Blog bagaimanapun kuat dan fenomenalnya, ia tetap sebuahlah entitas yang mengalami pasang surut dan tetap berada dalam garis daur hidup yang mengenal istilah lahir, berproses lalu mati sebagai takdirnya. Oleh karenanya, ketika kita mengamati mulai ada beberapa blog yang sudah tak terlalu diurus oleh pemiliknya, atau ketika tiba-tiba ada blogger yang memutuskan untuk ‘hiatus‘ menutup blognya, itu adalah hal yang perlu kita mahfumkan sebagaimana kita memaklumkan ketika mendapati kabar tentang orang meninggal. Demikian pula ketika ada blog baru yang tumbuh bagai cendawan di musim hujan, ya, itupun sesuatu yang normal selayaknya kita mendengar kabar tentang bayi lucu yang baru dilahirkan.
Kematian (dan kelahiran) blog-blog itu lantas hendak kukaitkan dengan apa yang menjadi kekhawatiran Mister Entah, seorang blogger kugiran yang datang kepadaku beberapa waktu lalu dan ngudar-rasa mengungkapkan bahwa jumlah komentar per post di blognya menurun drastis sebulan ini.
“Lho, tapi apa pengaruhnya antara pasang surut dunia perbloggeran dengan sedikitnya komentar di blogku, Don?” tanyanya pasrah.
Begini.
Menurutku, apapun istilahnya, kita harus sama-sama jujur terlebih dahulu untuk menganggap bahwa tak semua komentar yang kita terima itu datang dengan ketulusan dari komentatornya.?Komentar, sejatinya hadir untuk memperkaya konten atau setidaknya sebagai sarana pengapresiasian terhadap konten yang dihadirkan si penulis, dalam hal ini blogger.
Ada beberapa komentar, tak semua, yang datang karena pemberi komentarnya mengharapkan kunjungan serta komentar balik dari kita ke blog serta tulisan-tulisannya. Ketika harapan itu terpenuhi, maka yang ada kemudian adalah hubungan ‘timbal-balik’ yang seimbang. Setiap ada tulisan baru di blog milik A, maka si B akan segera berkomentar di sana, sementara ketika ada tulisan baru di blog milik B, maka si A buru-buru ‘meninggalkan jejak’ pula di sana.
Haramkah itu? Tentu tidak selama kedua belah pihak sama-sama menikmatinya, bukan?
Akan tetapi semuanya menjadi ‘tidak nikmat’ ketika misalnya si B karena bosan, memutuskan untuk tidak nge-blog lagi. Dalam kondisi demikian, akankah tetap tercipta hubungan bahwa si B meski tak ngeblog lagi namun ia tetap memberi komentar ke setiap tulisan A? Bukannya berpikir negatif, tapi kalau memang demikian adanya, si B adalah seorang yang berhati mulia atau tulisan-tulisan di blog A sangatlah kuat dan menarik.
“Itulah… itulah simpul yang kuanggap menghubungkan antara fenomena ‘kematian blog’ dengan menurunnya jumlah komentar pada blogmu!” jawabku pada si Mister Entah yang termangu kehilangan daya hanya gara-gara kehilangan komentar begitu banyak di tulisan-tulisannya.
“Lantas selanjutnya?” tanyanya.
“Carilah teman-teman baru!” jawabku.
Ingat, beberapa blog bahkan yang kesohor sekalipun boleh mati karena ditinggal pemiliknya, tapi percayalah pada takdir bahwa sepuluh blog mati, berpuluh-puluh lainnya tumbuh menggantikannya. ‘Tangkaplah’ mereka menjadi kawan, bukan lawan! Jangan berpikir “Ah, mereka anak baru!” tapi justru berpikirlah “Ah, ada anak baru.. sepertinya menarik untuk dijadikan teman!”
Lantas bagaimana caranya berteman?
Jangan munafik, lemparkanlah komentar untuk mengapresiasi tulisannya dan tunggulah apa yang terjadi selanjutnya, apakah ia akan membalas komentarmu atau tidak.
Haram? Sekali lagi, tidak…
Naif? Kalau hanya berhenti di sini barangkali iya… :)
Oleh karenanya, teruslah berlanjut!
Kembangkan sayapmu dengan menggunaan jejaring sosial yang sedang marak digunakan.
