Tak semua harus diukur dengan angka. Beberapa waktu lalu ada yang mengundangku sebagai pembicara dalam sebuah acara virtual talkshow terkait dunia blogging. Dari sekian banyak pertanyaan yang masuk, berikut adalah yang cukup menggelitik.
“Mas, pengalaman menulis itu mempengaruhi kualitas tulisan nggak ya?”
Akupun menjawab, Ya!
Beberapa menit kemudian, di layar, orang yang sama kembali bertanya,
“Mas, kalau seorang dengan pengalaman menulis selama 10 tahun dia ada di level 10, bagaimana dengan yang baru menulis satu tahun? Kira-kira bisa nggak ya dia ada di level 6?”
Tak semua harus diukur, kan?

Aku bingung dan nggak ngerti mesti jawab gimana.
Sumber kebingunganku karena aku nggak tahu ukuran apa yang dia pakai untuk menentukan level yang dimaksud.
Kalau dia bertanya perbandingan tinggi badan antara Anthony Davis dan Lebron James, kita punya ukuran.
Atau tentang perbandingan suhu udara di Sydney dan Jakarta, pun kita juga punya tinggal check di Google.
Tapi kalau dia bertanya level menulis tanpa menyodorkan standar ukuran yang jelas itu sama dengan seorang pacar bertanya seberapa dalam cinta kita kepadanya… Memberikan jawaban sedalam Laut Jawa, takutnya dia ngambek dan bilang, “Kenapa tak lebih dalam dari Samudra Pasifik?” Serba salah, kan?!
Kejadian ini mengingatkanku pada sebuah baliho iklan rumah makan makanan cepat saji yang dulu ada di sisi jalan Kretek Kewek di Jogja sana.
Tak semua harus diperbandingkan
Dalam baliho tersebut tertera tulisan kira-kira begini:
Ayo mampir ke (nama restaurant) hanya 10 menit dari sini!
Bagiku ini menyesatkan karena si pembuat iklan dengan gegabah memasukkan ukuran lama perjalanan yang belum tentu semua orang bisa memiliki pengalaman yang sama.
Bagaimana kalau ada kemacetan di bibir perempatan Jl Maliboro – Hotel Garuda – Pasar Kembang?
Atau kalau ada antrian masuk ke parkiran restaurant?
Juga bagaimana kalau yang membaca iklan itu… jalan kaki atau menggunakan Honda Si Pitung (Pitungpuluhan alias keluaran tahun 70-an -red) yang tidak bisa mencapai jarak dalam waktu yang sudah ditentukan dalam iklan?
Teman, inti dari apa yang kutuliskan di atas barangkali bahwa kita tak perlu membandingkan dan mengukur segala hal dalam angka. Jika memang kita tidak/belum bisa mengukurnya ya biarkanlah begitu saja.
Angka memang menunjukkan kejelasan tapi ketika kita menggunakannya dalam standar pengukuran yang tidak jelas dan tidak ilmiah, jadinya malah menyesatkan.
By the way busway, lain kali, kalau pacar bertanya seberapa dalam cintamu kepadanya? Biar nggak salah lebih baik diam. Genggam aja tangannya erat-erat, tatap matanya, lalu katakan,
“I love you..
to the bone,
to the bone!”
Betuul…100jt kadang nilai tidak sebanding dengan kenangan 1 menit bersama Simbok.