Satu hal yang perlu kuceritakan hari ini adalah:
Dua belas tahun lalu!
Citra masih kelas satu SMP dan aku, mahasiswa tingkat dua di sebuah universitas swasta di Jogja yang pada akhirnya juga menjadi almamaternya Citra.
Melalui telepon, aku mendapat kabar dari Mama bahwa adikku itu dua hari belakangan ini demam tinggi disertai igauan di tiap tidurnya. Dalam igauannya, berkali-kali ia menyebut “Tamagochi”, sebuah mainan electronic pet yg dulu sempat ngetop di kalangan anak-anak dan remaja. Teman-teman sekolahnya bisa dibilang sudah memiliki setidaknya satu tamagochi tiap anak, sementara Citra tidak.
Citra tahu betul kondisi keuangan orangtua tak menyenangkan sementara aku juga belum bekerja.
Ia tak pernah minta tamagochi yang meski hanya 40 ribu rupiah, tapi itupun sudah terbilang cukup mahal bagi kami.
Akan tetapi keinginan tetap tak bisa ditutupi meski dengan caratutup mulut.
Dalam igauannya, hasrat terpendamnya akan “tamagochi” terungkapkan.
Awalnya aku cuek, jangankan untuk memikirkan Citra, hidupku di Jogja saja waktu itu sudah sangat minus apabila tidak “ditalangi” utang dan kebaikan kawan kanan kiri yang sering menraktir makan. Tapi lama kelamaan aku berpikir bahwa igauan citra itu lebih dari sekedar keinginan. Bagiku itu adalah amanah karena hal itu diungkapkan dalam keadaan yg tak bisa dikuasainya, alam mimpinya, tempat dimana igauannya berawal mula.
Akupun berpikir keras mencari jalan keluar!
Bagaimana caranya mengumpulkan uang 40 ribu rupiah untuk membelikan tamagochi si Citra.
Menabung jelas tak mungkin karena butuh waktu lama untuk itu, pinjam uang teman juga lebih tak mungkin lagi karena siapa lagi yang mau aku hutangi tanpa aku harus membayar hutang-hutangku terlebih dahulu.
Lalu akhirnya sang ide datang membersit pikiran!
Aku harus pergi ke Jakarta! Berlibur pada satu weekend ke rumah Om-Om dan Tante-Tanteku yang lumayan berada!
Lalu hubungannya?
Begini, sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk memberikan uang saku kepadaku ketika aku bertandang untuk berlibur ke sana.
Dan uang saku itu nantinya bakal bisa untuk membelikan tamagochi.
Maka, bermodal 17 ribu untuk membeli tiket kereta api kelas ekonomi jurusan Jogja – Jakarta, akupun berangkat membelah malam, menatap Jakarta.
Dugaanku tepat!
Total jenderal aku malah dapat uang saku 80 rebu dari “liburan singkatku” itu.
Minggu malam ketika hendak pulang kembali ke Jogja, sebelum naik ke kereta, di sebuah toko swalayan tak jauh dari Gambir, aku melego uang 80 rebuku untuk mendapatkan dua buah tamagochi untuk Citra. Ah, tentu om dan tante yang memberiku uang itu tak tahu hal ini.
Akupun pulang dengan senyuman.
Tak lama setelah naik kereta, aku bisa merebahkan diri di atas kursi ekslusif yang membawaku pulang berkat tiket gratis yang lagi-lagi juga kudapat dari adik-adik Mama yang baru saja kukunjungi itu.
Tapi pada akhirnya aku tak memutuskan langsung ke Jogja.
Aku berhenti di Kebumen, kota tempat tinggal keluargaku dulu. Mama membukakan pintu dan terkaget-kaget dengan “serangan fajar” itu. Aku langsung menuju kamar Citra. Pipinya masih hangat ketika kucium, mungkin karena demamnya masih belum terlalu sembuh atau karena aku yang kedinginan terkena angin malam. Disebelah bantalnya segera kuletakkan dua buah tamagochi impiannya yang masih terbungkus rapi.
Tak lama sesudahnya, setelah menyeduh kopi dan menghabiskan beberapa batang rokok, aku pamit Mama untuk kembali ke Jogja menggunakan bus antar kota lalu beraktivitas seperti biasa.