Sampaikan lewat Twitter dan Facebook tentang tulisan-tulisan terbarumu sehingga kawan-kawan yang ada di jaringanmu akan tahu dan sudi mampir ke blogmu.?Eh, jangan lupa juga bahwa ada banyak ‘mantan blogger’ yang surut menulis karena aktif di dua jejaring sosial itu dengan alasan spontanitas dan ‘kemudahan’. Siapa tahu ‘kehadiranmu’ di sana menjadi pelita bagi mereka untuk kembali ke ‘khittah‘, nge-blog meski jangan berlaku sebaliknya, kamu yang keblinger dengan nikmatnya komunikasi instant yang ditawarkan dan lupa kepada blogmu sendiri!
“Sudah, itu saja?” tanya Mister Entah tak sabar.
“Oh belum… yang terpenting dari semua yang paling penting adalah menulislah secara konsisten dan selalu berusaha menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.”
“Ah, Klise!” tukas Mister Entah skeptis.
Memang!
Tapi percayalah konsistensi akan menampakkan dirimu di belantara blog yang pasang-surut. Semakin kamu konsisten, harusnya semakin lancar pula cara menulismu. Tinggal pilih topik yang menarik tapi tak bombastis, analisa dan ungkap dengan jelas dan menyenangkan menggunakan bahasa yang mudah dipahami maka jadilah tulisan yang menarik.
Tulisan yang menarik, harusnya, menarik pula minat baca banyak orang sehingga kalaupun tetap sepi komentar, berpikirlah positif! Berpikirlah bahwa barangkali tulisanmu sudah terlalu baik sehingga mereka tak perlu lagi berkomentar. Atau berpikirlah sebaliknya, barangkali kamu harus terus belajar untuk menulis dan menulis sehingga perbanyaklah praktek menulis! Hanya itulah cara untukmu meningkatkan konsistensi dan kualitas-kualitas tulisanmu.
“Begitu! Puas?” tanyaku.
Mr Entah tampak manggut-manggut. Bola matanya mulai bermain-main riang, dan meski masih dikulum, kuperhatikan senyum tampak mulai membersit di bibir kusamnya.
“Nah, sekarang kamu sudah lega kan… coba kutanya balik padamu, Mr Entah, sedari tadi kamu mengeluhkan soal komentar di blogmu… Sebenarnya, seberapa penting sih komentar itu bagimu?”
Senyum itu mendadak pudar. Bola matanya kembali beku, Mr Entah mengernyitkan dahi pertanda otaknya sedang mengunyah pelan-pelan pertanyaanku…
posting ini terlihat seperti tutorial tetapi gaya tulisannya sangat enak untuk dibaca. Itulah sebabnya aku tak pernah bosan untuk datang, membaca, dan mengomentari blog ini.
Tentang sepi atau ramenya komentar, aku setuju kalau konsistensi adalah kuncinya. Konsisten untuk blogwalking, konsisten untuk mengupdate posting kita, konsisten untuk mempromosikan blog kita.
Komentar bagiku adalah hal yang penting dalam blog. Komentar menunjukkan bahwa blog kita adalah sebuah tempat yang nyaman untuk berinteraksi dan juga menunjukkan bahwa tulisan kita diapresiasi orang lain.
Thanks, Glek :)
Makasih untuk terus berkomentar di blog ini :)
Aku setuju dengan pendapatmu soal komentar dan menghargai itu :)
Weleeeh..
Kesindir. gue abis hiatus soalnya :P and pas hiatus emang gak pernah maen kemanapun :P hahaha
anw, komentar (yg memperkaya konten dan mengapresiasi bukan yg sekedar numpang lewat :P) itu penting bgt! Bisa jadi stimulus menulis lbh baik lagi juga sebagai input.
Btw setelah lama kenalan di blog, kadang jd temenan didunia nyata eeeh luma lho komen2 di dunia maya nya :P hehhe
Hahahaha, scara tak langsung ternyata kamu adalah contoh nyata dari tulisanku ya hehehe ;)
So, welcome back, Eka :)
semua tergantung dulu niat nge blog buat apa. apakah untuk mengumpulkan penggemar/komentar atau untuk ajang mengeluarkan pendapat?
kalau saya contohnya dulu nge blog sebagai sarana berkabar ke keluarga dan teman2 yg tersebar… kemudian ada friendster dan skrg fb/twitter… sempat ragu2 juga dilanjutkan atau gak, sementara sih masih lanjut dng tulisan semauku aja (kamu pernah kasih masukan juga ke aku waktu itu yah enaknya diapain itu blog). seandainya aku akan melanjutkna sbg sarana utk mengutarakan opini tentunya aku rasa aku akan berharap banyak yg berkomentar, cuman ya kalo yg komentar itu berkomentar krn ingin dikunjungi balik… jadinya gimana yah? bukan krn isi tulisanku berarti yah dia berkomentar yah? apakah itu yg kuinginkan? ;)
btw aku selalu baca blogmu tp gak selalu isi komentar…nek mnrtku pas ora perlu ta komentari atau aku ra duwe komentar…dosa ra kuwi aku di dunia per blog an? dulu pernah ditegur orang je kok mampir gak meninggalkan jejak jare…..
