Banyak orang Yahudi yang hidup di jaman Yesus sebenarnya ingin percaya kepadaNya. Sayangnya keinginan itu bersyarat. Mereka butuh tanda dari langit untuk percaya bahwa Yesus adalah Almasih yang dijanjikan Allah. Padahal Yesus tidak tinggal diam. Ia sudah membuat begitu banyak mukjizat dan melakukan pengajaran di sinagoga-sinagoga tapi tetap saja, semua itu belum membuat mereka percaya. Saking geramnya, Yesus pun menyatakan betapa angkatan tersebut (orang-orang Yahudi di jamanNya) adalah angkatan yang jahat.
Dua ribu tahun sesudah Ia naik ke surga, masih ada begitu banyak orang yang membutuhkan tanda seperti orang-orang Yahudi tadi demi untuk percaya kepadaNya. Tanda tentang diriNya bukannya tak pernah diberikan.
Mencari penanda dariNya
Ada orang yang konon berpindah agama menjadi kristiani karena dalam doa dan mimpi, ia beberapa kali didatangi sosok mirip Yesus atau Bunda Maria. Hal itu lantas membuatnya mencari tahu dan mempelajari keyakinan akan Yesus dan memutuskan diri untuk dibaptis.
Ada juga yang sakit dan karena sudah hilang harapan, ia yang awalnya bukan kristiani secara iseng minta disembuhkan oleh Yesus. Lalu penyakit itu sembuh dan orang tadi jadi percaya dan memeluk Katolik.
Tapi itu kan mereka yang ?beruntung? diberi tanda, bagaimana dengan kita yang merasa tidak diberi penanda? Lantas dengan apakah kita bisa percaya?
?Aku sih tak perlu tanda. Aku jadi Katolik karena tak punya pilihan, Don! Orang tuaku katolik dan sejak lahir aku dibaptis! Kalau aku pindah agama, tak terbayang mereka pasti akan marah dan kecewa!? Ada yang beralasan seperti itu.
Tanda itu penting, tetap perlu dicari tapi yang lebih penting adalah pikiran dan hati yang terbuka sehingga ketika sudah ketemu kita pun peka dan sadar akan keberadaanNya.
Bicara tentang penanda, selain penting untuk mencari tanda, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kita untuk memberi tanda.
Memberi tanda kepadaNya
Hah? Kita? Dalam bentuk apa dan untuk siapa?
Ya! Kita sering mengklaim sebagai orang yang mengaku sudah percaya kepadaNya. Pertanyaannya adalah, hal apakah yang bisa menandakan bahwa kita ini adalah salah satu bagian dari kaumNya?
Barangkali kalian bisa bilang, ?Ah, tak perlu memberi tanda bahwa kita ini adalah orang yang sudah mengimaninya. Yang penting Tuhan tahu!?
Maaf, tapi bagiku, komentar seperti ini termasuk komentar yang sok tahu. Sok tahu terhadap Tuhan bahwa Ia pasti tahu bahwa kita sudah percaya kepadaNya.
Iman itu butuh pembuktian dan untuk meyakinkan Tuhan, kita perlu memberi tanda-tanda itu. Hal ini penting supaya kelak ketika masuk ke alam keabadian, kitapun diselamatkanNya.
Lalu tanda-tanda apa yang Tuhan perlukan?
Mari kita ingat apa yang diajarkan Yesus tentang Hukum Kasih.?
?Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. ? Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri? (Mat 22:37-40)
Maka, menjadi penanda bahwa kita ini adalah orang yang percaya ya dengan setidaknya menjalankan hukum kasih tersebut. Bagaimana kita menunjukkan kesetiaan kepada Allah melalui gerejaNya. Bagaimana kita menjalankan hidup yang benar dan tak melanggar aturan-aturanNya. Bagaimana kita mengasihi sesama kita termasuk mereka yang memusuhi dan melawan kita.
Sanggup untuk seperti itu?
Jangan cuma menuntut tanda dariNya tapi juga seberapa jauh kita sudah berusaha menandai diri sebagai insan yang nantinya akan diselamatkan?
Sydney, 4 Maret 2020
Terima kasih sudah diingatkan.
Saya pernah meminta “tanda” dariNya saat saya galau untuk memilih melepaskan salah satu dari 2 pekerjaan yang saya jalani. Saya harus memilih karena saya merasa tidak mampu membagi waktu, fokus dan diri saya untuk keduanya dan jg untuk keluarga. Tapi saya sangat membutuhkan uang nya. Dengan 3 anak ABG yang bersekolah di sekolah Katolik di Jakarta, sungguh kami membutuhkan uang itu. Tp saya tidak bisa memaksakan diri, saya rasa akan jadi tidak adil bagi banyak pihak.
Saya berdoa, novena, rosario meminta tanda dari Tuhan, haruskah saya melepaskan satu pekerjaan saya? Bagaimana nanti nasib keluarga saya?
Takut dan ragu… tp saya tetap berdoa minta pertanda.
Suatu malam, sambil menunggu suami pulang kerja, saya nonton TV sambil baca2 kitab suci. Ada 1 iklan yang lewat… sebenarnya sudah sering saya lihat. Tapi malam itu saya cuma kebagian buntut iklan itu, ada tulisan dan kata yang terdengar “Lepasin Aja”.
Saya bengong… mikir bentar… inikah jawaban Tuhan??
Saya masih nge tes Tuhan. Coba deh gue tungguin, klo sampe nih film abis tuh iklan gak nongol lagi… berarti fixed.
Dan… iklan yg bisanya bersliweran itu, sampai 40 menit berikutnya, sampai film selasai, gak muncul lagi.
Saya nangis sesungukan malam itu. Ok Tuhan, saya akan lepaskan pekerjaan saya yang 1 itu. Saya yakin Engkau akan mengatur semua nya. Saya yakin dan percaya, Engkau akan menopang keluarga saya terutama biaya pendidikan anak-anak kami.
Sampai saya tulis kesaksian saya ini, keadaan ekonomi keluarga kami masih belum banyak berubah. Namun banyak hal lain yang berubah dan diubah oleh Nya.
Kami sungguh bersyukur Tuhan pelihara kami sampai saat ini, kami sehat ditengah wabah Corona ini, kami bisa setiap hari bertemu dan berkumpul sebagai satu keluarga, anak-anak masih bersekolah, masih ada ongkos untuk pergi ke sekolah (saat ini belajar online), masih bisa bayar uang sekolah walau masih bolong2, Tuhan pelihara kami sampai hari ini, Dia cukupi semua kebutuhan kami sampai hari ini. Hari demi hari kami lalui dengan baik.
Kiranya Tuhan juga senantiasa melindungi Mas Donny dan keluarga.