Tiga ratus anak bangsa menggedor lantai surga!

30 Jun 2014 | Cetusan, Indonesia

Minggu, 29 Juni 2014, 09:00 pagi

Aku beranjak dari tempat tidurku.
Rasa kantuk masih meraja dan badanku masih belum sehat benar; maklum badan Jawa tapi tinggal di negara sub tropis tantangannya adalah menderita setiap musim dingin tiba. Kalau nggak flu ya masuk angin, kalau nggak masuk angin ya apalagi kalau bukan flu!

Aku berjalan ke kamar mandi, meminum segelas air putih dan menelan dua butir paracetamol dosis tinggi, ?Aku harus sehat hari ini, ada acara besar yang hendak terjadi!?

Kubuka jendela dan kudapati langit yang bagiku adalah lantai surga, biru cerah tanpa awan sedikitpun berjelaga di sana. Semesta mendukung, surga tampaknya sedang berpesta pora, pikirku.

* * *

Semuanya diawali dari sebuah pesan yang kuterima hari minggu lalu, 22 Juni 2014.

Frans Simarmata, kawanku, mengajak hadir dalam acara deklarasi mendukung Jokowi-JK di Sydney Opera House. Waktu itu aku tak mengiyakan tapi aku bilang setidaknya akan kudukung apa yang bisa kulakukan.

Ia lantas mengajakku bergabung di grup panitia yang ada di Facebook. Ia berujar pengalamanku di bidang social media dan social networking di tanah air bisa dipraktekkan, katanya.

O well, aku tersenyum sendiri dibuatnya.. Pengalaman yang mana sedangkan twitter akunku pun sudah lama tak kusentuh kecuali hanya merilis auto-tweet tentang postingan-postingan lama di blog ini saja.

Adapun di meeting grup itu sudah ada Mbak Epy Djulianti, Mas Zulfan Tadjoeddin, Bung Fajar B Hirawan, Meilani, Mbak Yacinta Kurniasih dan Mas Saidiman Ahmad, yang terakhir sudah lumayan kukenal dan beberapa kali bersinggungan waktu aku masih aktif di Twitter sementara yang lainnya, baru kali itu kukenal secara virtual.

Rencana persiapan acara sendiri ternyata telah berlangsung cukup intens ketika aku masuk ke sana, jadi praktis untuk pelaksanaan hari-H aku sudah tak perlu bantu ?apa-apa? lagi karena sudah banyak yang mengatur sehingga semuanya sudah teratur.

Dan ini kupikir bagus juga karena hingga saat itu aku tak berani bertaruh dengan cuaca dan kondisi kesehatan kami.

 

Page, Poster, Konsolidasi

Tapi justru karena aku tak yakin bisa hadir di dalam acara deklarasi, aku memilih untuk berkontribusi di ?belakang layar? saja.

Hal pertama yang kulakukan adalah membuat halaman di Facebook?yang selesai dalam waktu lima menit karena memang mudah!

Hal kedua adalah membantu Meilani untuk men-convert poster pertama acara ke format yang bisa dinikmati secara luas oleh khalayak.

deklarasi_jkw_v2

Ini juga tak perlu waktu lama karena memang sudah ada desainnya, tinggal konversi file, done! Poster kukirim ke page dan disebarluaskan secara viral di social media. Aku juga minta tolong Bung Federal Marcos (@basibanget) yang kutahu juga aktif di tim relawan Jokowi-JK di Tanah Air untuk menginformasikan acara ini dan meminta beberapa kontak dari media massa Indonesia untuk kukirimi press release.

Lalu yang terakhir adalah konsolidasi yang sebenarnya berjalan dengan sendirinya dari masing-masing panitia, mulut ke mulut ke kawan-kawan dari kawanan lain yang se-ide, pembicaraan tentang acara ini menjadi bongkahan bola yang lumayan besar.

 

Press release pre-acara, posting di blog, konsolidasi lagi

Aku segera menghubungi contact person di media massa yang diberikan Federal Marcos untuk membantu semakin membesarkan bola salju pembicaraan ini.

Mas Zulfan Tadjoeddin kutagih press release pre-acara yang lantas dimuat di Metro TV News. Aku membuat postingan di blog dan keduanya saling bertautan membesarkan bola itu.

