Entah kalian, tapi aku merasa social media maupun mainstream media di Tanah Air sejak beberapa waktu lalu bising benar dengan berita seputar persiapan Pilkada Jakarta tahun depan. Padahal Indonesia tak seluas Jakarta dan padahal Pilkada juga baru tahun depan!
Mulai dari isu SARA, demo, penggusuran hingga rupa-rupa lainnya menghiasi udara. Uniknya, kalian juga ikut-ikutan berkubu-kubuan padahal menurut KTP kalian warga Klitren Jogja.
Satu-satunya hiburan pengalih perhatian barangkali cuma sidang pengadilan kasus Mirna-Jessica. Tapi meski awalnya seru tapi lama-lama membosankan juga karena sudah semakin mirip telenovela, pertikaian antar keluarga kaya raya yang menyeret institusi hukum beserta intrik-intrik di dalamnya.
Lalu bagaimana sebenarnya cara menghindari kebisingan?
Glenn Fredly, mantan orang dekat?salah satu cewek yang menurutku paling cantik se Indonesia Raya, Aura Kasih, memilih untuk tak menengok lagi social media dan menyerahkan akunnya pada admin seperti dilansir Tempo di sini. Kalian bisa juga memilih begitu tapi aku tidak.
Bukan soal punya uang atau tidak untuk menyewa admin, tapi ada satu sisi dari social media yang lupa dijadikan alasan oleh Glenn yaitu social media sebagai sumber informasi bukan hanya sebagai tempat membagikan sesuatu yang tentu bisa diwakilkan oleh admin. Jadi, kalau menurutku, melongok social media itu tetap perlu dan begitu juga kalian supaya tetap update foto-foto terbaru mantan pacar atau gebetan, kan? :)
Aku punya tiga resep untuk menghindari bisingnya Pilkada.
Pertama, unfollow kawan-kawan di social media.
Bersyukur Facebook punya fasilitas unfollow tanpa harus meng-unfriend seseorang. Jadi untuk masyarakat yang masih sensi ketika seorang teman meng-unfriend di social media, kita bisa diam-diam meng-unfollow-nya saja. Setelah nanti selesai Pilkada kita bisa kembali follow, tak jadi soal.
Aku sendiri sudah meng-unfollow banyak orang di Facebook dan sepertinya akan terus bertambah daftarnya.
Kedua, nyebur sekalian jadi relawan salah satu calon
Kok bisa? Iya, secara nalar memang nggak masuk tapi aku berpikir begini, dulu waktu kecil, tiap nonton kampanye PEMILU, kuping selalu kututup supaya tak sakit mendengar suara motor yang digeber-geberkan para pengendaranya. Tapi uniknya, ketika aku lantas ikut kampanye bersama seorang kawan, rasa sakit itu hilang. Mungkin karena excited, udah nyebur di dalamnya lalu lupa…
Jadi, nyeburlah kalau memang mau nyebur seperti Panji misalnya yang jauh-jauh hari sudah commit membela Anies. Siapa tahu kalau calon yang kalian dukung berhasil maka kalian akan jadi pejabat di era-nya. Atau Pilkada depan bisa dijadikan parameter bagaimana kita bisa menjajakan diri sebagai buzzer di Pilpres 2019 mendatang. Iseng-iseng berhadiah siapa yang salah, kan?
Ketiga, lawan kebisingan dengan kebisingan yang lainnya
Tak perlu jadi blogger apalagi superblogger untuk jadi seorang yang keren di era informasi ini :) Cukup dengan menjadi trend follower, memanfaatkan Facebook, kalian juga bisa melawan kebisingan dengan membagikan informasi yang jauh beda dari Pilkada. Misal kalian suka bunga atau kucing, banjirilah wall kalian dengan informasi-informasi keren tentang mereka karena siapa tahu ada banyak orang lain di luar sana yang sama-sama bosen dan merasa begitu bising dengan Pilkada lalu menjadi adem setelah melihat postinganmu?
Seperti kata Anies Baswedan, daripada mengutuk kegelapan mending menyalakan lilin. Daripada mengutuk bising Pilkada mending membuat kebisingan yang lain yang semoga lebih mencerahkan dan memendarkan cahaya.
Begitu? Hidup Ahok!
hidup haji lulung !!
Karena bukan warga Jakarta saya tak merasa terganggu. Buat apa berdebat, adu argumen, sampai marah-marahan segala padahal gak warga Jakarta? Hahaha.. Hidup demokrasi yang baik.
Kalau saya, membuat ‘list friend’ khusus teman teman yang dekat, lalu bookmark list tersebut di browser. Setiap kali mau membuka facebook, klik bookmark tsb, dan jangan pernah masuk newsfeed facebook.
Don, dulu waktu jokowi ahok nyalon jadi capres cawapres aku jd relawan… emosi berbagai macam deh klo di lapangan. Mamahku aja udh dag dig dug kirain kyk dulu, takut aku ikutan di jalanan hahahaaa… ya ngga lahh, aku bilangin mamahku supaya tenang supaya tensi darah ngga naik. Pilkada kali ini, aku lbh sering baca twitter trus klo ada yg unik aku retweet. Baca2 tweet dari para pendukung paslon, tulisan2nya rasa lapis legit hahahaaa.. Kali ini ngga ada rasa lain selain pilkada rasa pilpres. Ada temenku yg tetiba jd ahli, memantau kegiatan 3 paslon dgn giat. Aku ditanya dong, trus aku jawab blm kasi pilihan hihihiii biar dia penasaran dan aku dipisopisoin di messenger, dikuliahin kyk anak baru jurusan ilmu politik dan pemerintahan. Dan bener bgt, dia emang langsung aku unfollow :)) Cara kesatu dan kedua udah, tinggal cara ketiga, blm dapet ilmunya.
Hidup Dadang Naser. Hahaha