Yesus diundang makan ke rumah orang Farisi seperti ditulis oleh Lukas dalam Lukas 7:36-50.
Tapi di tengah-tengah acara, muncul sosok perempuan yang dikenal sebagai pendosa. Ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Ia menangis di depan kaki Yesus, membasahi kakiNya dengan air mata. Ia menyeka kakiNya dengan rambut dan meminyaki kakiNya itu dengan minyak wangi yang dibawa.
Yesus terkesima. Ia pun berkata, ?Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” (Lukas 7:47)
Baik orang farisi maupun perempuan pendosa itu, keduanya sama-sama berbuat kasih.
Orang Farisi mengundang Yesus makan. Tentu ini sesuatu yang luar biasa. Mengundang makan adalah tanda penerimaan dan keinginan untuk lebih akrab dengan orang yang diundang. Tapi kenapa yang dilakukan si perempuan pendosa tadi dianggap lebih besar dan lebih banyak?
Karena si perempuan tadi melakukan kasih dengan penuh totalitas!
Coba perhatikan secara detil dan seksama.
Datang ke rumah orang Farisi
Orang Farisi (bersama para ahli Taurat) pada masa Yesus adalah lembaga/orang yang seolah menjadi pengadil/justifikator tentang siapa yang dianggap berdosa dan siapa yang tidak. Tapi si perempuan ini berani mendatangi rumah orang Farisi. Ia tak takut lagi dikata-katai pendosa karena ketakutannya tergantikan dengan tekad keberanian untuk bertemu Yesus yang sedang berada di sana.
Buli penuh minyak wangi
Buli-buli (sejenis guci) biasanya dibuat dari tanah liat. Tapi apa yang dibawa perempuan tadi terbuat dari pualam (batu marmer) yang bobotnya jauh lebih berat. Lalu isinya? Minyak wangi! Minyak wangi adalah produk berharga waktu itu. Tak dijelaskan oleh Lukas bagaimana latar belakang ekonomi si perempuan tapi keputusannya untuk membawa buli-buli yang berat dan penuh minyak wangi adalah wujud penghargaan total terhadap orang yang hendak ia temui, Yesus Kristus.
Menangis dan membasahi kakiNya dengan air mata
Perempuan itu menangis, menyesali dosa-dosanya. Tak berhenti di situ, yang lebih ekstrim lagi, ia menangis di depan kaki Yesus hingga kakiNya basah oleh air mata. Bisa dibayangkan secara visual, adegan yang terjadi adalah si perempuan tadi bersujud, bersimpuh di hadapanNya, menyesal secara sangat. Total!
Menyeka dengan rambutnya
Rambut adalah mahkota tapi perempuan tadi memberikan rambutnya untuk menyeka kaki Yesus yang basah karena air mata penyesalan. Kurang total apalagi dia? Menyesali dosa dan menyerahkan ?mahkota? yang adalah simbol kebanggaan diri sendiri kepada Yesus tepat di kakiNya.
Meminyaki kaki dengan minyak wangi
Seperti kutulis di atas, minyak wangi adalah barang berharga waktu itu tapi perempuan tadi mengoleskannya pada kaki Yesus! Perempuan itu sedang merendahkan dirinya secara total. Tak hanya rambut yang adalah simbol mahkota tubuh yang direndahkan. Tapi barang kepunyaan yang berharga yaitu minyak wangi pun ikut direndahkan di depan kakiNya.
Semoga ini bisa jadi peringatan bagi kita. Kalau kita memeluk Katolik, beriman kepadaNya, rajin beribadah, jangan bangga dulu, Sob! Karena orang Farisi itupun juga menerima Yesus bahkan mengundangNya makan di rumah.
Sebagaimana Yesus memberikan kasihNya secara total melalui pengorbanan hidup maka kita dituntut untuk memberikan hidup kita ini secara total untuk karya kasihNya di bumi manusia ini.
Yuk total!
Sydney, 1 Maret 2019
0 Komentar