Tentang bioskop yang ditutup gara-gara kursi diganti spring bed itu…

2 Feb 2017 | Tunggonono

Kabar tentang rencana penutupan sebuah bioskop karena penggunaan kasur/springbed sebagai pengganti kursi seperti di bawah ini patut kita cerna sebagai sebuah gejala menarik.

Menariknya bukan karena kenapa mereka menggunakan kasur/springbed yang juga tak jarang dipakai sebagai penanda bioskop ‘gold class’, tapi justru kenapa pihak pemerintah kota memutuskan menutup sementara bioskop hingga mereka mengganti kasur itu dengan kursi. (Bahkan jika tak kunjung membuat perubahan, bioskop diancam ditutup ijin usahanya).

Seharusnya pihak pemerintah kota bisa berinovasi lebih bagus ketimbang hanya menutup.

Misalnya, selama film diputar, lampu harus dinyalakan terang-benderang supaya tak ada orang yang alih-alih nonton film tapi malah asyik cipokan atau ML. Meski sebenarnya kalau lampu dinyalakan, film jadi nggak terlalu jelas tampak di layar dan ujung-ujungnya malah beneran berbuat mesum karena nggak ada yang ditonton dan dijadikan fokus!

Atau dibuat aturan, tempat duduk dipisah! Tak hanya berdasarkan gender, pria dan wanita tapi berdasarkan ketertarikan seksual mereka.

Atau, demi untuk memperluas lapangan kerja, kenapa tak dibuat supaya setiap kasur disediakan seorang penjaga moral. Tugasnya seperti polisi. Setiap ada gerakan mencurigakan, si penjaga moral akan mengingatkan dengan lembut, “Mohon maaf, kakak, mohon kembali ke posisi semula.” Kalau masih ngeyel dan nggak mempan pake bacot ya dibacok!

“Eh tapi bagaimana kalau si penjaga moralnya yang malah pegang-pegang atau mau dipegang-pegang, Bos?” Tunggonono tiba-tiba muncul di layar WA ketika aku sedang mengulas hal ini, malam tadi.

“Ah, ya nggak mungkin, Nggon! Semua penjaga moral itu suci maka dari itu mereka selalu mengenakan pakaian putih-putih. Mereka tak mungkin berbuat amoral seperti halnya mereka tak mungkin terjun dalam dunia politik dengan melibatkan dalih moral dan agama yang mereka pegang tinggi-tinggi untuk memenangkan satu pihak dan menekan mampus pihak lainnya. Nggak mungkin pokoknya!”

“Ah masa, Bos? Lha itu yang sedang ramai di Indonesia yang tempo hari Bos tulis tentang FH dan RS? Mereka kan penjaga moral tapi mereka berbuat mesum juga?”

“Woh, kamu itu kudet, Nggon! Kurang update! Apa kamu nggak tahu kalau mereka sudah mengelak. Semua hal-hal buruk itu Nggon, asal terkait penjaga moral, selalu jadinya pitnah… eh fitnah!”

Tunggonono diam saja. “Nggon? Nggon!” Tetap diam…

Sepuluh menit tetap diam hingga akhirnya kutinggal tidur saja. Sekitar jam tiga dinihari saat pagi belum merekah dan malam kian menua, aku terbangun oleh sebuah pesan yang masuk darinya. Karena aku sibuk sekali hari ini, maafkan aku kalau nggak sempat mengedit tulisannya Tunggonono, jadi baiknya ku-paste apa adanya.

bos… sorry tadi batre drop. ngene lho bos, persoalnnya itu knp sih tiap hal slalu dikaitkan dgn esek2? pdhl ya msh byk soalan lain yg utama lho. takutnya kan kalo dibahas dan dikaitkan trs-terusan malah hal itu bnr2 jadi masalah utama sebanding dgn korupsi dan lain-lain yg blm sepenuhnya teratasi juga?!? lagian kl bioskop itu ditutup apa jaminan ga ada lg perslingkuhan dan prostitusi? mrk bisa lho esek-esek di bioskop2 standard, di kmr2 hotel, apartment, di kamar mandi sekolah, bhkan dibalik layar monitor hp, lwt cybersek juga bisa kan? Bos! hubungan seks itu hrs diletakkan dlm krangka prsonal spt halnya orang ngising dan kencing yg diberi tempat khusus brnama toilet! kita ndak prlu tau tho apa yg dilakukan dibalik bilik toilet, bgm cara mrk boker alias ngising? ndhodhok apa duduk? bgm cr mreka mengatur peni ssaat kencing.. ihh aku malah jijik mbayangke bos hahaha… lha mbok yng diatur itu diri sendiri dulu dan ga perlu ngatur urusan liyan! knp? bayangke wae kalo toilet diatur dan ditutup krn takut cara kencing dan ngisingnya tidk relijiyesss ya jgn heran kalao nanti ada orang boker dan kencing di atas meja makan tho Bos?

Wes, Bos gitu aja… kyknya si bos udah tidur nih. Ra sah digawe abot, Bos! Nek abot ditumpake becak! Sante wae…

Simak berita tentang penutupan bioskop itu di sini

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.