Aku kurang setuju dengan pendapat awalmu.. kupikir nggak ada atau sangat jarang orang membuat blog untuk mengumpulkan komentar :) Kalau membuat blog untuk membuat tulisan berkomentar sih iya :)
Kupikir kalau ada orang yang berkomentar untuk mendapatkan kunjungan balik, dalam bahasa halusnya adalah ‘ia ingin menjalin silaturahmi’ hahahaha…
oh iya lagi..knp komentarmu di moderate? disensor po? ;)
Nggak, aku pake Akismet kok.. malah komentarmu kemarin masuk spam… entah kenapa :)
Komentar bagu ku sangat penting, sebuah tulisan kalau tak ada komentar bagaikan sayur kurang garam. Blog tak seperti media cetak, karena blog ada fitur komentar dimana ada hubungan timbal balik dengan pembaca. Sedih rasannya bila tulisan kita tak dikomentari.
Setuju, tapi bagaimanapun tulisan tetap yang terpenting, maksudku, bagaimana kita meningkatkan mutu tulisan itulah yang dituju, bukan bagaimana menjaring komentar yang terbanyak :)
Seberapa penting sih kalo menurutmu Don? Kamu boleh bilang begitu tapi kapan hari kok ngomong sama aku “Blog mu rame ya sekarang” — haha, berati secara nggak langsung memang rame komentar = rame penggemar (meski banyak yang nyamar kan?).
Walau terus kamu ngomong “Asal stabil blogwalking, stabil ngasih komen, juga pasti stabil nerima komen” — karma memang berlaku disetiap hal hehe.
Ah terlalu panjang nanti komenku, aku pengen posting perihal topik ini juga ah di blogku sendiri. Bulan lalu ada beberapa temenku juga curhat masalah jumlah komentar haha…
Lha aku malah bingung dengan komentarmu, memangnya aku ngomong apa?
Look, dalam tulisan di atas aku nggak berpendapat apapun yang pro/kontra terhadap banyak/dikitnya komentar lho :)
Aku tak menyangkal diri bahwa komentar itu penting dan kalau tempo hari aku ngomong sama kamu “Blog kamu rame” ya memang rame tho lha wong banyak komentar :)
Lho, tulisanmu kan tentang gimana cara menjaga supaya komentar tetap stabil keluar dan masuk, dan perihal maksud dibalik setiap komentar itu kan?
Memang kamu gak nulis tentang pro kontra, tapi aku itu nanya, kalau kamu ngeliat blog juga dari komennya kan untuk bilang “rame” :lol:
Aku juga nanya pertanyaan terakhir yang mbok tanyakno sama si Mr. Entah itu, buatmu, seberapa penting komentar itu?
Hehehe kamu aneh, lha wong aku tanya ke Mr Entah kok kamu malah mbalik tanya ke aku…
Aku punya hak untuk tak menjawabnya hahahah!
mau ngerapiin tulisan dulu deeh…abis itu nunggu dikomentari sama Donny. :)
Hah, ngerapiin nggak rapi2 kapan kukomentarinya? :)
Tulisan yang menarik, harusnya, menarik pula minat baca banyak orang sehingga kalaupun tetap sepi komentar, berpikirlah positif! Berpikirlah bahwa barangkali tulisanmu sudah terlalu baik sehingga mereka tak perlu lagi berkomentar.
Tulisanku gak banyak yang komentar di blog, Don. Tapi di FB notes dan Fan page lumayan hehe…Jadi mungkin kalo gak banyak yang komentar mungkin tulisanku udah terlalu baik ya? Hahaha…Jadi narsis… Enggak dink, masih terus belajar koq…
Trims untuk tulisan yang menarik ini:)
Hehehehe, tulisanmu memang bagus… kalo nggak mana mungkin bikin buku hehehe
betulllllllllllllll
eh malah nyempil di sini hahaha
setuju seratus persen!!
meskipun dulu waktu aku mulai nge-blog, sama sekali tidak peduli ada komentar atau tidak. Tapi seiring dengan waktu jumlah komentar bisa banyak sekali. Nah jika jumlah itu menjadi sedikit rasanya sedih juga. Meskipun sebetulnya sudah tahu kok masalahnya apa. Blogwalking itulah, mencari “daun muda” ehm hihihi.