Di pihak lain, Mbak Epy menyiapkan perijinan dari pihak kepolisian maupun pihak Sydney Opera House, mengerjakan spanduk dan kaos untuk dijual pada saat acara berlangsung yang keuntungannya dikirim ke nomer rekening Jokowi-JK, Meilani dan Mas Zulfan mematangkan acara, Mbak Yacinta yang ada di Melbourne serta Mas Saidiman Ahmad yang ada di Canberra memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka mengadakan acara serupa seminggu sebelumnya.

Sementara itu sayup kami dengar bahwa kemungkinan massa akan terpecah jadi dua karena hari Sabtu-nya, 28 Juni 2014, ada rencana deklarasi Jokowi-JK juga di tempat yang sama.
Ini! Ini perlu dikonsolidasi lagi, kataku pada para panitia di meeting grup.

 

Poster h-2 dan konsolidasi

Sementara semakin banyak orang mendaftarkan di event invitation melalui Facebook yang dihandle langsung oleh Mbak Epy dan banyak pula yang menghubungiku via email dan telepon karena aku dijadikan contact person acara ini, waktu terus bergulir.

Seseorang dari Melbourne menghubungiku hendak melakukan perjalanan darat ke Sydney hanya demi acara ini (Jarak tempuh Melbourne ke Sydney adalah kurang lebih 8-10 jam!) dan itu membuatku tercengang!

Jumat, 27 Juni 2014, aku merilis poster baru dengan materi yang sama. Kujuluki itu poster H-2 yang mungkin sudah sering kalian lihat di social media:

deklarasi_h2_v2

Tanggapan semakin panas.
Dari para panitia semakin banyak kudengar si A akan bawa rombongan sekian dari sini, si B juga akan bawa rombongan.. tapi bagaimana dengan kawan-kawan yang hendak deklarasi hari sabtu? Sudikah mereka bergabung lagi?

Di luar perkiraan, mereka yang merencanakan datang pada sabtu, sudi pula hadir dalam acara hari minggu dan ini luar biasa!

Aku tak habis pikir darimana datangnya semangat untuk mereka mau melakukan semua ini, sama halnya barangkali dengan semangat kalian semua yang mendukung Jokowi-JK?

Tapi hingga saat itu aku masih belum tahu apakah aku akan datang ke acara atau tidak…

 

Hari-H

Akhirnya aku dan istriku berkeputusan untuk datang ke acara deklarasi!
Bersama-sama kami pergi mengendarai mobil pukul 11:30 waktu setempat, satu setengah jam sebelum waktu pelaksanaan deklarasi.

Jarak rumah kami ke Sydney Opera House sebenarnya tak terlalu jauh hanya sekitar 25 menit maksimal ketika jalur padat. Tapi hari itu adalah Minggu, cuaca bersih dengan suhu 14 derajat yang tak terlalu dingin, lalu lintas pasti ramai dan perjalanan menuju Sydney Opera House pasti penuh dan kami harus memikirkan untuk mendapatkan tempat parkir yang nyaman sehingga memudahkan segalanya karena kami datang bersama dua anak.

Sampai di Sydney Opera House, kami memilih untuk memakai lahan parkir di bawah gedung yang diresmikan pada 20 Oktober 1973 tersebut, agak mahal tapi tak masalah sekali lagi demi kenyamanan.

Tepat pukul 12:00 kami telah berada di venue. Banyak orang-orang beraut wajah Indonesia berlalu lalang dan aku berpikir mereka mungkin wisatawan biasa karena Sydney Opera House adalah landmark kota Sydney yang jadi incaran utama para wisatawan yang banyak juga berasal dari Indonesia terutama musim libur sekolah sekarang ini.

Tapi beberapa di antara mereka memanggilku, kawan-kawan gereja, dan ternyata mereka ada disitu untuk ikut acara deklarasi. Aku tak menyangka mereka tahu acara ini.
Jantung berdegup kencang, adrenaline rush.. It’s on! It’s on!

blog_jkw6

Menjelang pukul 12:45, konsentrasi massa telah lumayan menyatu di anak tangga Sydney Opera House. Jumlahnya diluar perkiraan kami semula.

Semula kami berpikir jumlahnya tak kan lebih dari 150 orang saja berdasarkan dari jumlah orang yang menyatakan diri siap datang lewat undangan di Facebook, maupun dari info lain, sana-sini.

