• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

The Refugee

11 September 2008 17 Komentar

Setelah cukup banyak membaca artikel tentang lagu-lagu U2 utamanya yang dirilis pada awal-awal karier mereka, dekade 80-an, ternyata ada cukup banyak lagu
yang sebenarnya bagus namun sayangnya tak pernah dibawakan secara live oleh band asal Irlandia ini. Padahal konon, dan tampaknya sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan penggemar
lebih banyak menantikan bagaimana band kesayangan mereka membawakan lagu di atas panggung ketimbang hanya mendengarkan studio version-nya saja.
Ibarat pelukis, tantangan untuk membawakan lagu secara live itu bak beranikah ia menggambar sebuah obyek langsung di hadapan penggemar yang tentu sangat mengagumi proses demi
proses yang terjadi hingga lukisan utuh terselesaikan.

Demikian juga halnya dengan The Refugee, lagu keenam yang termuat dalam album ketiga U2, War.
Lagu yang memiliki durasi sepanjang 3:40 menit dan diproduseri oleh Bill Whelan ini sebenarnya cukup bagus.
Diawali dengan suara cowbell selama 4 birama yang melaju sendirian
(tak mutlak sendirian sebenarnya karena pada dua birama terakhir suara drum Larry Mullen Jr mulai masuk),
lagu ini sebenarnya menawarkan kekayaan bunyi perkusi yang sangat rancak dipadu dengan drum set yang dimainkan Larry Mullen Jr pada saat yang bersamaan.
Seperti dalam New Years Day, pada The Refugee The Edge
seolah membiarkan Larry Mullen Jr bermain-main dengan Adam Calyton (bass) pada bait-bait lagu sementara baru pada
penggalan-penggalan akhir bait serta keseluruhan reffrein, riff gitar The Edge yang banyak dimainkan dengan menggunakan slide guitar
mendominasi.

Mendengarkan The Refugee tanpa kita harus tahu artinya terlebih dahulu adalah layaknya mendengarkan sebuah mars yang menggebu-gebu dan menghentak-hentak penuh semangat.
Aku adalah orang yang percaya bahwa semangat dalam lagu tak harus dibangun dengan musik garang atau makna lirik yang meledak-ledak saja, akan tetapi artikulasi dan penekanan emosi
dari sang vokalis dalam mengucapkan kata per kata yang ada dalam lirik lagu itu adalah kuncinya. Dan Bono, ah lagi-lagi dia,
sangat mengerti bagaimana membuat The Refugee menjadi lebih kuat karena gaya pengucapan kata-katanya yang kuat tanpa harus berteriak-teriak.

Lalu apa sebenarnya makna yang dibawakan U2 dalam The Refugee?
Entahlah, tapi yang jelas dari apa yang kubaca, The Refugee kemungkinan berbicara mengenai perjuangan hidup imigran Irlandia-Amerika dan Afrika-Amerika.
Perjuangan imigran yang harus pergi dari negaranya karena peperangan.
Perjuangan seorang refugee.

The Refugee

War, war
Shes the refugee
I see your face
I see you staring back at me
War, war
Shes the refugee
Her mama say one day
Shes gonna live in America

In the morning, she is waiting
Waiting for the ship to sail
Sail away

War, war
Her papa go to war
He gonna fight, but he dont know what for
War, war
Her papa go to war
Her mama say one day
Hes gonna come back from far away

Help me
How can you help me?

In the evening
She is waiting
Waiting for her man to come
And take her by her hand
And take her to this promise land

War, war
Shes a pretty face
But at the wrong time
In the wrong place
War, war
Shes a pretty face
Her mama say one day
Shes gonna live in America
Yeah, America

War, war
Shes a refugee
Shes coming back, shes coming, keep you company
War, war
Shes a refugee
Her mama say one day
Shes gonna live in America

Sumber:
SongFact, Wikipedia

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:U2

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. Lala mengatakan

    12 September 2008 pada 2:16 am

    Hai, Don!
    Aku buta banget soal U2, taunya cuman With or Without You :)
    But eniwei,
    Ada satu bagian dari lirik itu yang bikin aku ngerasa gimaanaaaa gitu Don.
    Bagian yang ini nih..
    Her Papa go to war
    He gonna fight, but he dont know what for
    Dan memang seringkali begitu!! :(