Karena para senior yang sudah termasuk dalam grup sudah malas ngeblog, dan malas blogwalking, kecuali ada unsur “kedekatan” pribadi. Memang kadang merasa sebal juga jika melihat seseorang yang kita anggap dekat, sedang “malas ngeblog” selalu memberi komentar di blog lain, tapi tidak di blog kita. Seakan pilih kasih gitu.
Selain itu kecenderungan yang aku lihat, pembaca sering berkomentar pada topik yang mudah, lucu dan ringan. Kalau sudah “berat” sedikit langsung deh, good bye.
Yang aku salut memang Donny selalu update blog secara reguler, sehingga ibaratnya koran sudah pasti ada di hari tertentu. Kalau aku tidak bisa karena ceritanya sudah keburu basi hihihi. Aku memang lebih cocok jadi announcer radio daripada wartawan koran hahaha.
EM
Mel, kamu adalah sedikit blogger yang sudah kukenal cukup lama dan masih eksis untuk ngeblog.
Beberapa dari readerku, kutanya secara personal tentang blog mana saja yang slalu mereka kunjungi, selain blog ini, mereka selalu menyebut blogmu, EM! :)
Terimakasih untuk kesetiaan menulis..
Meski kita jarang saling-berkomentar, tapi aku yakin kita saling memperhatikan hahahaha…
cihuuii…ada yg selalu dikunjungi..suit suiiitt…
Aku pun begitu, DV dan TE..xixixi..walaupun kadang ga komen, tp 99% aku baca semua loh…cieeeeeeeeeeeeeeeeee… :p
Ah si Mel mah keburu basi, gak bisa dijadwal, tapi update setiap hari, bahkan 2x sehari… itu mah bukan reguler lagi tapi … super, lol.
Wow…. very inspiring….. ^^
Comment tuh kadang sebagai petanda banyaknya pengunjung yang tertarik atau tidak dengan tulisan yang kita buat. Makanya kalau seseorang tidak bisa berfikir positif dan yakin terhadap dirinya sendiri bahwa bisa menghasilkan tulisan yang baik terus kedepannya, maka semangat nge-blog-nya akan semakin menghilang.
Menurut saya hal ini dipengaruhi oleh niat pada saat awal membuat blog, apakah hanya untuk coba – coba, untuk cari uang, atau memang ingin menyalurkan isi hati, pikiran serta pendapatnya…. ^^
sekali lagi… artikel ini sangat memberikan inspirasi ^^
Thanks :)
hehehe .. tadi saya sudah kesini, tapi begitu baca judulnya saya balik lagi dulu. Draft semalem belum sempet dipublish, meski beda isinya topiknya sama tentang komentar hehehe
Untuk saat ini saya lebih ingin bisa posting tiap hari, masalah komentar yaa dinikmati saja …
dan berhubung posting saya hanya cerita biasa, bukan berita informatif atau yang sangat dibutuhkan orang, jadi kalau saya mau komentar yang banyak, yaa harus blogwalking yang banyak pula.
anyway, untuk saat ini saya sudah merasa senang, masih ada yang mau menyempatkan komentar dari beberapa teman seperti pak mar, pak nh, pak sawali, dan termasuk sampeyan :)
Beberapa kali kita punya kesamaan tema ya dalam menulis.. heran :)
Tau istilah ‘old soldier never dies’? itulah alasanku untuk slalu berkunjung dan komentar ke blogmu, Mascayo :)
Kalau aku, termasuk yang malas kalo orang datang ke blog ku hanya untuk nyampah. Atau cuma kasih komen singkat sebaris dua baris, ya seperti katamu, mereka cuma syarat saja, berharap dikunjungi balik. Memang tdk haram sih, tapi terus terang ya tidak nikmat.
Paling enak kan kalo kita baca blog itu tapi juga bisa menambah wawasan kita. Tak usah banyak2 komentar jg gpp, yang penting bisa dinikmati bersama.
Heheheh komentarmu menunjukkan kedewasaanmu dalam ngeblog, Zee..
Splendid!