Kuperoleh kabar dari Mama beberapa waktu kemudian bahwa Citra senangnya bukan kepalang dengan hadiah itu. Demam tingginya sekonyong-konyong sembuh dan ia bisa dengan bangga menenteng tamagochinya kemanapun ia mau, sama seperti teman-teman lainnya tanpa harus minder dan tanpa harus tahu bagaimana ia mendapatkannya.
Itulah salah satu kisah yang tak akan pernah bisa kulupakan sepanjang hidupku.
Bukan sebuah epos, tapi lebih pada pemaparan rasa syukurku yang tak pernah pupus kepada Tuhan.
Rasa syukur yang menyatakan betapa cinta antara kakak dan adik itu benar-benar kualami, ada dan begitu besar.
So, Citra, adikku dan saudara serahim semata wayangku!
Selamat ulang tahun karena hari ini kamu berulangtahun ke-24, bukan?
Aku tahu kamu pasti terharu dan matamu sebak membaca tulisan ini hehehehe….
Tapi nggak usah terlalu lama termenung dan meneruskan haru.
Seperti yang kubilang di atas, ini bukan epos dan aku bukan pahlawan. Ini adalah sajak syukur dan Tuhanlah pahlawannya.
Bersyukur sajalah untuk hidup yang masih diberikan lengkap dengan orang-orang yang mengasihi dan segelintir yang membenci karena sejatinya hidup ini adalah perjalanan syukur yang tak akan pernah mengenal ujung.
Sorry Cit, aku masang fotomu ndak bilang-bilang dulu. Kuambil dari Facebookmu! :)
Aaah,.. bukan hanya Citra yang airmatanya merebak, boss!.. terharu aku sama rasa sayangmu padanya..
Its so sweet..!
Selamat ulang tahun, Citra..
Berkat Tuhan penuh atasmu dan orang2 yang mengasihimu..
btw.. adikmu kok iso ayu tenan Don?.. jaauhhhhhhhhhhhhh dari mamase.. :lol:
Peace aaah…!!
wah bagus nih cerita-refleksinya
thanks ya
Yaa saya juga berkaca2.. hehehehe
aaaaaaaahhhh pengungkapan cinta seorang kakak laki-laki pada adik perempuannya. Manis sekali Don.
Selamat ulang tahun Citra,
senangnya mempunyai kakak laki-laki…
aku iri hati padamu loh.
EM
Hmmm…aku mbacanya jadi terharu,bos.
Pengorbanan seorang kakak terhadap adeknya, tak terpengaruh oleh halang rintang yg dihadapinya…:)
btw: adekmu cantik juga ya,bos..:))
Met ultah dek, best whishes for u.
salam kenal juga :P
titip met ultah buat Citra ya, Don.
ck, betapa menyenangkan dan membanggakannya mempunyai sedulur seperti dirimu, Dab.
very touching!!!!how lucky citra to have a brother like you :)
Kakak yang baik… Salut buat kamu, Don.. Happy Bday juga untuk Citra.
Cieeeee romantisnya kisah cinta kakak dan adik…
Happy Birthday Citra…wish you all the best!
*Masih mencari benang merah antara kakak dan adik…*
Di mana ya miripnya… :p
Wah, indah sekali ungkapan kasih sayang kakak kepada adiknya. Ini yg membuat dunia ini selalu terasa damai dan indah. Kasih sayang-kasih sayang sejati.
Payah bener kamu Don…. :)
Buat aku jadi kelingan dengan adikku yang saat ini sudah “jauh” sekali… ah jadi rindu dengan masa-masa dimana aku dan adikku akrab banget… hik hik…
But youre so sweet brother…
happy birthday buat Citra… :)
apa kabar?
wah asyik tamagichi emang
thanks infonya ya
hiks… terharu aku. kelingan masku je. btw, tamagochi ki saiki mung sekitar 10ewuan ketoke. tahun wingi kancaku tuku neng kusumanegara. gak kebayang to kowe, nek kanca2 kantorku bbrp waktu lalu sempet demam tamagochi hahaha! wis tuwo2 do dolanan tamagochi. salam ngge adikmu yo don, selamat ulang tahun. sik… sik… kok kalian ketoke ra mirip to? :p
titip met ultah buat Citra ya, Don.
