Beberapa hari yang lalu aku ngonangi (menangkap basah –jw) teman yang setelah buang air kecil lalu keluar begitu saja dari toilet tanpa mencuci tangan… dan sejak saat itu stigma ‘bersih’ yang selalu kutempelkan pada dirinya menguap sudah.
Temanku tadi lelaki dan karena aku juga lelaki, bagiku dan seharusnya baginya, sehabis kencing hukumnya adalah ‘wajib’ untuk cuci tangan karena kencing bagi lelaki berarti harus mengeluarkan alat kelamin, memegangnya dan mengarahkannya ke lubang pembuangan lalu atas nama aliran kencing yang tak serabutan, kita harus ‘memegangi’ nya selama proses kencing berjalan. Setelah usai, dengan tangan yang sama kita juga harus memasukkan alat kelamin lagi ke dalam celana. Kita tak pernah tahu apakah aliran air kencing yang adalah kotoran tubuh itu ada yang memercik di jari dan telapak tangan atau tidak kan? Belum lagi kalau mereka yang mengganti celana dalamnya seminggu sekali atau kalau mandi tak pernah membersihkan area kemaluannya… ah, you tau sendiri lah dan bayangkanlah!
Pernahkah pula kalian membayangkan ketika kalian sedang jajan bakso di abang-abang yang berjualan di bawah pohon beringin? Dimana kira-kira kalau ia harus kencing dan bagaimana caranya membersihkan?
“Tuh, muter aja di balik beringin ini lalu kencing aja disitu!” jawab salah seorang abang penjual bakso yang dulu pernah kutanya “Bang, kebelet kencing nih, enaknya dimana ya?”
“Lha cucinya?” tanyaku
“Cuci apaan?” ujarnya sambil melayaniku, mengambil gumpalan mie dengan kedua tangannya lalu memasukkan ke dalam mangkuk yang hendak dihidangkannya kepadaku… ya, kedua tangannya yang barangkali sejam atau dua jam atau bahkan 15 menit sebelumnya baru dipakai untuk memegang alat kemaluannya untuk kencing di balik beringin itu…
Jadi pentingkah mencuci tangan selepas buang air kecil?
Sekali lagi, bagiku itu penting meski sebenarnya kegiatan itu tak lebih dari sekadar menguatkan ‘peace of mind’ bahwa kita telah melakukan proses pembersihan meski bersih atau tidaknya ya embuh. Sama tho dengan iklan sabun cuci tangan yang sepertinya hingga kapanpun tak kan pernah berani mengklaim mampu membasmi 100% kuman yang menempel di tangan… paling banter 99% lah karena seperti yang kerap diucapkan oleh mereka yang beragama bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan.. ya ndak salah juga!
Setidaknya di sini, di Australia sini, di beberapa toilet umum, di balik pintu keluarnya biasanya ditempel tulisan seperti yang ada di foto di atas.
Jadi, mau tidak mau, demi menyelamatkan muka, mencuci tangan adalah dianjurkan meski itu hanya sekadar menyalakan kran air beberapa detik lalu menaruh tangan di sana dan… “srettt” sudah, tanpa harus membubuhkan sabun di atasnya yang penting toh sudah tidak melanggar aturan yang ada.
Lalu kenapa kira-kira temanku tadi bisa tak melakukan cuci tangan setelah kencing ya?
Kupikir itu terjadi karena ia merasa sendirian di dalam toilet dan tak ada orang lain yang mengintainya padahal ketika ia kencing aku masuk dari pintu toilet yang lainnya lalu sama-sama kencing. Dari kaca kulihat bahwa itu dia, temanku tak salah lagi, namun setelah dia selesai melepas hajat, tak kujumpai ia mampir ke wastafel untuk mencuci tangan melainkan langsung ngeloyor pergi, membuka pintu, keluar dan membiarkan pintu itu tertutup sendiri.
