pun diberi penghiburan.

Gemes pada pemberitaan jatuhnya pesawat terbang

Gemes… lebih tepatnya geram kalau melihat beberapa media menanggapi peristiwa itu secara bodoh. Untung nggak semua, tapi sampai saat ini kok ya ada reporter yang bertanya kepada keluarga korban, “Bagaimana perasaan Anda?”

Atau ada juga media yang tampaknya demi rating yang tinggi lantas mengunggah beberapa sisi lain kejadian yang ‘tidak masuk akal.’ Misalnya tulisan tentang firasat, tulisan kaitan-kaitan mistis. Memberi ‘bunga-bunga’ terhadap satu kejadian itu boleh saja tapi mbok ya yang konstruktif gitu lho!

Trauma

Ini yang paling merepotkan sebenarnya. Kecelakaan pesawat kadang membuat trauma.

Aku sendiri pernah mengalami trauma ini. Waktu itu dua hari setelah Adam Air 574 mengalami kecelakaan di Selat Makasar, 1 Januari 2007, aku terbang dari Jakarta ke Jogja menggunakan maskapai yang sama.

Sejak sebelum naik pesawat udah deg-degan. Mau di-cancel ya sayang duitnya mau terbang kok takut padahal harus segera kembali ke Jogja. Masuk ke kabin, suasana begitu gloomy.  Rasa sendu, sedih (dan mungkin juga takut?) tak bisa disembunyikan dari paras pramugari-pramugara yang bertugas.

Ketika pesawat tinggal landas, melakukan manuver-manuver di udara, menghadapi goncangan dan saat menjelang mendarat, lantunan doa terdengar di sana-sini.

Ketika akhirnya pesawat mendarat, para penumpang, termasuk aku, bersorak layaknya suporter kesebelasan yang kegirangan karena tim-nya menang.

Trauma itu alamiah dan ilmiah.

Akui saja kalau kamu takut. Kalau memang menurutmu menghindari penerbangan untuk sementara waktu akan menenangkan dan menghilangkan rasa itu ya lakukan saja.

Tapi ya jangan kelamaan karena hidup terus berjalan dan sadarilah bahwa yang namanya celaka itu bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Nggak harus naik pesawat pun juga bisa celaka, kan?


Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:2021

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sidebar Utama

Cari tulisan

Tulisan-tulisan terbaru

  • “Udah disuntik vaksin kok masih harus pakai masker?” 15 Januari 2021
  • Tragedi jatuhnya pesawat terbang dan rasa trauma kita 13 Januari 2021
  • Interaksi sosial media: senggol bacok! Bikin kagol ya block! 11 Januari 2021
  • Tentang slogan singkatan dan kemalasanku untuk mengingatnya 7 Januari 2021
  • Yang terpenting dalam hidup 5 Januari 2021
  • Membuang buku yang tak perlu itu perlu 4 Januari 2021
  • [Obituari] Bu Kristin – Ajaran Jawa dan Kejawaan itu… 2 Januari 2021
  • [Podcast] Renungan 2020: Di mata COVID-19 kita semua ini sama 30 Desember 2020
  • [Podcast] Renungan 2020: Dibelenggu itu gak enak banget! 28 Desember 2020
  • [Podcast] Renungan 2020: Kemampuan adaptasi yang patut disyukuri… 28 Desember 2020

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Kontak
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.