Tentang ayam dan kokokannya

1 Apr 2013 | Agama, Cetusan

Meski Masa Pra Paskah tahun ini kulalui dengan carut-marut tanpa komitmen untuk berpuasa dan pantang yang jelas, Jumat sore yang lalu ketika mengikuti ibadat Jumat Agung di gereja paroki lokal di sini, aku masih diperbolehkan mendapatkan secuil permenungan yang menurutku unik dan perlu kubagikan di sini.

Cuilan itu adalah perihal ayam. Eits… bukan ayam sembarang ayam.. bukan pula ayam bergincu dan berbikini… ini benar-benar ayam, a-y-a-m!

Jadi ceritanya begini. Kalian tahu siapa murid terutama Yesus kan? Tepat, Simon Petrus! Nah, dalam Kisah Sengsara Yesus, pada saat perjamuan akhir dilakukan, Yesus memberikan nubuatan bahwa meski Petrus adalah murid terutama, tapi sebelum ayam jantan berkokok pagi hari setelah perjamuan itu, ia akan telah menyangkal tiga kali bahwa ia mengenal Yesus.

Nah, ayam jantan itulah ayam yang kumaksud!

Lalu…lalu dimana menariknya, Don!?

Jika tak ada ayam jantan berkokok barangkali gereja tidak akan pernah ada…

Begini! Ayam jantan dalam kisah itu, ketika berkokok memiliki peran yang sangat vital dalam kelanjutan kisahnya.

Dari sisi Petrus, ayam jantan yang berkokok adalah penanda untuk mengakui nubuatan Sang Guru yang semula tak ia percayai sama sekali bahwa ia akan menyangkal bahkan hingga tiga kali.

Dari sisi kita yang ?menikmati? kisah itu, ayam jantan yang berkokok selain menandakan kebenaran nubuatan Yesus, ia juga adalah penanda bahwa Petrus itu manusia seperti halnya kita yang penuh kelemahan. Ia menyangkal guru yang begitu ia hormati dan cintai.

Jadi, bayangkan jika ayam jantan itu tak berkokok pada kisah tersebut, siapa yang berani melanjutkan untuk menceritakannya?

Jika tak ada ayam jantan berkokok barangkali gereja tidak akan pernah ada hingga sekarang karena Petrus yang sudah di-mention oleh Yesus bahwa pada dialah diserahkan kuasa gereja, akan jadi ?ilfil? pada Sang Guru karena ia yang merasa telah begitu setia dan mencintai Yesus, tiba-tiba dituduh akan menyangkal tiga kali… dan tak terbukti pula!

Pemikiran tentang ayam jantan dan kokokannya ini membuatku berpikir begitu banyak hal. Tapi satu hal yang paling menonjol adalah demikian;

Dalam kesyahduan malam perjamuan terakhir itu, aku mencoba berada di posisi Petrus, tapi alih-alih mengelak bahwa aku akan menyangkal, barangkali aku akan bertanya, ?Tuhan, telah berapa kali dan akan berapa kali lagi aku menyangkalMu dan menyakiti hatiMu??

Yesus tersenyum. Aku melihat jutaan bintang di wajahNya.. ya jutaan, sebanyak itu…

DihadapanNya, aku adalah hina dina yang butuh belas kasihan!?Kyrie eleison; Christe eleison; Kyrie eleison.

Sebarluaskan!

4 Komentar

  1. Hidup ini kuletakkan pada mezbahMu ya Tuhan…
    Bb Gm Am C F
    Jadilah padaku seperti yang Kau ingini…

    Balas
  2. terima kasih sharingnya, don!
    baru kali ini aku melihat peristiwa ini dari sisi “ayam” hehehe…

    Balas
  3. betul sekali…. ayam berperan penting sekali dalam kisah Petrus itu… ah bisa aja dirimu ini… thanks..

    Balas
  4. 3 kali Petrus menyangkal, 3 kali pula Yesus menyakinkan Petrus.
    Mas DV punya jawaban kah, kenapa kok ayam, a-y-a-m ???
    Terimakasih

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.