Dalam hal ini, apa mau dikata disiplin kadang memang baru sampai pada tahap bubuhan kosmetik di wajah. Sekadar sesuatu yang patut ditunjukkan di muka orang tapi tak perlu ketika tak ada muka orang di dekatnya. Disiplin, sayangnya, butuh kondisi yang mendukung orang untuk mau-tak-mau mendisiplinkan diri dan kawanku tadi adalah salah satu contohnya bahwa ketika tak ada orang, tak perlulah kita mencuci tangan toh tak ada orang yang melihat.
Ya sudah, aku hanya bisa geleng-geleng kepala sepeninggal kawanku tadi pergi.
Kumasukkan alat kemaluanku ke dalam celana, kutarik ritsleting dan kubenahi letak baju serta mengunci lagi sabuk.
Lalu kamu mencuci tangan atau tidak, Don? Kan tak ada orang lain lagi disitu?
Wah, kalau itu rahasia ilahi, hanya aku dan Tuhan yang tahu :)
Tulisanmu dalem, meskipun agak nggilani pada awalnya..Yek..
Kebersihan itu awal dari sehat, dan ini diawali pula dengan sikap disiplin dalam memelihara kebersihan. Jadi seharusnya tidak perlu ada orang yang ngonangi. Seperti disiplin di jalan raya, seharusnya bukan didasari karena takut polisi, tapi karena sadar bahwa setiap tindakan pengemudi mempengaruhi keselamatan banyak pihak.
Menurutku judulnya agak gak… umm “kencing” hhmm vocab nya ngak mas DV banget. Ada apa nih..
@riris: Hehehehe… nggilani piye tho.. nyeni malah hahaha
@Dr Acer: hahahahhaa aku ngga nemuin padanan kata yang lebih indah ketimbang kencing jhe :)
is it another name of “kopeten” ??
Hahaha.. kopeten rak silit.. iki manuk jhe..:)
kalo aku abis pipisin pepe, pasti aku cuci tangan don wkwkwkwk
Walah, kasian Pepe kamu pipisin terus?
“Kumasukkan alat kemaluanku ke dalam celana, kutarik ritsleting dan kubenahi letak baju serta mengunci lagi sabuk…”
… u got this line right after finished reading enny arrow or WHAT??
Jiakakaka…. Nick Carterrr :)
hadooh…. segala proses detil kegiatan paling pribadi dibahas gamblang begini…
endingnya? edyiiiannn!!
Besok kalau kamu mudik dan kita ketemuan, enaknya salaman karo kowe nggak ya Don? :) :)
Mas DV nya blak blakan yah :)) …. agak vulgar sih namun terkadang blak blakan yang terkesan keras penting, tegas agar hidup lebih bersih
@nana: kowe menikmatinya tho? :)
@arham: hahahaha….
Nana….
Dan kok ya ndandak nginceng barang ya?
wah kalo itu sih namanya ironis. Kok yah malah ada orang saja kalau cucinya.
After all, jadi mirip sama business accounting ethic yang lagi kupelajari. Ethis doi accounting ditentukan oleh trust. Sesuatu yang sama dengan kebersihan, sama sama ditentukan persepsi apakah orang lain percaya Anda bersih. :)
btw, Mas DV kalau sudha di pilih pilih bajunya kabari email ku yah ..
Ya, pada dasarnya bahkan sampe ke soal TUhan pun kan hanya diperlukan oleh TRUST :)
bwahahahahahaha.. ya ampyuuuunnnn….
seperti biasa, saya selalu suka paragraf penutupnya, hehe
btw, tentang mencuci tangan setelah pipis, ehm… dari 10 kali pipis mungkin sekitar 4 kali saya mencuci tangan setelahnya, hehe tergantung situasi juga sih :D
Anda terlalu jujur, Bli hahahaha
Hihiiih…. wah tulisan kayak gitu harus dibuat juga di toilet2 di sini Don, dengan bahasa yang lebih gimana gitu, seperti : Tanganmu belum tentu bersih buat orang lain, jadi, cuci tanganmu!
Ah untunglah hampir gak pernah jajan yang lewat2 itu…. najong banget kan habis kencing kok gak cuci tangan….. cih. ;D
Hehehehe… trus gimana kalimatnya kalau disitu?