Kalo gw mah awalnya bikin blog karena pengen nuangin segala sesuatu yang ada di dalam otak, dalam bentuk tulisan, karena jujur gw sangat menyukai dunia tulis-menulis. Masalah ada komentar ato ga, itu belakangan. Toh menurut gw banyak yang ga tulis komen tapi menjadi silent reader.
Nah tentang bersilaturahmi dengan sesama blogger, kalo gw berusaha untuk konsisten Mas. Mislanya gw udanh minta izin sama empunya blog A buat nge-link blognya, maka walopun Sang Empunya itu malas, jarang, ato ga pernah lagi main ke blog gw ya sutra, ga masalah buat gw. gw akan tetap setia berkunjung ke rumahnya. Seperti Mas Donny, gw udah izin mo nge-link blog ini. Walopun Mas ga pernah sekalipun komen di blog gw (hehehe mungkin menurut MAs blog gw ‘ga penting_it’s ok loh Mas), gw tetap setia berkunjung kesini. KONSISTEN kata kuncinya :-)
Mbak Susan yang terkasih :)
Balasannya sudah saya email ya :)
Don..saya masih berusaha untuk terus menulis di blog. Dari dulu saya sadar, komentar yang banyak pada artikel tulisanku yang umum…namun yang masuk top post selalu tulisan yang berunsur pendidikan, dan yang meng “hit” adalah teman-teman mahasiswa, atau yang sedang mencari pekerjaan. Jujur aja, saya banyak berhutang budi pada pemilik blog yang suka menulis berbau sharing, atau ilmu pengetahuan. Saat ingin memahami tentang ACFTA, saya belajar dari blognya UNPAD…dan rupanya dia kemudian sering hadir di blogku, walau tanpa meninggalkan komentar.
Bagiku, blog sarana untuk mengungkapkan isi pikiran kita Don..jadi saya berusaha terus menulis, ada atau tidaknya komentar. Namun dikala sibuk, tulisan saya juga menurun, kadang blogwalkingpun tak sempat…tapi begitu ada waktu, saya akan menyambangi blog teman-teman, dan memborong komentar, seperti pada blogmu kali ini…(Gilaaa…aku hutang 5 tulisan yang baru sempat dibaca kali ini)
Bu, kalau boleh saya berkomentar… hilangkan kata ‘hutang’ :)
Karena prinsip hutang-piutang biasanya tak berumur lama hehehe..
Saya lebih suka istilah ‘mengapresiasi’ atau ‘mengomentari’ saja skalian :)
blog ku saiki yo sepi komeng ik..aku wez ngerti nopo..mesti amargo aku wez jarang dolans nang blog e konco-konco…tapi ono lho seng wez suwi ra tak kunjungi tetep komeng nang blogku… :)
jane aku pengen tetep koyo biyen..akih seng komeng nang blogku..jadi kan lebih seru ngunu lho..tapi saiki aku sibuk mbakul owk..kegiatan baru..jadi mungkin manajemen waktuku jik elek banget…next time mungkin aku iso kembali aktif blogwalking meneh…hehehe
blog mu iki, mas..salah satu blog yang selalu tak kunjungi..soale tulisane apdet terus..trus aku seneng karo gaya tulisanmu…ndelok enono mas, kowe komeng ra komeng nang blogku aku pasti komeng nang blog mu iki…. ;) wkwkwkwkkwkw…
Hehehehe,
nganu… aku yo podo karo sliramu, Dik…
Senajan wong ra tau komen neng nggonanku nek aku seneng karo tulisane (rung tentu karo wonge lho hahaha) yo kapan wae tak parani :)
Aku ki yo seneng karo tulisanmu, pik nget… apik banget :)
saya sering nanggapin wacana ini dan cuman bisa ngiyain yang udah kamu paparkan itu..intinya kalo namanya blog pribadi pasti punya tujuannya ngeblog masing masing…ada yang cari duit, ada yang cuman mau berbagi, dan lain lain…makanya kekonsistenan itu bisa terjadi tergantung dari niat para pemilik blog itu sendiri
Heheheh betul, Boy..:)
Namanya juga blog pribadi, ya pasti ada urusan pribadi yang termaktub di dalamnya :)
do pindah twitteran don…
tapi,bener juga analisane….
Bagaimana pun juga munculnya (banyak) komentar akan memberi spirit untuk terus (mau)menulis. Meski bukan berarti jika tak ada komentar tidak menulis. Sebab, bagi saya (dan tentu juga banyak orang), Om, menulis itu dapat melepaskan “kegelisahan” yang ada dalam pikiran atau benak. Menulis mampu membikin segar kembali. Ya, to?
