Tentang Seragam Korpri yang Lucu

13 Agu 2008 | Cetusan, Indonesia

Seragam Korpri Lama
Sewaktu kecil dulu, aku paling suka melihat Papa mengenakan kemeja Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang berwarna biru tua serta
berlengan panjang di setiap hari senin dan tanggal 17 tiap-tiap bulannya.
Ada kesan gagah dan begitu berwibawa ketika melihatnya berangkat kerja di pagi hari, dan bahkan ketika lelah ia pulang di malam harinya,
seragam itu tak membuat ia tampak begitu lunglai setelah berjuang seharian di tempat kerjanya. Pakaian itu malah membuat ia tetap tampak sebagai pejuang dan pengabdi yang sesungguhnya.
Mengabdi pada negara dan berjuang untuk keluarga.

Pandangan seperti itu barangkali wajar. Aku hidup di lingkungan keluarga pegawai negeri dan mendapat rejeki juga dari seorang ayah yang adalah pegawai negeri.
Jadi maklum kalau aku lantas beranggapan demikian, bukan ?

Hingga akhirnya selepas merantau ke Jogja sejak 1993, aku pun mulai tidak terlalu memperhatikan “kedigdayaan” kemeja seragam Korpri itu lagi.
Entahlah karena aku yang jelas jadi tak pernah melihat Papa mengenakannya atau barangkali karena lingkungan dan egoisme ku yang tak terlalu menghiraukan lagi hal-hal semacam itu.

Lebih-lebih setelah Papa pensiun pada 1998, praktis aku sangat jarang untuk melihat orang-orang berbaju Korpri di depanku. Selepas kuliah pun aku tak memilih untuk menjadi penerus Papa
bekerja sebagai pegawai negeri, aku memilih jalur swasta karena kuyakin meski tak secara langsung mengabdi pada negeri, bukankah dengan bekerja dimanapun secara sungguh-sungguh itu
sama saja dengan mengabdi pada kejayaan bangsa ini ?

Seragam Korpri Baru

Lima tahun sesudahnya, aku kembali “berpapasan” dengan soal baju Korpri lagi.
Waktu itu, pertengahan tahun 2003, aku kebetulan mendapat tugas dari kantor untuk mengerjakan proyek di sebuah kantor pemerintahan daerah di luar Jawa.
Aku sempat bingung ketika pada sebuah hari senin di tempat itu mendadak semua pegawai berseragam dalam pakaian yang belum pernah kukenali sebelumnya.

Aku pun plonga-plongo lalu bertanya kepada salah satu pegawai disitu.

“Pak, itu seragam apa?” seingatku, begitu pertanyaanku padanya.
“Oh, ini kan seragam Korpri, Pak?” jawabnya singkat sambil memandangku aneh.
“Ouww… hmm anu, bukannya yang biru tua itu, Pak seragam Korpri itu?”
“Hehehehe, aduh Pak Donny kemana aja, seragam yang itu kan seragam lama. Ini seragam barunya…”
Aku pun manggut-manggut dan membiarkannya berlalu tanpa ia sempat mendengar bahwa aku bergumam “Kok aneh dan lucu ya seragamnya?”

Maka sejak saat itu aku pun semakin merasakan betapa dunia telah banyak berubah tanpa harus kuketahui setiap detailnya.
Betapa ternyata bukan aku saja pemutar roda dunia ini, tanpa aku, mereka tetap giat memutar kehidupan dan saling berubah satu sama lain termasuk soal baju Korpri itu.

Lalu yang terakhir hari minggu yang lalu, ketika sedang mengantar Mama dan Citra untuk berbelanja kain, tak kusangka dan tiada dinyana aku melihat bergulung-gulung kain
berlogo Korpri seperti yang kulihat pada tahun 2003 itu yang dijajakan bersama ribuan gulung kain lainnya di areal pengap Beteng Trade Center, Gladhak, Surakarta.
Aku pun langsung tertarik untuk melihat secara detail seperti apa kain dan motifnya.

