• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Tetanggaku Takut Mati!

3 April 2008 2 Komentar

Ini betulan! Bukan kiasan atau sesuatu yang bermakna berlebihan.
Tanpa majas, betul-betul kalimat telanjang yang menyatakan bahwa, Tetanggaku takut mati!

Umurnya memang sudah uzur, 84 tahun. Banyak rekan sepantarannya telah mendahuluinya menuju ke liang kubur sementara dia tetap segar dan bugar.
Pada masa mudanya, ia berprofesi sebagai tentara, dan sampai sekarang ciri itu tak terpatahkan, kalau berjalan benar-benar drap! drap! drap!
Sorot matanya masih tajam meski gendang telinganya sudah kiwir-kiwir, tak sanggup membedakan lemah-kuat frekuensi bunyi di sekelilingnya.
Rambutnya? Ah jangan tanya rambutnya karena ia mungkin sudah lupa kapan helai terakhir rambutnya lepas dari gundul kepalanya.

Beberapa minggu yang lalu, salah satu anaknya meninggal dunia karena sakit.
Tak sampai sehari, tiba-tiba ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Lebih dari seminggu di sana, orang-orang mengira “Wah! Ini bapak dan anak berangkat berbarengan!” Mereka bakal meninggal beriringan.

Tapi ternyata tidak! Kami salah semua!
Pada awal minggu kedua, ia kembali pulang ke rumahnya dengan langkah yang tetap sama, drap! drap! drap!
Matanya kembali menyorotkan sinar kehidupan, sesuatu yang tak jarang sudah lenyap tandas pada orang setua dia.

Seminggu berikutnya, tetanggaku yang juga tetangganya meninggal dunia karena sakit tua.
Kira-kira yang meninggal itu adalah sepantaran dengannya.
Eh! Kembali dia ketakutan. Dia mengeluh sepertinya ada yang salah dengan badannya dan memaksa istri serta tetangganya untuk mengantarkan dia ke rumah sakit.
“Lha wong belum jadwalnya kontrol kok Bapak sudah? Ini nggak sakit apa-apa kok! Bapak sehat!” Begitu dokter menasihati kira-kira.
Ya, nasihat yang tak terlalu berlebihan sebenarnya, karena meski perasaan berkata ia sakit, tapi sorot matanya yang tajam itu tak bisa menipu dan mengungkap betapa ia sangat sehat.

Tak sampai tiga hari sesudah tetanggaku yang juga tetangganya meninggal, secara kebetulan (kebetulan?) tetanggaku yang lainnya juga meninggal.
Kembali! Ya, dia kembali ketakutan! Ia mengeluh kakinya seperti tertusuk-tusuk, perutnya memutar-memutar tak keruan dan sekali lagi, ia memaksa istri dan tetangganya untuk
menuju ke rumah sakit sekedar mendengarkan Dokter berfirman.

Aku tak tahu bagaimana kelanjutan ceritanya.
Tapi cerita itu cukup membuatku merenungkan arti kata takut.
Ternyata ketakutan itu begitu akut!
Aku jadi ingat beberapa waktu dulu aku pernah mendengarkan cerita tentang orang yang terkena ulat bulu sehingga seluruh tubuhnya menjadi lebam-lebam karena gatal.
Lalu tiba-tiba aku jadi merasa seperti punggung dan tanganku gatal-gatal. Secara tak sadar aku pun mulai menggaruk permukaan kulit semata-mata karena aku merasa aku diserang rasa gatal karena pengaruh cerita ulat bulu itu tadi.
Akut bukan?

Kembali ke soal tetanggaku tadi, aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.
Semua orang takut mati! Se alim-alimnya orang, setegar-tegarnya raksasa, setinggi-tingginya Magic Johnson dan sependek-pendeknya orang-orang di negeri Liliput… semua orang takut mati!
Semua orang takut untuk menjalani keadaan dimana tak satupun manusia telah pernah mendengarkan preview mendetailnya terlebih dahulu.

Apa kamu takut?
Takut apa? Takut mati atau takut untuk takut mati?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. DM mengatakan

    5 April 2008 pada 12:26 pm

    Hon-Hon…

    Balas
  2. suryaden mengatakan

    23 November 2011 pada 9:49 am

    ketemu wong mati mlaku-mlaku opo jajan luwih medeni

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT