Tentang Sendal Jepit Yesus dan Maria itu…

7 Agu 2016 | Cetusan

Mungkin karena setiap hari aku menulis Kabar Baik maka sore tadi seseorang mengirimkan email berisi pertanyaan kepadaku berharap aku bisa menyediakan pelita baginya. Begini tanyanya, “Bro, bagaimana menurut pandangan Bro Donny tentang polemik sandal jepit berdesign wajah Yesus dan Maria? Berdosa atau tidakkah?”

Nggak usah panggil Bro untuk menyapa seorang Donny. Cukup panggil Donny atau DV, Bro! *eh

Aku sebelum mendapatkan email tersebut tak sadar ada polemik sendal jepit. Baru sesudahnya aku lantas mencari tahu dan ternyata memang meski tak kuat, ombak di social media terkait dengan hal ini cukup seru juga.

sendal jepit

Sendal jepit kontroversial itu…

Ada yang memandang hal itu sebagai dosa, tapi ada yang sok cool melihat hanya dari kacamata seni dan ‘cuek’ saja. Tapi yang lebih mengherankan adalah, ada juga oknum-oknum yang mengaku non-kristiani yang seolah memanas-manasi kenapa orang-orang ‘kita’ tak terbakar amarahnya melihat postingan sendal jepit berwajah Yesus dan IbuNya itu?

Pola pandang manusia itu berbeda-beda, Bung! Eh… Bro!

Tempo hari ada juga berita tentang warung bakso yang menyajikan masakan dengan cara unik, ditaruh di jamban.

Aku melihat pertama kali langsung eneg dan mual, “Gila! Kenapa harus makan dari jamban?”

Meski demikian, pada kenyataannya ada lebih banyak orang yang cuek, warungnya juga terbukti ramai dan kuyakin lebih ramai lagi setelah media televisi nasional mengangkatnya menjadi sesuatu yang unik dan langka.

sendal jepit

Bakso di toilet. Bagaimana cara pandangmu? (sumber: Brilio.net)

Nah, dari situ, kalau orang lantas berpikir macam-macam tentang satu hal yang kontroversial seperti sendal jepit itu… ya wajar!

Aku tak percaya semua orang Kristiani punya anggapan yang sama tentang sendal jepit tersebut!?Pasti ada juga yang panas dan naik darah melihat Tuhan dan Bunda Tuhan dihina. Tapi ada juga yang mungkin merasa adem-ayem dan ada pula yang ‘sok cool’ memilih untuk tenang dan berpendapat “Emang kamu pikir orang Kristen itu emosian kayak mereka?” sambil meunjuk ke ‘rombongan lain’ yang bersumbu pendek kalau melihat hal beginian….

Kamu sendiri gimana Don? Bro Don?
Aku berpikir begini… Jika sendal itu dibuat untuk menghina ya aku tak setuju meski ketidaksetujuanku hanya akan terlontar sebagai pendapat bukannya jebakan jahat untuk si pembuat karena urusan dosa itu biarlah jadi urusan dia dengan Dia.

Tapi jika lantas sendal itu dibuat untuk tidak menghina, kenapa harus designnya adalah Yesus dan Bunda Maria? Ia tahu sandal adalah alas kaki yang akan diinjak untuk dipakai.

Jadi, kalau aku adalah produsen sendal, aku memilih untuk tidak menggunakan gambar kedua sosok tersebut di desain produkku.

Berarti kamu menyalahkan, Don?
Uhmmm, tidak juga… Kamu tak bisa menjebakku dengan pertanyaan seperti itu hahahaha…

Aku lebih suka menjawab hal ini dengan cerita ‘asal-asalanku’ ini…

Anggaplah ada sebuah desa yang setiap jam enam sore hingga enam pagi, saat lampu jalan dinyalakan, semua pagar besi rumah yang ada di desa itu jadi dialiri setrum.

Membahayakan? Jelas! Tiga hari lalu, Kang Sastro hampir ‘liwat’ karena lupa pakai sendal, membuka pagar besi dan tersentak pingsan!

Nah, suatu malam, tetangga Kang Sastro yang usianya sudah senja terkena serangan jantung. Ia hidup dengan cucunya yang seorang Katolik taat. Entah bagaimana, cucunya, sebut saja Mawar, hanya punya sendal jepit bergambar Yesus dan Maria itu.

Si Mawar berada di persimpangan.
Ia harus membawa neneknya ke rumah sakit atau mati di tempat. Untuk itu, ia harus mengenakan sendal jepit itu untuk membuka pintu pagar besi rumahnya supaya tak kesetrum. Di sisi itu ia merasa berdosa jika harus mengenakan sendal jepit! Tapi di sisi lain, seperti kutulis barusan, jika tak dibawa, neneknya akan mati tak seberapa lama…

Nah, pilih mana? Dosa’an mana?

Intinya, tak semua hal yang ada di dunia ini harus dikejar-kejar untuk dinilai dari sisi benar-salahnya saja.

sendal jepit

Tattooku!

Eh, kalian tahu nggak, akupun punya tattoo di paha bergambar Yesus di paha kanan dan Maria di paha kiri? Silakan baca tulisan-tulisan di tagar Hikayat Tattoo jika ingin membaca detail lengkapnya.

Waktu orang-orang bilang aku gak sopan terutama karena sejak dulu aku aktif di pelayanan keagamaan, aku berkilah dengan alasan “Tuhan Yesus dan Bunda Maria kuletakkan di situ, di ujung tertinggi kakiku supaya mereka mengawal langkahku sepanjang hidup!” Hahahaha…

Buat yang kirim email, semoga tulisan ini nggak tambah bikin bingung! Karena sejatinya gak ada hal sekecil apapun di dunia ini yang tidak membingungkan termasuk kebingungan-kebingungan kita sendiri!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.