Belum sempat kuberkomentar, Bulik Menuk, adik ipar Mama yang ikut menemani kami pun berujar
“Kayak taplak meja ya, Mas Donny?”
Halah.. nggih mboten, lha wong sae ngoten kok (Ah ya nggak, bagus kok)” ujarku spontan kepada Bulik yang berprofesi sebagai guru di sebuah SMA negeri ini.
Sejenak kuusap-usap kainnya, kuperhatikan detail desain kain tersebut dan.. ah gumamanku pun berulang seperti lima tahun yang lalu “Kok aneh dan lucu ya seragamnya?”

Keterangan foto: Perhatikan penampakan alamat website dan email yang tertera pada pinggir kain tersebut!
Cool, huh ?!?

Link tambahan, klik di sini untuk melihat Spesifikasi Teknis, Warna Kain/Bahan Pakaian Seragam Korps Pegawai Republik Indonesia.

Foto seragam Korpri lama diambil dari blognya Bli Saylows

Sebarluaskan!

26 Komentar

  1. gubraakkkss…!!!
    lu baru tau korpri udah ganti….?
    akut emang yaa…. akuuttt…..

    Balas
  2. haha, mesakne ke tenan to, kok yo baru mudeng seragam korpri anyar..

    Balas
  3. Ah aku pribadi lebih suka sama sragam yang lama, lebih gagah dan berwibawa, sragam yg sekarang beraneka warna.. jadi keliatan agak kemayu :D

    Balas
  4. Sudah lama, Don…
    Biar ramah lingkungan kali, hihihi.

    Balas
  5. ooooo pantes aja… kirain kenapa koq sekarang ngga ada men in blue lagi di ruas jalan malioboro setiap senin siang. padahal dulu kan kalo jam 12 di sana biru2 pada makan siang dan sliweran kekekke.
    anyways… iya yang biru memang lebih keren. memang terkesan ndeso, kurang luwes, terlalu apa ya? mmmm… konservatif? hihihihi cuma bukannya korpri itu stereo-typenya emang konservatif ya?

    Balas
  6. korpri keknya butuh desainer ya pak … ngajuin proposal aaah *ngarep*

    Balas
  7. ah jadi inget bapakku juga … pegawai negeri. memang seragam itu menjadi kebanggaan mereka dan kita. abdi negara !

    Balas
  8. He..he…
    Saya pribadi lebih suka lihat motif yang lama, yang biru tua. Tapi saya si waktu itu masih belum jadi PNS.
    Saat saya PNS, seragam korpri begitu. Saya gak suka. Sampai hari ini saya gak punya, bukan gak punya kainnya. Ada di lemari, tapi malas menjahitkannya.
    Saya ini contoh yang jelek. Kalau ada PNS yang membaca komentar ini, jangan ditiru ya ;)

    Balas
  9. Iya baru tahu… xi..xi xi
    Kemana saja aku ini :)
    Lebih suka yang biru tua,kalem.

    Balas
  10. Memang segala sesuatu yang biasa kita lihat dan menurut anggapan kita sudah melekat erat sebagai identitas suatu objek, apabila berubah akan terlihat aneh pada awalnya Pak Donny. Inilah mungkin yang membuat sebagian besar orang enggan untuk berubah, walaupun perubahan itu ke arah yang lebih baik.

    Balas
  11. hehehehe :lol: meski PNS, jujur saja saya jarang mengenakan seragam kebanggaan warga Korpri itu, mas donny, hehehehe :grin: upacara pun hanya ikut pada momen2 tertentu.

    Balas
  12. oooo
    itu seragam KORPRI ya?
    kirain cuma seragam Pegawai PEMDA doang.
    :D

    Balas
  13. Memakai seragam adalah konsekuensi dari pilihan kita akan sebuah profesi. Akan terasa sangat naif jika kita mengampu profesinya tetapi menolak mengenakan atributnya.
    Semoga kita termasuk orang yang konsekuen dengan pilihan kita sendiri.
    Selamat mengakrabi seragamnya, Mas!
    Tabik!