ck, betapa menyenangkan dan membanggakannya mempunyai sedulur seperti dirimu, Dab.
makasih mas… bener, aku terharu… hehehehe..
norak ah…
aku pasti ga lama menangis baca blogmu, tapi aku akan terus melanjutkan hidupku yang belum apa-apa ini. banyak pencapaian yang belum tercapai, dan masih cuma dalam bentuk rencana.
love u..
waaah…hari ini dua kali baca kisah sayang kakak ke adiknya…
*sooo sweeet…
jadi terharu
Cantik, DV, adiknya cantik …
Hmm,, titip selamat ulang tahun buat Citra ..
Aku iri Mas, aku belum pernah memberikan apa-apa sama adikku satu-satunya ..
Malah dia yang memberi banyak sama aku, inspirasi yang tak habis-habis …
waah ckep juga ya
tapi picnya kok cuma satu ya he he he
Salam buat Citra, ya, Don…
Ini kisah yang manis buanget, nget, nget… *masih mikirin, pernah nggak sih mas-mbakku melakukan hal yang semanis itu..*
*meluncur ke blognya Citra ah…*
Selamat ultah buat Citra ya Don…
Adikmu cantik sekali, dan seumuran sama si bungsu ya, si bungsu akan 24 tahun awl Oktober nanti.
Saya membayangkan, betapa kasih nya Donny pada adik semata wayangnya ini
Turut mengucapkan selamat HUT … cara bersaudara luar biasa … sungguh memuat pembelajaran … Salute
ternyata sampean memang lelaki yang penuh cinta. mau melakukan apapun untuk adek kesayangannya…
selamat ulang tahun untuk citra!!!
jadi apa “tamagochimu” tahun ini … :))
wah, ini potret seorang kakak yang layak dicontoh. bener2 memperhatikan sang adik meski harus pergi sana-sini utk ngumpulin duit buat beli tamagochi. citra pastinya akn terharu baca postingan ini, mas dony. mungkin mas dony pun dah [unya rencana beli oleh2 khusus buat adik tercinta itu.
cantik ya citra hehehehe
saya senang sekali baca postingan mas ini, menggugah kesadaran akan arti penting persaudaraan…
waduh telat nih …
titip salam ah buat mbak citra, met ultah ya.
Semoga selalu sehat dan tercapai semua cita-citamu … :)
* menyenangkan sekali punya kakak seperti Mas Donny ya Cit?
Aih Donny…. aku jadi ikut terharu,
tak kusangka hatimu selembut itu,
tak kusangka adikmu secantik itu,
hihihi…
What a sweet story,
cerita tentang indahnya kasih sayang.
Tetaplah saling mengasihi dan memancarkan kasih itu pada orang-orang disekitar kalian.
GBU
Thanks to FB, jadi ucapannya ndak telat..
Don, ceritamu bikin terharu, meski nggak nyangka kok bisa-bisanya dapat ide kayak gitu.
Sama kayak Chandra, aku masih cari benang merah genetic code antara kamu dan Citra? Hmm.. tinggi kurus langsing-nya aja kali yang sama…
Kisahmu ini manis sekali. Tak terbayangkan bagaimana air muka Citra saat membaca tulisan ini. Kau sudah menjadi kakak dalam arti sesungguhnya.
Hanya satu saja yang ingin kutanyakan:
Sebegitu manisnya Citra, tapi kok kakak serahimnya seperti kamu? :p
mengharukan!!
duh, dadi kangen omah aku, kang!
Mulih! Mulih! Mulih ndeso! :)
inspiring story :D
kebetulan saya juga punya hanya satu adik perempuan…jadi terharu
jadi kangen adeku yang jauh keberadaannya…
Keep your love to your sis
Thanks :) I will!
Citra adimu to pak?
He eh, piye?
wo… rapopo hehe.. brarti bener sing dimaksud Citra kui, Citra adimu pak hehe… Ntuk salam seko pelet/ melet bakule helm stadion hahaha
Heheh salam balik dinggo Pelet.. tanggaku kuwi lan konco dolan ket cilik :)
siapp laksanakan. ayo reuni sd, kowe dadi ketuane yo pak wkwkwk…