Tak semua orang sakit berani datang ke Tabib

21 Jan 2019 | Kabar Baik

Analogi Yesus sebagai Tabib alias dokter itu selalu menarik! Pendosa dianalogikan sebagai si sakit dan orang yang sudah benar adalah si sehat. Maka Yesus, Sang Tabib, datang bukan untuk mereka yang sehat tapi untuk sakit, ?Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Markus 2:17)

Persoalannya sekarang, tak semua orang yang sudah tahu bahwa dirinya sakit itu punya keberanian untuk datang kepada Tabib!

Aku tumbuh dari lingkungan yang takut untuk pergi ke dokter ketika sakit. Alasannya ada saja?

Mulai dari ?Disuntik itu sakit!?, ?Obatnya puyer pahit!? hingga ke ?Kalau disuruh mondok di rumah sakit, makanannya nggak enak dan mahal!? dan ?Kalau nanti malah divonis sakit yang serem-serem gimana????

Dalam beriman juga begitu.

Sadar bahwa diri berdosa tapi tak semua orang yang punya kesadaran mau datang kepada Yesus untuk disembuhkan hidupnya dari dosa-dosa.

Kenapa? Takut!
Takut disuruh bertobat karena pertobatan itu membutuhkan totalitas untuk meninggalkan hal-hal yang membuat kita berdosa dan beralih pada hal-hal yang sifatnya ilahiah.?

Misalnya seorang yang terlibat dalam perselingkuhan, ia tahu dirinya bersalah terhadap Tuhan dan pasangan serta anak-anaknya. Tapi kesadaran itu tak berarti bahwa ia mau datang kepadaNya, melepas selingkuhan dan mengaku salah di hadapan keluarga dan menerima konsekuensi pengakuan itu.

?Wah, ide gila itu! Kalau ngaku ke istri bahwa diriku selingkuh bisa-bisa dicerai!? Nah, takut kan?

Datang kepadaNya adalah kunci. Ia tak cukup diwujudkan dengan pergi ke Gereja setiap minggu saja karena tak semua yang datang ke Gereja adalah makhluk-makhluk yang sudah ?selesai? dengan masa lalunya.

Datang kepadaNya adalah menyerahkan diri sepenuh-utuh kepadaNya dan mau diubah menurut kehendakNya sesakit, sepahit appun itu! Penyerahan diri akan terjadi kalau kita menyerahkan hal-hal lain terlebih dulu karena tak elok kalau kita datang kepadaNya tapi masih membawa hal-hal yang justru menjauhkan kita dari Dia.

Syukurilah ketika kita mampu berkata dan sadar bahwa kita ini pendosa karena Yesus datang untuk kita. Tapi mengakui dosa itu tak cukup! Kita harus berani datang dan bertobat!

Berani?

Sydney, 21 Januari 2019

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.