Salam kekerabatan.
@escoret: he eh..:) suwun :)
@sungko: sepakat dengan Pak Sungko.. menulis itu memang menyoal bagaimana melegakan kegelisahan :)
blog memang mengalami dinamika pasang-surut, mas don. demikian juga halnya dengan komentar pengunjung, lebih2 setelah muncul sosial medoa semacam fb dan twitter yang begitu fenomenal. tapi saya juga tak ingin mengatakan bahwa fb dan twitter telah mematikan blog. tidak. blog dan sosial media kan bisa saling bersinergi, hehe …
Hehehehe… saya jujur menanti komentar Anda kaerna saya amati Anda termasuk ‘tokoh’ lama yang masih terus setia pada blog :)
Sedikit tanggapanku menyoal hal ini.
1. Teman, rasanya benar kata mas DV, cari lah teman seperti misalnya aku dan mas DV yang juga bertukar apresiasi untuk setiap postingannya :D
2. Harga sebuah komentar, sejujurnya blog & komentar ibarat sepatu dan talinya. Jika ada komentar maka punya bargain power yang bisa dijual layaknya para ‘influencer’ lokal. ps: Influencer di lokal sini, masih mengandalkan jumlah komentar mengingat ada gap teknologi dan knowledge dari digital marketing agency soal converstion.
Exit strategy, ini kesimpulan akhir dari ku. rasanya Mr. Entah bisa mencari exit strategy karena sekalipun ‘miskin’ komentar pasti ada jalan lain. Cerminan tempointeraktif atau sejenisnya. media kolaborasi yang miskin komentar tapi mempunyai daya jual.
*ini pandanganku dari sisi social media marketer lho :) smoga bermanfaat
Mas Arham, lha lantas exit strategy itu penjelasan detailnya seperti apa? Kalo Anda pake contoh TempoInteraktif (dan saya setuju) tolong dijelaskan detailnya supaya kami mengerti…
Aku ngeblog karena aku suka nulis, dan ada begitu banyak pikiran yang ingin kubincangkan dengan orang lain. Dalam dunia nyata, agak sulit menyampaikan apa yang ada di kepala kepada orang lain. Nggak mungkin kan, ngumpulin orang di pasar atau di alun-alun untuk diajak ngobrol? :D
Dengan menulis di blog, kapanpun dan siapapun bisa menanggapi uneg-unegku, jika memang tertarik.
Karena aku pengin tukar pikiran, maka komen menjadi penting. Tapi ternyata, komen di blogku hanya sekitar 5% dari jumlah hit. Nggak tahu kenapa orang segan komen di blogku. Meskipun begitu, aku cukup senang kalau tahu tulisanku dibaca orang (dari melihat data statistik).
Nah, aku selalu menjawab komen yang masuk dengan sungguh-sungguh, sehingga aku kecewa kalau komen di blog orang dan nggak ada tanggapan dari pemilik blog. Rasanya seperti kita mampir di rumah orang, ngajak bicara, tapi si pemilik rumah cuek saja. Siapa sih yang nggak kecewa? Meskipun begitu, di beberapa blog tertentu aku tetap saja kasih komen (meskipun gak dijawab), karena pemilik blog itu rajin komen di blogku …
Ada juga pemilik blog yang dulu rajin komen, tapi blognya sendiri ‘cuma’ berisi catatan harian kegiatan cucunya yang berumur 2 tahun (yang bagi dia adalah makhluk paling hebat di dunia). Sekali-dua, aku kasih komen “ih … lucunya”, “waduh, pinter ya …”, “gemes deh …”. Tapi kalau setiap kali postingnya cuma berisi sang cucu yang numpahin sop diatas meja, nglempar hp ke dinding, dst … lama-lama aku frustasi juga … wakaka! Berkunjung ke blognya jadi wasting time, gak nambah manfaat apa-apa buat aku. Hiks … :(
Nah, berkunjung ke blog DV gak bisa sambil lewat. Harus baca bener tulisannya, kasih komen yang bener, gak bisa ngasal (hawong sing duwe blog kritis dan galak je … hihi)
Ohya, karena aku bermaya (bener gak sih kata ini?) untuk tukar pikiran, maka fb gak memenuhi hasratku (hahah!). Kadang bahkan sebel lihat status fb yang gak bawa manfaat apa-apa … (sorry to say :( )
Walah Bu Tuti,, moso aku galak hahahahha
Tapi aku setuju denganmu, blog itu tentang semangat berbagi yang mau tak mau juga harus memberikan ‘added value’ buat yg lain…
ketemu blog yang isi komentarnya panjang2 dan selalu di balas adminnya,
selamat don, saya ‘merindukan komentarmu’ di blogku :-)
Ok. menuju TKP :)
komentar kadang penting, kadang tidak bagiku. soalnya aku menulis kadang2 karena hanya untuk mengeluarkan isi pikiran saja. tapi belakangan ini sejak koneksi internetku hanya mengandalkan warnet, aku sering kangen juga untuk ngeblog spt dulu. cuma kalau kelamaan di wnet, boros juga.