Nah itu dia, di negara maju, kalo gak menuruti aturan justru malah malu. Kalo di Indonesia sini, cuci tangan malah dianggap aneh. :D :D *setidaknya di WC Umum* :mrgreen:
mungkin temen kamu tuh “sadar” kalo air kudu di irit …:)
saya selalu juga mencuci tangan, kalo darurat di luar kota saya sedia tissue basah..emang aneh sih kayak cewek tapi gaya hidup sehat saya menyebabkan saya udah lebih dari 3 tahun gak pernah sakit..maap bukannya mau sombong sih, temen sakit disebelah meja saya aja besoknya sya langsung beli masker..heee..bodo..
Waduhh Don..
Dan Donny masih bisa makan baksonya tadi?
Saya dulunya nggak bisa jajan sembarangan Don, istilahnya kikrik, gara2 ibu selalu mengulang-ulang untuk setiap kali cuci tangan. Jajan harus ditempat bersih, tidak kena debu, ada air untuk cuci iring dan cuci tangan.. bla bla bla….
Dan sampai sekarang, saya sering banget cuci tangan….apalagi jika habis pegang uang…..kalau nggak cuci tangan langsung deh gatal tanganku..untungnya sekarang ada cairan pembersih tangan, jadi kalau dijalan tak ada air, bisa pakai cairan pembersih itu.
mosok ono wong ganti cd ne seminggu sekali? hora ono ketoke mas…
nek ono pasti sisan membudidayakan jamur :P wakakakakkaka..
di toilet kantorku juga ada tulisan wajib cuci tangan sehabis dari toilet, disediakan dua pilihan, pake sabun atau pake apa itu cairan yang bisa dipake gak usah pake air
dan akupun selalu mencuci tangan sehabis dari toilet :)
Assalaamualikum wr wb
Bagi umat muslim, ada adab-adab untuk kencing sbb :
pertama, utamakan kaki kiri terlebih dahulu ketika masuk toilet/wc
kedua, posisi kencing harus jongkok karna kalo berdiri takut sisa air kencing mengenai celana, (jika kena, pasti tidak sah dipakai utk beribadah(sholat). biasanya di mall/ gedung-gedung sekarang posisi kencing itu berdiri, tp diusahakan cari kamar mandinya, klo tidak ada ya gmn lagi dari pada kebelet :) dan ketika membasuh kemaluan jg cuma dicipratin, tetapa dibasuh dg banyak air menggunakan gayung.
ketiga, keluar dg kaki kanan terlebih dahulu.
Jangan lupa berdo’a sebelum masuk kan keluar toilet.
Semoga Allah menebarkan hidayah-Nya bagi kita semua. Amin.
Wassalaamualaikum.
hehehe begitu ta caranya lelaki
Mas Donny,
Mohon ijin…sebenarnya udah terjadi sih, jadi ini laporanku pada mas. Artikel mas ttg mencuci tangan setelah kencing aku kopi dan masukin dalam blogku. Tulisannya ringan dan mengena dan sesuai dengan misi blogku. Moga berkenan.
Demikian info.
Salam SEHAT, don_C
huwaaaaaaa tulisane apik ikiii…
betchul bgt, mas. palagi jg cewek, hukumnya sama, wajib. aku selalu merhatiin kl di toilet umum, apa yg hbs pipis pasti cuci tangan.
pernah ilfil ketika liat cewe cakep modis, hbs dr pipis (cewe kl pipis kan ‘ribut’) lgsg ngeloyor.
JOROK BIN NJIJIKI iiiuuughhh
aku maka selalu bawa cairan anti kuman, tisu basah, bhkn sabun kertas. jaga2 kl hbs dr toilet ga ada sabun. risih jeeee
Pernah liat video artis ganti baju yg diambil dr balik cermin toilet yg dulu heboh itu? Ada artis top nan cantik lg seksi yg ngelap kemaluan dgn ujung kaos dalamnya… *tepokjidat