    Balas
  14. Salam
    Ga penah pake soale bukan PNS he..he..

    Balas
  15. aku PNS .. tapi terus terang aku nggak punya baju KORPRI yang seperti sekarang
    Kalo upacara ya kita pake baju putih dan celana gelap ..
    salam dahsyat,
    JB90

    Balas
  16. bkannya udh lama bgt yak gantinya… ?!?!
    orang tua gw jg PNS, & lom pensiun…jd msh update lah….
    tp memang, utk yg sekarang, terkesan gak formal bgt

    Balas
  17. Saya baru saja lepas dari seragam tsb karena pensiun….tapi setelah tahun 1998, upacara tak selalu setiap tanggal 17, hanya pada tanggal penting. Dan dikantorku, upacara tetap berjalan, tapi pake seragam corporate….pakai blouse/hem putih lengan panjang…jika staf ke atas berdasi, dan setingkat Deputy General Manager ke atas pakai jas…akibatnya panas banget (jadi malah sering sembunyi ikutan upacara di tempat staf saja…lha panas-panas kok pake blazer….

    Balas
  18. hehe.. ada sponsornya sgala ya… di bagian bawah… pasti banyak di kinjungi tuh websitenya. :D

    Balas
  19. kalo di amati emnag seragam baru korpri tidak ada wibawa nya sama sekali , karena disitu tidak ada lambang korpri nya,and menurut saya, dan gambar ya pun tidak mempunyai akna jelas..mendingan ganti saja , dengan seragam yang dulu….

    Balas
    • Hehehe, kalo menurut saya, baju Korpri yang sekarang ini udah tercampur sedikit budaya pop, terlihat dari warna2 cerahnya.. bagus sih sebenarnya :)

      Balas
  20. Luar biasa perhatian seorang anak abdi negara terhadap sebuah simbol abdi negara. Saya juga sangat menyukai motif seragam PNS yang lama, cukup memiliki wibawa.
    Saya juga anak pensiunan PNS cukup peduli dengan keadaan keluarga besar PNS, untuk itu bagi teman-teman keluarga besar PNS tidak lama lagi kita akan mendeklarasikan HPPPNS-RI Himpunan Putra Putri Pensiunan & Putra Putri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia
    Berdirinya organisasi tersebut agar keluarga besar PNS dapat menyatukan potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan keluarga besar PNS.

    Balas
    • Selamat atas berdirinya HPPPNS-RI.
      Kalau saya sih ndak tertarik, cukup diam di sini saja sambi melanjutkan kehidupan :)
      Peacee!

      Balas
  21. silakan join ke facebook group:
    Save the Old Blue Batique Korpri…
    dibandingkeun yang baru, baju korpri biru tu jadul lebih punya jiwa….

    Balas
  22. Emang…seragam Korpri yang baru norak abis, koq orang bodoh sih yang dipilih jadi desainernya.
    PNS yang pakai seragam baru Korpri jadi tambah culun pakai seragam Korpri yang baru.