Hehehehe iya,.,.. memang harus ada yang diprioritaskan :)
setuju mas!!!
kalau aku komentar itu adalah umpan balik dari si pembaca bair kedepannya tulisanku bisa lebih bagus lagi. I do Love writing mas..makanya aku ngeblog, dari jaman tulisanku kayak diary hidup, dari cuman tulisan 1 paragraf sampe dengan tulisanku sekrang ini.
Walaupun aku gak perduli ada yang komentar atau enggak tapi aku tetep suka orang berkomentar, walaupun tidak semua komentar itu aku suka :D apalagi yang siftanya ngiklan…hehehehehe…
terkadang aku tidak sempat menulis karena kesibukan, kadang bahkan satu tulisan itu harus terpendam lama2 di darf folder sangking gak selesai2…hehehehe…
dunia blogger berproses itu pasti!
Hehehehe… dengan singkat aku mengartikan bahwa ada semacam sirkulasi hidupnya ya, Dik? Sepakat!
halo om Donny .. makasi atas tutorialnya, blog ini masuk dalam salah satu list blogroll ku yg selalu kutunggu klo ada yg baru. Aku sendiri sebenernya punya 2 macam blog, yg emang ditaroh ditempat umum .. supaya bisa dikomenin sama orang2, satu lagi privat blog, dimana itu sisinya curhat2 tangisan .. makian .. atau cuma sekedar belajar nulis .. atau utak atik design .. yang ga pantes dibaca umum. Untuk blog umum, bermanfaat utk cari temen dari komen2nya .. makanya temennya banyak, yg privat .. bisa membantu tuk tetep waras dari segala kepenatan hidup. ^_^
Wah, solusi yang bagus :) Aku mau ikut ah supaya ngga capek jugaharus jaim hahaha
walaupun jarang meninggalkan jejak disini, pasti saya selalu mampir kesini paling tidak seminggu tiga kali, pasti dah terbit tulisan baru. Sambil manggut-manggut bacanya. Yup, meraih jumlah komentator yang banyak bisa sejalan kalau kita juga banyak blogwalking. Tapi sayang kadang tak ada cukup waktu untuk jalan-jalan jauh2 dan lama2. Walau sekarang jumlah komen tak sebanyak dulu, karena dah jarang blogwalking tapi tetep ga ngaruh donk ke aktivitas nulis..
Makasih, Mas…
blog ini dalam seminggu tak hanya satu tulisan kok Mas.. tapi dua, rabu dan sabtu :)
hahaha, setelah membaca semua, pertanyaan terakhir itu seperti antiklimaks dan menusuk hati :D
Hehehe jadi gimana, Bli?
#1. aku ngakak baca komen Bu Tuti : [..(hawong sing duwe blog kritis dan galak je ? hihi)] setujuh…hihihi…
#2. Dulu, aku pernah kepengen buanyak komen yang masuk di tulisanku seperti blog tenar lainnya. Tapi setelah tak pikir-pikir, ternyata oh ternyata, di blog tenar itu nggak semua komentar ditanggapi pemilik blog. Aku nyaman dengan kondisi blogku saiki, tidak terlalu banyak komentar yang masuk, tapi isine tenanan karena benar-benar memperhatikan tulisanku. Nah, karena beberapa tulisanku merupakan cerita/sharing nostalgi masa kanak-kanakku, banyak juga yang sharing pengalaman sejenis. Bagiku, asyik juga membayangkan si pemberi komen sejenak bernostalgia dengan pengalaman tertentu.