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 2:16 am

      Kamu bukan buta tapi belum melihat keindahan dunia melalui U2.
      Orang buta biasanya nggak bisa melihat lagi karena keadaan dan bawaan, orang yang belum melihat itu orang yang suatu waktu asal dia mau bisa dan mampu melihat :)

      Balas
  2. made eka mengatakan

    12 September 2008 pada 2:17 am

    masih setia dengan U2 yah.. Klo baca liriknya sih biasa saja. ga puitis. Mungkin klo mendengar lagunya dan tau inspirasi asal dari lagu akan terasa beda..
    salam

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 2:17 am

      Sebelum saya setia dengan blog, saya sudah setia dengan U2, Mas :)
      Kalaupun saya ndak punya blog, saya tetap akan setia dengan U2, Mas :)
      Lirik puitis? Ah, kalau bagi saya tak semua puisi itu bagus serta indah, malah terkadang bunga-bunga puisi membuat bingung apa makna sebenarnya.
      Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks Proklamasi yang tidak puitis sama sekali, tapi terasa indah bukan ?

      Balas
  3. edratna mengatakan

    12 September 2008 pada 3:18 am

    Walau suka mendengarkan lagu (biasanya untuk mengiringi kerja, menulis, bikin modul, bahan studi kasus) dsb nya, pengetahuanku tentang lagu sangat minim.
    Selain itu iringan musik/lagu, untuk mengiringi senam, dansa, serta kegiatan lain.

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 3:18 am

      Wah saya juga sedang belajar, Ibu.
      Justru saya ingin mencintai U2 lebih dalam lagi dari menuliskan artikel-artikelnya :)

      Balas
  4. qizink mengatakan

    12 September 2008 pada 4:08 am

    Wah… masih DV nih bener-bener penyuka U2. gaya penceritaanya juga asyik, dimulai dari ide membaca, permainan musik, sampe makna lirik-liriknya!

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 4:08 am

      Hehehe.. saya memang benar-benar penyuka U2.
      Setiap akhir pekan, kecuali event-event khusus, saya selalu menuliskan artikel tentang U2 dan lagu-lagu U2.

      Balas
  5. Ersis Warmansyah Abbas mengatakan

    12 September 2008 pada 12:07 pm

    request … mas, bahas dong lagu Lionel Richie seperti Hello, Joan Baez (Bangladesh) atau lagu yang membuat bulu kuduk berdiri, Imangine.

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 12:07 pm

      Wah Pak Ersis, kemampuan saya belum seberapa untuk membahas lagu-lagu yang Pak Ersis sebutkan.
      Meski saya menggemari Lionel Richie (ah jadi kangen lagu STILL yang gimanaa gituh) atau Joan Baez yang judulnya Donna Donna (taunya juga dari film Gie-nya Miles Prod.) tapi saya mau konsen di U2 ajah hehehe..
      Btw, Pak.. Imangine itu yang nyanyi John Lengon ya..?
      Sementara kalau Imagine yang nyanyi John Lenon?
      Huahuahuha..:)

      Balas
  6. mantan kyai mengatakan

    12 September 2008 pada 3:48 pm

    saya ngehayati liriknya ajah. sebab yang saya kenal adalah pak bono tetangga saya yg polisi, bukan vokalis u2 :D
    yah seringkali mereka tidak mengerti mereka berperang untuk apa … atau utuk siapa? ah .. entahlah

    Balas
    • DV mengatakan

      12 September 2008 pada 3:48 pm

      Mantan pacar saya dulu namanya Rini S. Bono.
      Eh salah, itu kan artis ya ahuahuahau…:)

      Balas
  7. mfajrinet mengatakan

    13 September 2008 pada 4:18 am

    Kapan ya konser di indonesia?? ;) Lam kenal deh sekalian..

    Balas
  8. Taktiku mengatakan

    13 September 2008 pada 1:27 pm

    U2 grup band jadul tapi lgu-lagunya tak lekang oleh waktu hehehe… mirip judul lagu

    Balas
    • DV mengatakan

      13 September 2008 pada 1:27 pm

      Hehehe, lagu-lagu mereka yang baru juga OK2 kok Mas

      Balas
  9. sawali tuhusetya mengatakan

    13 September 2008 pada 10:47 am

    ingin sekali rasanya menikmati sajian musiknya U2, mas donny. sayang, koneksi net sering lemot. saya makmum saja sama review-nya mas donny ttg U2.

    Balas
    • DV mengatakan

      13 September 2008 pada 10:47 am

      Hehehehe..:)
      Terimakasih Pak…

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT