Tentang english yang error (melulu)

1 Nov 2010 | Aku, Australia, Cetusan, Indonesia

Hari ini, 1 November 2010, tepat dua tahun silam aku bermigrasi ke Australia menandai sebuah babak kehidupan yang baru setelah tiga puluh tahun sebelumnya kuhabiskan di Indonesia.
Aku sendiri bingung hendak menuliskan apa untuk menandai hal yang bersejarah ini, namun kupikir karena aku suka menghibur kalian hingga membuat kalian tertawa tergelak-gelak, maka kuberikan saja sebuah catatan tentang “english error” atau kesalahan demi kesalahan yang acap kubuat dalamku berbahasa Inggris selama dua tahun ini.
Catatan ini adalah catatan yang selalu kuperbaharui setiap aku melakukan kesalahan dan memang sudah kurencanakan untuk suatu waktu kupublikasikan bukan sebagai ajang untuk mempermalukan diri tapi lebih pada upaya untuk mengingatkanku bahwa sehebat apapun aku dan sesukses apapun itu kelak, aku pernah melakukan hal-hal remeh temeh yang .. semoga bisa membuatmu tertawa :)
Selamat menikmati!
Thanks You
Ada begitu banyak ‘salam’ yang bisa dijadikan sebagai penutup sebuah email.
Kalau waktu di indonesia dulu aku memilih menggunakan “salam, Donny Verdian” maka di sini aku memilih “Thanks, Donny” atau “Cheers, DV” atau untuk yang resmi “Regards, Donny Verdian
Tapi dulu, sekitar empat bulan setelah aku menetap di Australia atau sebulan setelah akhirnya aku mendapat pekerjaan untuk pertama kalinya, aku menuliskan demikian,
“Thanks you, Donny Verdian”
Beberapa menit kemudian, dari meja orang yang kukirimi email itu terdengar suara cekikikan tawa yang tertahan…
Tak lama ia memanggil temannya “Look at here!”
Lalu teman yang lain datang lagi hingga kira-kira ada empat orang berkumpul dalam cubical itu dan salah satu keceplosan menertawakan tulisanku “Thanks You!” Barulah aku sadar seharusnya aku menulis sebagai “Thank You” atau “Thanks, Donny” saja…
Tuesday dan Thursday
Suatu waktu, masih di kantor lama, Bos memanggilku untuk mempersiapkan presentasi di hadapan General Manager, “That would be on this Thursday” ucapnya.?Aku mengangguk lalu keluar ruangannya sambil menggumam “Damn! Sekarang kan senin alias Monday? Berarti besok!”
Aku lantas menelpon istriku pamit untuk kerja lembur karena janjian presentasi itu tadi.?Hingga sekitar pukul 9 malam aku lembur dan persiapan presentasi belum jadi pula. Aku memutuskan untuk pulang dan melanjutkan pekerjaan di rumah.
1.00 AM, dan akhirnya pekerjaan itupun kelar, aku berangkat tidur dan memasang alarm jam 5.00 AM seperti biasa.
Pagi itu, dengan mata memerah dan muka kusut, sekitar jam 8:05 pagi aku masuk ke ruangan bosku sambil dengan bangga membawa materi presentasi yang dimintanya.
“Oh, kamu rajin sekali.. sekarang masih Selasa (tuesday) dan kamu sudah mengumpulkannya padaku…!”
Sejak saat itu aku belajar mengucapkan dan mendengarkan bagaimana itu Tuesday dan seperti apa itu Thursday :)
Thit (This and That)
B: Hey Donny, could you please have a look?
Aku: What’s that? *mendekat ke screen teman kerjaku
B: Look, which one better? This one or that one? *menunjuk dua hal yang berbeda… tentang sebuah bingkisan yang menarik.
Aku: THIT* one!
B: What?
*THIT adalah kosakata baru yang mendadak keluar karena aku ingin mengucap This tapi kesrimpet That atau mengucap That tapi kesandung This.
Foot and Food
B: Hey Donny, could you please browse this URL for me?
Aku: Sure…
* menunggu sekitar 5 menit
Aku: Opened now!
B: Cool, what site is that?
Aku: Ah… kinda food site.
B: What? Foot?
Aku: Ya…
B: Foot or Food?
Aku: Ya, food *mulai frustrasi karena ia mengira aku mengucapkan foot yang berarti kaki :)
Yes or No
B: Donny, i think you cant do this stuff, can you?
Aku: Yes.. i can’t
B: Can’t or can?
Aku: Cant
B: But you said “Yes i can’t” instead of “No i can’t”
Aku: errrrrr….
Semua itu lahir dari buah kebiasaan dulu selalu ngomong:
Kamu nggak bisa mengerjakan ini kan ya?” tanya mereka.
“Iya, aku nggak bisa” jawabku.
Harusnya “Nggak, aku nggak bisa”.

Pepper and paper
Suatu waktu, di sebuah restaurant Thai Food pada jam makan siang.?Ketika hendak menyantap makan, seseorang menelponku dan kupikir aku perlu untuk mencatat nomer telepon barunya.
“Eh, bentar aku minta kertas dulu ke waittressnya.” ujarku ke temanku yang juga adalah sesama Indonesian itu.
“Excuse me, could you please give me a paper?”
“Sure.. no worries, mate!” ujarnya sambil menyorongkan padaku tabung bubuk merica yang di labelnya bertuliskan, Pepper!
Donny, i’m asking!
Suatu sore, di sebuah bar sepulang kerja, aku dan kawanku, kami bersulang untuk minggu yang telah terlewati.
B: So, how was your week, Donny?”
Aku: Ah… that was good.. bloody good!
B: Aha… Nice. Do you hdkjsajdksa hukdsahkjdsa hdjskahdsjak dsadsadsadadsadsgdfds! *tak jelas terdengar dalam english yang diucapkan seperti orang berkumur.
Aku: Oh really? hahahahahhahaa… *manggut-manggut
B: What do you mean? I was asking.. please gimme an answer…
Upppssss….
Much People and many people
Sekitar minggu ketiga dari hari pertama kerjaku di perusahaan pertama di Australia, salah satu temanku yang baru pulang liburan ke Bali datang ke mejaku dan mengajakku ngobrol.
B: Waw.. that’s so amazing Donny… Bali is beautiful!
Aku: Oh .. jelas!
B: Udah gitu penduduknya tak terlalu banyak tak seperti yang kubayangkan sebelumnya.
Aku: Wah, you must go to Java and see the difference. So much people there!
B: So many.. not much!
Ohh….
Last and latest bus
Bis yang biasa kutumpangi untuk pulang dari city ke rumah dulu adalah bus pertama dari dua bus yang disediakan dan biasa datang menjemput jam 6.30 malam (yang kedua adalah jam 7.00 malam).
Tapi malam itu, sejak menunggu dari pukul 6.15, baru sekitar pukul 7.15 datanglah bus yang kupikir adalah bus kedua.
Aku lalu bertanya pada sopir ketika hendak naik ke atas, “Is this the latest bus?”
“What do you mean?”
“Yea… i’m asking, is this the latest bus?”
“Hmmm…” Ia mengernyitkan dahi “Quite sure! I think it’s 2007 bus.. The new one!”
Aku lantas manggut-manggut… “Harusnya kupake last bukannya latest!” gumamku sembari masuk ke dalam bus.
Supper dan super
Dalam sebuah wawancara kerja, si penginterview menanyaiku berapa gaji yang kuminta lalu akupun menyebut suatu angka.
B: Hmmm… ttu sudah gaji bersih?
Aku: Hmmm no… supper excluded!
Pipinya memerah, bibirnya berusaha untuk tidak menertawaiku.
Dan aku.. aku tahu aku telah salah ucap. harusnya super (su-per) bukannya supper (sap – per).?Super adalah singkatan dari superannuation, semacam dana pensiun yang wajib ditarik dari gaji bulanan kita sekitar 9%, sementara supper adalah santapan larut malam sesudah dinner :)
Shit dan Sheet
Di kantorku dulu, tiap hari kami harus mengumpulkan laporan yang berlabel Time Sheet yang intinya adalah mencatat apa yang kita kerjakan dalam sehari itu.
Suatu waktu, karena tergesa-gesa pulang, aku lupa mengumpulkannya dan baru pada pagi keesokan harinya aku serahkan ke meja Bos.
“Sorry maybe it’s too late.. but this is my time SHIT” ujarku padanya.
Ia tersenyum…aku lega karena itu pertanda ia tak memarahiku.
Tapi sejurus kemudian, senyumnya berubah menjadi tawa dan gantian aku yang bertanya-tanya barangkali ia menertawakan keterlambatanku.
“Why you laugh at me?”
“No… but…” ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tapi meski demikian kudengar tawanya menggelegak.
“Ok Donny… come on.. this is Time Sheeetet not Time Shit!”
Oh..”
Gantian aku yang memerah wajah.
“You didn’t give me a shit, did you?”
Prawn and Brown
“Makan pake apa kau?” tanya temanku.
“Oh… rice with Prawn (aku sebut sebagai PRAUN tapi mendengarnya sebagai BRAUN)…”
“Oh…” temanku bingung “Jadi kamu campur antara rice dengan BROWN RICE?”
“No… it’s BRAUN”
Ia masih bingung lalu aku mainkan telunjuk membentuk bentuk seperti udang tapi astaga… ia masih juga kebingungan!
Aku mulai frustrasi… segera sesudah masakanku keluar dari microwave, kutunjukkan padanya dengan agak gemas.. “L-O-O-K A-T T-H-I-S!!!!
“Oh i c!….. that PRAWN (nyebutnya Prown), Donny… not BRAUN”
Aku lalu meninggalkan dapur, mendadak aku semakin lapar!

Sebarluaskan!

27 Komentar

  1. hmmm, saya ngerti dikit2.. mereka yang ngerti bahasa Inggris mungkin akan tertawa ngakak :-)

    Balas
    • Hihihi bagi kita pun sebenarnya akan demikian saat mereka berbicara bahasa Indonesia :)

      Balas
  2. Peringatan! 2 tahun hidup di Australia tidak menjamin bahasa Inggris anda menjadi lebih baik :lol:

    Balas
    • Tampaknya demikian.. fakto spelling dan lidah tampaknya :P

      Balas
  3. BWAHAHAHAHAHAHAHAHAAHHAHHAHAAAA… *gue udah tertawa nih..*
    So you prefer thit or thas ?
    hahahahahahahaha….

    Balas
  4. Hahahaha…mungkin aku juga melakukan hal sama Donny….ngakak:P
    Apalagi jika bahasanya terdengar seperti orang berkumur.
    Si sulung mengajarkan, kalau jalan-jalan ke LN bawa notes kecil, jadi sambil mengobrol sambil menulis..karena kadang kata-kata kita bisa keliru karena lafal yang tak biasa. Seperti orang bule berbahasa Indonesia kan?
    Lha temanku yang udah MBA dan baru pulang dari LN aja saat ada meeting dengan bule , juga masih kacau kok. Memang ada yang berbakat namun juga ada yang biasa aja…lha aku termasuk yang parah (untung kedua anakku meniru eyang kakungnya)

    Balas
    • Nah ituh faktor lidah kita yah?… aku juga kesulitan dalam beberapa lafal …. LOL

      Balas
    • Hmm pekara spelling memang sulit yah ;-)

      Balas
  5. saya dari dulu gak bisa-bisa malah

    Balas
  6. spelling aussie emang rada susah untuk didenger, tapi gak sesusah scottish…paling efektif yaitu sehabis kita denger gaya dia ngomong secepat itu pula kita tiru abis dan praktikin…gak papa kalo di cap sok bule ama temen indo kita. Kalo aku ngelibetnya masalah grammar, kudu mikir dulu…heee…

    Balas
    • Kabarnya citizen asli asal Liverpool lebih sulit lho

      Balas
  7. Wakakakakaka…. weteng ku atos, Bos. Masih ada “error” yang lain gak?

    Balas
  8. Aku suka bahasa Inggris, dan pengin menguasai dengan baik dan benar, tapi sejak duluuuu sampai sekarang Inggrisku teteeep aja pating blekuthuk … hihihi …
    Piye to carane ngomong inggris sing apik? Kalau habis kursus agak bagus, tapi kalau sudah lama nggak dipakai, ancur lagi … :(

    Balas
    • Aku pun begitu semenjak balik ke Indo jadi agak agak kalau mau bicara english … agak canggung

      Balas
  9. latest bus dan tentang supper juga super jujur aku baru tau mas DV …. jadi koreksi ku juga :) eia tentang super excluded apakah istilah itu hanya di aussie atau memang keseluruhan

    Balas
  10. Wah yg Thanks You itu terparah, Don. Hahahaa…
    Tp tak apalah, namanya juga kita bukan orang bule, wajar salah2 dikit :D.