#3. Aku termasuk orang yang tenanan dalam memberikan komentar, aku sedapat mungkin nggak komen hanya karena sekedar basa-basi. kadang aku memilih untuk nggak komen kalau nggak punya komen… itu sebabnya ada beberapa tulisan para blogger yang nggak kukomentarin.. Aku tetep baca, tapi nggak komen…
Seperti tulisanmu “Are you happy?” aku baca, tapi karena nggak punya komen, ya aku skip… Dalam hal tertentu, pertanyaan simpel ini terasa nggak nyaman untuk didengar je…ini sharing dari kenalanku di UK dan AS, bahwa pertanyaan ini bersifat “too personal” dan membuat nggak nyaman. kepiye-piyene, kapan-kapan kita chatting wae yo… hihi..
#4. dengan saling berkomentar serasa kita berkomunikasi dengan pemilik blog, berasa jadi kenal dekat. Jadi kalau komentarku dicuekin padahal saat itu bener-bener sedang butuh jawaban, rasanya rada gelo juga je, Don…
#5. wes ah, komenku kedawan… :)
Bagus sekali. Sangat kreatif dan berisi. akan menjadi ilmu barubuat saya.
ada komen ga ada komen…yang penting tetep semangat nulis…he..he..he…frustasi klo terus-terusan mikirin knp ga ada kasih komen…:D
Aku mikirnya juga sama
Mencari teman baru, meski itu blogger pemula siapapun
Berteman tidak mengenal batas kan?!
Bisa juga dengan kita sebagai blogger atau sebagai komunitas
Melakukan kampanye dan pendidikan blogger yang akan melahirkan blogger2 baru
Tumbuhan pun melestarikan dirinya dengan menyebarkan benih
ayuo semangat, rusa tetep semangat kok ngeblog, walau komentarku tak banyak :D
Dulu ngerasa frustasi karena g dapet komentar. Tp kemudian mikir lagi. Hani nulis karena menyukainya. Komentar memang bisa jadi penyemangat. Tp tak ada komentar bukan berarti kita berhenti. Lagi pula tidak semua pengunjung datang buat komentar. Ada yang datang sebagai pembaca saja atau biasa disebut Silent Reader.
Kalo masalah hubungan timbal balik. Om Donny nulis, saya komentar. Itu juga udah timbal balik. Muehehehe
Dulu (ceile) pernah ada masanya dimana komentar bisa datang dari teman yang sama SETIAP kita bikin entry baru, seru ga seru, mutu ga mutu, yang hanya terjadi waktu masa-masa gregetan ngeblogging (awal-awal punya account, etapi gatau sekarang). Makin kesini biasanya komentar cuma kalau ada yang seru doang, mungkin seperti ijk sekarang hihi *jujurbanggetsi*, tapi bisa juga karena bener-bener sudah ga bisa stay di depan komputer mantengin blog doang 24 jam seperti dulu (lagi-lagi seperti ijk sekarang ini yang selalu keder tiap ngedip bentar tulisan di screen udah ganti lagi). Akhirnya kita kehilangan silaturahmi antar blog, dan satu-persatu hubungan itu terputus, malah kalau disapa ada yang sudah lupa. Tapi kalau cuma mau komentar banyak, ya harus rajin blogwalking, seperti halnya kita bertetangga di dunia riil, semakin ramah, semakin diramahi, apalagi ternyata blog kita berisi dan uptodate, seperti blog bung Donny Verdian ini loh, apa ga terus-terusan terima tamu jadinya cobak :)
Tulisannya enak dibaca…
Wah benar banget, tulisan ini cukup inspiratif bagi saya dalam dunia blogger.. Saya benar benar ngerasa di telanjangi lho, tapi itu fakta dan bisa jadi pembelajaran. Kesimpulan yang bisa saya ambil, tetaplah terus menulis dan berusaha menulis dengan gaya bahasa yg baik, simple, menarik dan mudah di mengerti, tanpa harus mengharapkan popularitas blog akan melejit.. Karena kalau tulisan kita udah berbobot dan menarik, secara otomatis saja blog kita akan ramai dikunjungi dengan tetap menjaga hubungan baik dengan sesama blogger..
Satu kata untuk blog ini, Saya suka, isinya inspiratif sekali dan bisa sebagai salah satu media pembelajaran bagi saya yg baru menikmati kegiatan ngeblog :)
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Salam kenal…
Saya merupakan pembaca setia blog Anda, karena Andalah yang dapat memantik semangat saya untuk mulai ngeblog.
Eh btw, saya bisa jadi teman Anda kan? :)
Bole dong ;) Makasih sudah membaca ya…