    Balas
  23. Mencermati Seragam Baru Korpri
    Dari Perisai Garuda Tanpa Bintang sampai dengan Tata Letak Daun Berkarang
    Oleh Ir Kunarso
    TELAH dua kali baju seragam KORPRI mengalami perubahan, hal ini tak lepas dari keinginan organisasi pegawai ini untuk semakin mandiri, maju dan berkembang.
    Perubahan pertama pada tahun sembilan puluhan, baju seragam KORPRI yang semula didominasi warna biru dengan gambar rumah di bawah pohon beringin diganti dengan gambar Punokawan yaitu tokoh wayang yang kerjaannya banyak bergurau, serta gambar monyet di hutan. Protes pun bermunculan, sehingga pencetakan kain seragam yang telah dikontrakkan ke Koperasi Batik di Jawa Tengah terpaksa dibatalkan. Koperasi pun dirugikan. Seragam KOPRI lama digunakan lagi. Kini kembali, baju seragam KORPRI mengalami perubahan. Tak jauh beda dengan perubahan yang pertama, perubahan yang kedua inipun mulai terdengar adanya berbagai komentar. Bahkan berita di berbagai media nusantara tak melewatkan tentang adanya reaksi terhadap pembuatan seragam KORPRI yang baru. Di Jawa, seorang Walikota marah karena untuk pembuatan seragam baru membebani anggota KORPRI dengan memotong gaji.
    Menyoal Arti Gambar
    Dari pengalaman yang cermat terhadap seragam KORPRI yang baru, tidak mustahil timbul berbagai pertanyaan mendasar tentang arti dan maksud gambar yang ada. Pertanyaan itu adalah wajar, karena sebagian anggota KORPRI masih memiliki jati diri dan tidak mudah untuk mau memakai simbol-simbol yang tidak dimengerti. Apalagi jika mengandung simbol yang bertentangan dengan hati nurani.
    Apalagi adanya pergantian seragam ini tidak diawali dengan sosialisasi. Alangkah indahnya, jika rencana perubahan motif seragam didahului dengan menggali masukan dari anggota jika perlu diseminarkan dulu agar ada koreksi bila ada kekeliruan.
    Perisai Tanpa Bintang
    Apabila dicermati, yang terlihat dari seragam baru KORPRI yaitu adanya gambar Burung Garuda, daun-daunan dan garis saling menyilang.
    Berbeda dengan Garuda Pancasila Lambang Negara Indonesia, perisai yang tergantung di leher Garuda pada seragam baru KORPRI ternyata kosong, tanpa ada gambarnya, baik bintang, beringin, kepala banteng, rantai maupun padi dan kapas yang sebelumnya dipahami sebagai simbol dari Pancasila. Belum ada penjelasan tentang hilangnya gambar yang menjadi simbol negara itu dari perisai Garuda seragam baru KORPRI, apakah memang demikian menurut keputusan, ataukah ada kesalahan di pencetakan. Mungkinkah hilangnya gambar itu karena diambil untuk menjadi lambang oleh berbagai Partai Peserta Pemilu 2004, atau memang KORPRI yang baru telah demikian berani untuk menyatakan bahwa lambang itu tidak perlu lagi sehingga merasa tidak peduli dan membiarkannya hilang dari dada anggota KORPRI.
    Tentang hilangnya gambar bintang dari perisai Burung Garuda, bukan baru kali ini penulis jumpai. Pada tanggal 15 November tahun 2000, ketika Menhutbun saat itu Dr Nur Mahmudi Ismail berada di Gedung Kehutanan, jalan Kusuma Bangsa Samarinda menghadiri suatu acara, segenap undangan yang hadir sempat tertegun saat seorang peserta memberi informasi yang dinilai amat penting sebelum bertanya. Informasi yang disampaikan adalah bahwa pada saat MPR masih terus bersidang menyiapkan amandemen UUD tidak terkecuali membahas dengan hati-hati yang berkaitan dengan lambang negara, ternyata di daerah sudah jauh lebih maju seperti yang terlihat di belakang Bapak Menteri, lambang Burung Garuda itu tanpa bintang.
    Bunga Liar Biasa di Belukar