    Balas
    • Baenya orang luar mungkin mereka mau mengkoreksi kita dengan lebih sopan, jika di lokal justru banyak (bukan semua) yang hanya menertawakan saja .. benarkah?

      Balas
  11. hahaha.. memang lidah kita itu bukan lidah orang bule mas.. mesti adaptasi dulu ya mas.

    Balas
  12. hihihihi… lucu banget :)

    Balas
  13. HAHAHAHAHAHA LATEST BUS AND SHIEEETTTTT!! Ah bodohnya kita… *high fives*

    Balas
  14. Sepertinya setelah membaca postingan anda, saya yakin tdk akan bertahan 2jam di australia. Parahnya saya pengin sekolah di amrik, tdk bisa dibayangkan banyaknya kesalahan pengucapan. Bgmn caranya mengikuti kecepatan dlm pengucapan kata, itu membutuhkan lingkungan yang sama dgn di amrik. Sedang saya tinggal di jombang yg rata2 bs mengerti “i love u” dan “thank u”. Menulis komentar ini saja adalah sebuah ironi

    Balas
  15. Membaca postingmu saya jadi ingat, sampai sekarang saya tidak pernah mengerti jelas apa yang dikatakan pramugari kita ketika mulai terbang dan akan mendarat. Yang penting cepat selesai, tetapi tak pernah bisa dimengerti ucapannya.

    Balas
  16. Bwuhauhauhauhauhauhauahu@
    *ngakak sambil mukul-mukul meja*

    Balas
  17. Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan milik Australia. Dimana Bos-bosnya adalah orang Australia semua yang tidak bisa berbahasa Indonesia *hiks*. Dan saya yang termasuk staf dengan tingkat English nya agak ancur selalu merasa kesusahan dan harus benar2 fokus ketika mereka berbicara. Biasanya sih..saya ambil intinya saja. Jadi dari 5 kalimat yg diucapkan..palingan yg saya ngerti cm 3-5 kata :D

    Balas
    • Ember! Aku jg kadang masi gitu :)

      Balas
  18. Pengalaman mas Donny sangat menarik. Saya yakin banyak yg mengalami hal yg sama ttp tdk semapat mengumpulkan dan membagikan kpd sahabat seperti mas Donny. Berdasarkan pengalaman pribadi, salah ucap dan salah dengar sebaiknya jangan ditertawakan sebab orang sdg belajar bahasa harsu didukung dengan membenarkan melalui cara yg sopan dan mendorong. Oleh karena itu, kalau ada orang asing yg belajar Bhs Indo yg keliru saya tdk pernah menertawakannya walaupun saya dulu pernah ditertawakan sama bule. Pengalaman saya sewaktu mau ke Egham dari stasion KA Waterloo di London, saya tanya sama petugas: “Is this train for Reading calling at Egham ?” Dijawab: “You have told me Sir” saya bingung, lalau saya ulangi pertanyaan yg sama. Dan dijawab dgn hal yang sama tetapi iramanya semakin keras sambil agak tersenyum. Saya baru sadar mungkin artinya “Ya anda benar”. Secuil pengalaman yg unik…

    Balas
  19. Kalau ketemu bule ling lung di tempat sepi ya saya jaga jarak menjauh atau kabur takut ditanya pakai bahasa inggris (egois , giliran di indonesia orang bulu tidak menggunakan bahasa indonesia apalagi yang baku . ^_^)

    Balas

Trackbacks/Pingbacks

  1. Let’s speak English « Scribo Ergo Sum - [...] postingan mas Donny tentang tentang english yang error (melulu), saya tiba-tiba teringat dengan pengalaman saya sendiri. Oh bukan. Saya…
  2. Bahasa Inggris-nya Jokowi? Hmmm… – Donny Verdian - […] inggris yang baik dan benar secara ?kocak? bisa kalian nikmati di tulisanku yang cukup jadul di sini, dan percayalah…

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.