Tentang Jogja (19): MK, Malam Keakraban

30 Apr 2021 | Cetusan

Sebagai sekolah homogen pria, SMA Kolese De Britto kerap ‘dijodohkan’ dengan sekolah-sekolah homogen wanita di Yogyakarta. Wujud paling nyata dari ’perjodohan’ ini adalah acara kumpul-kumpul unofficial antar kelas di masing-masing sekolah yang diberi nama malam keakraban atau yang biasa disingkat sebagai MK.

Oh ya, apa saja sekolah homogen wanita di Jogja waktu itu?

SMA Stella Duce 1 atau yang biasa disingkat sebagai stece. SMA Stella Duce 2 alias stero, stece loro (dua – jawa) dan SMA Santa Maria alias stama.

MK, Malam Kekaraban
ilustrasi

MK: Perencanaan

Seperti halnya acara-acara lain, MK dimulai dari perencanaan. Kecuali yang bersangkutan sudah punya kenalan dan perkiraan akan mengajak kelas mana dari SMA mana, perwakilan kelas di De Britto biasanya mulai ‘gresek’ ke sekolah homogen wanita sepulang sekolah. 

Mereka … eh kami mengadakan pengamatan nan asal seperti menangkap ikan dengan jaring. Kami mendekati murid yang bersliweran dan mulai sok kenal bertanya, “Eh kamu kelas berapa? MK yuk!” Oh ya, jaman dulu, penggunaan istilah ML untuk menyingkat make love belum setenar sekarang. Jadi jangan khawatir, kami dulu nggak pernah mengeja MK sebagai ML!

Setelah sepakat, perencanaan dilanjutkan dalam sebuah pertemuan yang lebih serius dengan melibatkan tim panitia yang lebih banyak. Di situ biasanya dibahas kapan dan dimana serta berapa kontribusi yang diperlukan untuk ditarik dari masing-masing peserta MK.

Kontribusi dipakai untuk membeli makanan nasi kotak, air mineral dalam kemasan gelas plastik dan beberapa properti yang biasanya dipakai untuk keperluan games yang jangan khawatir, akan kuceritakan di bawah.

MK, Malam Kekaraban yang tak terlalu malam

Uniknya dari acara MK, meski namanya adalah malam keakraban, tapi biasanya MK diadakan pada sabtu sore hari menjelang malam. Hal ini untuk mengantisipasi beberapa hal termasuk jam tutup asrama karena banyak murid yang berasal dari luar kota tinggal di asrama yang menerapkan jam malam cukup ketat (baca: sangat ketat!).

Antisipasi lain, jika diadakan di malam hari, mereka yang sudah punya pacar takutnya akan buru-buru pulang untuk pacaran.

MK biasanya diadakan di rumah seorang murid yang aksesnya tak terlalu sulit dan sebisa mungkin menghindari rumah yang berada di dalam kampung. Kenapa? Berurusan dengan pemuda kampung yang rese itu bikin males, Bos!

Jalannya acara

MK dimulai dengan perkenalan. Para murid wanita diminta mengumpulkan satu aksesoris yang dikenakan. Biasanya sih jepit rambut, karet, tapi tak jarang yang ikut mengumpulkan gelang, kunci kendaraan bermotor hingga… kunci kamar kost/asrama!

Aksesoris-aksesoris dimasukkan ke dalam kotak lalu diedarkan ke para murid pria untuk diambil secara acak. Setelah diambil, si murid pria mendatangi pemilik aksesories, duduk sebelah-menyebelah lalu saling berkenalan.

Ketika semua mendapat pasangan dan waktu untuk berkenalan, masing-masing anak akan diperkenalkan oleh pasangannya masing-masing.

Berlanjut dari perkenalan, acara selanjutnya adalah games yang melibatkan setiap pasangan. Namanya juga keakraban, yang dikejar tentu supaya akrab maka games-games pun disesuaikan sesuai tujuan tersebut.

Ada banyak games yang dulu diadakan tapi yang paling aku suka adalah games memindahkan karet gelang menggunakan batang kayu korek api yang diselipkan di bibir. Serem, kan? Hehehe…

Kenapa aku suka sekali games ini?

Karena games ini memberiku peluang untuk berada sangat dekat dengan pasangan dan mendapat pemandangan komplit sekomplit sego gudeg-endog-suwir-krecek! Mulai dari bibir, bulu-bulu halus yang tumbuh di atas bibir, permukaan hidung… hingga yang paling-paling-paling adalah bunyi desahan nafas yang keluar dari hidung!

Nggak takut tercium aroma nafas? Duh, jangankan itu! Ambil nafas aja kadang udah lupa saking deg-degannya!

Setelah games, acara berikutnya adalah makan bersama.

Makanan biasanya berupa nasi kotak dengan air mineral dalam kemasan gelas plastik. Dalam acara makan ini, pasangan yang sudah akrab biasanya akan lebih mengakrabkan diri tapi pasangan yang tidak berhasil akrab biasanya mulai pamit baik-baik dan berpencar entah untuk menyendiri atau menganggu pasangan lainnya hahaha.

Pertanyaan-pertanyaan serigala

Setelah makan, keseruan lain tiba: disco time!

Musik berirama disko jedug-jedug 90an seperti Milli Vanilli dan Ace of Base dihadirkan dan orang-orang mulai melantai dengan gaya mereka amsing-masing.

Aku selalu skip bagian ini karena memang sama sekali tak suka berdisko. Tapi acara selanjutnya adalah yang kutunggu-tunggu, slowdance time!

Lampu diredupkan, lagu-lagu romantis berirama ogah-ogahan milik Lionel Richie, Brian McKnight, Air Supply hingga Whitney Houston diputar. Di sini… di sini kejantanan seorang pria diuji dengan mendatangi murid wanita entah pasangannya atau pasangan kawan lain dan bertanya, “Slow dance yuk?”

Kalau yang diajak menggeleng ya too bad!

Kalau yang diajak mengangguk, yang kita lakukan adalah menawarkan tangan kepadanya untuk bangkit berdiri, mengambil posisi sedekat mungkin, melingkarkan tangan di pinggang dan membiarkan tangannya menggelantung di leher.

Dalam jarak yang sangat dekat itu biasanya jurus-jurus awal untuk mengarah ke hubungan yang lebih jauh diluncurkan.

Mulut didekatkan di telinga lalu meluncurlah pertanyaan-pertanyaan khas serigala,

“Abis ini pulang naik apa? Mau kuanterin?”

“Besok pagi mau ikut misa di mana? Misa bareng di Gereja Kotabaru yuk!”

Sampai ke pertanyaan yang menohok, “Kamu udah punya pacar?”

Penutupan MK

Acara slowdance biasanya jadi penutup rangkaian MK. Yang berhasil dapat pasangan biasanya mengantarkan pulang pasangannya. Yang nggak berhasil, ya pulang sendiri-sendiri.

Tapi dari pengamatan dan pengalamanku, nggak ada yang lebih menyesakkan selain kenyataan berikut ini. Kamu udah akrab banget selama MK dengan seseorang, slow dance pun udah rapet banget! Tapi pas mau pulang, dia tiba-tiba bilang, “Aku pulang dulu ya.. pacarku udah nunggu di luar!”

*Tentang Jogja, adalah caraku melawan lupa atas kenangan-kenangan indah yang terjadi selama aku tinggal di Jogja sejak 1993-2008.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.