    Tentang gambar daun, belum juga ada penjelasan daun apa gerangan sehingga patut dibanggakan dan ditempel di seragam KORPRI untuk dipakai dan dibawa mondar-mandir oleh anggotanya. Alangkah baiknya apabila lambang daun yang dimaksud adalah lambang daun dari tumbuhan produktif dan bernilai tinggi. Jika demikian akan dapat menggambarkan keinginan organisasi ini agar anggotanya mempunyai jiwa yang mulia dan bermanfaat untuk kemajuan negeri. Sebaliknya apabila ternyata bahwa lambang daun itu adalah daun tumbuhan liar, maksimal manfaat yang diperoleh dalah sekadar hiasan penyejuk pemandangan jika dipindah di halaman depan rumah.
    Jika memang tumbuhan ini yang dimaksud, lalu apa gerangan yang dibanggakan dan diambil motivasi sehingga perlu menempel terus di baju seragam KORPRI?
    Dari tata letak daun, identifikasi suatu tanaman dapat dilakukan. Diketahui ada tumbuhan yang setiap buku batangnya hanya terdapat satu daun saja, ada tumbuhan yang setiap buku batangnya terdapat dua daun yang berhadapan dan ada pula tumbuhan yang setiap buku batangnya terdapat lebih dari dua daun.
    Tumbuhan yang pada setiap buku batangnya hanya terhadap satu daun dikatakan bahwa tata letak daun yang demikian dinamakan tersebar (folio sparsa). Walaupun dinamakan tersebar, tetapi jika diteliti justru akan kita jumpai hal-hal yang sangat menarik, dan akan ternyata bahwa ada hal-hal yang bersifat beraturan. Dalam hal ini ada rumus daun, sudut divergensi dan deret Fibonacci. Pada berbagai tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduk daunnya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas batangnya amat pendek. Daun yang mempunyai susunan demikian disebut roset (rosula). Ada roset akar, yang berjejal di dekat tanah, misalnya pada lobak (Raphanus sativus L), dan ada roset batang yang rapat berjejal di ujung batang, misalnya pohon kelapa (Cocos nucifera L).
    Tumbuhan yang pada setiap buku batangnya terdapat dua daun, letaknya berhadapan (terpisah dengan jarak sebesar 180 derajat) dinamakan tata letak daun berhadapan-bersilang (folio opposita), misalnya pada mengkudu (Morinda citrifolia L).
    Sedangkan tumbuhan yang pada setiap bukunya terdapat lebih dari dua daun dinamakan tata letak daun berkarang (folio verticillata).
    Gambar daun yang terdapat pada baju seragam KORPRI rupanya termasuk tata letak daun berkarang, yaitu pada satu buku batang terhadap lebihd ari dua helai daun, atau tepatnya ada empat helai daun. Daun tumbuhan apakah ada yang demikian, setelah penulis mencoba mencari ternyata tata letak daun yang demikian terdapat pada tumbuhan liar yang sering tumbuh di belukar, berbunga kuning, indah memang, tetapi banyak bergetah.
    Dambakan KORPRI yang Lurus
    Dambaan untuk menjadikan KORPRI dimasa depan menjadi organisasi mandiri yang bersih dan lurus terkandung dalam sambutan Presiden Megawati pada saat Hari Ulang Tahun KORPRI bulan Desember 2003 yang baru lalu. Diharapkan silang melintang perjalanan KORPRI dimasa lalu yang sering terbawa oleh arus politik saat itu, tidak terulang lagi dimasa yang akan datang, karena jika terus demikian bukan saja merugikan anggotanya tetapi juga merugikan bangsa dan negara. Akan tetapi jika kembali mencermati seragam baru KORPRI, ternyata garis silang melintang amat sangat nyata mendominasi. Akankah suasana silang melintang nantinya masih mewarnai kelanjutan perjalanan KORPRI? Bolehlah kalau kita berharap agar hal itu tidak terjadi.(***)
    pernah di postkan di Kaltim Post Jumat, 23 Januari 2004

    Balas
  24. Iseng nyari motif korpri yg baru kok malah nyasar ke sini yak..
    Skrg udah berubah lagi loh mas bajunya.. tapi aku blm ketemu juga motifnya.. aaahh.. padahal blm juga setahun aku beli baju korpri yg sekarang.. hmmm…

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.