Tapi kemarin yang datang sekitar 300 orang dan masih terus bertambah. Mereka datang tak hanya dari Sydney saja tapi juga daerah lain yang ada di negara bagian New South Wales dan? mereka yang waktu itu menghubungiku hendak datang dari Melbourne pun ternyata beneran datang!

Mendekati pukul satu siang, aku segera mencari para panitia yang belum pernah kutemui secara langsung sebelumnya kecuali Frans.

Acara kenal-kenalan pun ternyata tetap terjadi meski kami telah begitu akrab di social media seminggu belakangan.

Kami segera berdiskusi melihat keadaan yang sepertinya agak susah dikendalikan. Kami lantas memutuskan untuk membalik runtutan acara. Pembacaan deklarasi dijadikan sebagai yang paling pertama baru kemudian dilanjut acara yang lainnya karena kekhawatiran kami, daya tampung selasar Sydney Opera House yang tak mencukupi dibandingkan dengan jumlah massa yang terus berdatangan berkerumun.

Tepat pukul satu siang, Mbak Epy membuka acara, meminta para hadirin untuk duduk di anak tangga, menggelar spanduk dan poster, banner serta apapun yang menunjukkan kecintaan mereka pada Jokowi dan Fajar B Hirawan membacakan deklarasinya.

Angin laut bergerak cepat ke daratan, membawakan rasa dingin ke tubuh tapi hati ini berderap-derap, seolah menyokong setiap kata yang dilantangkan Fajar dan menopang setiap yel-yel yang tak henti diteriakkan massa.

Pembacaan selesai dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan menyanyikan ‘Salam Dua Jari’ milik Slank. Aku hanya bisa diam ketika mereka bernyanyi. Bukannya haru tapi karena memang lebih dari sebulan belakangan suaraku parau ditelan flu.

Pukul satu lewat lima belas menit, acara harus dibubarkan karena massa melebihi kapasitas.
Sementara pihak ABC TV (TV dengan coverage nasional Australia) dan SBS Radio datang meliput, Fajar dan Mbak Epy memberikan keterangan di depan mereka, massa sepakat untuk melanjutkan acara ke Hyde Park yang memiliki kapasitas lebih besar.

Di titik itu aku memutuskan untuk pulang.
Bagiku, acara terpenting telah terselenggara yaitu pembacaan deklarasi. Ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan dan kuperhatikan, mengajak anak istriku santap siang lalu membawa pulang mereka karena angin sudah terlalu dingin di luaran.

Dalam perjalanan pulang, tak jauh dari Sydney Opera House, ketika aku hanya bisa mengamati kepala per kepala tanpa bisa lagi mengenali siapa mereka, aku bersyukur kepada Tuhan.

Aku tak tahu apakah Jokowi-JK akan menang atau kalah pada Pemilu nanti. Tapi satu hal yang aku tahu, doa kami seminggu ini melalui berbagai macam usaha, didengar Tuhan dengan mendatangkan cuaca yang begitu baik dan menyematkan serta menghidupkan obor semangat dalam setiap yang hadir untuk datang, duduk, dan menggedor-gedor langit yang adalah alas surga yang siang itu tengah berpesta.

Minggu, 29 Juni 2014 bertepatan dengan hari pertama (ada yang kedua) Bulan Suci Ramadhan dan bertepatan pula dengan Hari Peringatan Santo Petrus dan Santo Paulus, kami melakukan semuanya! Tiga ratusan anak bangsa, bangsa yang besar bernama Indonesia, 5000 kilometer jaraknya dari tempat kami berada…

SALAM…. DUA JARI!

Credit video: Thomas Dwiyanto Gunawan

Link pemberitaan event ini:

Update terbaru, saya baru saja mendapatkan link pemberitaan dari ABC TV tentang acara gerakan kemarin. Bisa dilihat di sini:

Update lebih baru lagi, kawanku Thomas baru mengirimkan clip yang berisi kompilasi testimoni pro-Jokowi yang direkam oleh Saudara Zulfan Tadjoeddin pada acara hari minggu silam. Enjoy!

 

Sebarluaskan!

4 Komentar

  1. Mantap mas dab..inspiratif bgt

    Balas
  2. Wow..keren banget mas. Reportase yang mengharukan. Salam dua jari !

    Balas
  3. keren mas, mboiss poll

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.