Tak lagi jadi jongos konsumerisme

12 Okt 2015 | Cetusan

blog_pakaian_000

Seperti yang kujanjikan dari tulisan kamis kemarin yang bertajuk $0 per hari. Mungkinkah? berikut adalah caraku berhemat dari sisi sandang/pakaian dan hal-hal lain dari yang sudah?kutulis Kamis silam.

Tapi sebelum masuk lebih dalam, ada baiknya kalian mengerti latar belakangku karena tak semua pria itu peduli pada cara berpakaian. Aku adalah orang yang hingga beberapa tahun silam masih butuh waktu beberapa lama untuk berpikir ?Apa yang harus kupakai hari ini?? saat mata terbuka setiap pagi. Aku memang senang dandan. Lebih dari itu, dulu pernah tiba sebuah masa dimana aku ?terjerembab? ke dalam kubangan pemikiran yang salah yaitu menganggap bahwa dengan mengenakan pakaian ber-merk dan mahal aku akan tampak lebih wah…

Tapi kemudian, ada hal-hal yang membuatku berubah. Dan berikut adalah butiran-butirannya:

  1. Kecenderungan orang-orang di sini tak mempedulikan apa yang kita pakai dan kenakan.
  2. Tak ada tradisi kuat di sini bahwa ketika merayakan Natal harus mengenakan pakaian baru. Hal ini lantas tak men-trigger-ku untuk selalu membeli baju baru saat Natal.
  3. Simplicity. Kalau kalian baca tulisanku soal kaos polos , kalian akan tahu maksudku.
  4. Banyak brand-brand besar membuat outlet store di sini dengan harga miring.
  5. Diet! Aku menerapkan diet yang lumayan berhasil sehingga membuatku tak perlu membuang pakaian karena kekecilan maupun kebesaran.
  6. Aku menerapkan membeli beberapa pakaian yang sama untuk dipakai secara bergantian; ini membuat daya tahan pakaian lumayan lama. Tentu penerapannya tidak pada semua pakaian tergantung harga, kalau mahal ya lupakan!
  7. Aku membeli pakaian baru saat yang lama sudah benar-benar rusak.
  8. Kecenderungan iklim Australia yang sejuk dan kering membuat daya tahan pakaian jauh lebih awet karena tak perlu sering-sering dicuci karena tak berkeringat asal dirawat dengan baik.

Kedelapan hal itulah yang membuat pola pikir lama tentang barang ber-merk itu menyublim. Jiwaku bebas lepas tak lagi jadi jongos konsumerisme dan kapitalisme. Imbasnya, penghematan!

 

Kaos polos

blog_pakaian_kaos

Seperti pernah kutulis di sini sejak dua tahunan silam, hampir tiap hari aku selalu mengenakan kaos polos warna hitam.

Aku punya sekitar delapan kaos hitam polos dan rata-rata per satuannya kubeli dengan harga super murah, $5 – $15 keluaran Kmart, Target dan Uniqlo.?Kualitas dan daya tahannya luar biasa meski brand-brand terkenal merilis produk serupa dengan harga berkali lipat!

Dari sejak awal mula memutuskan berpakaian hitam hingga kini belum ada satupun yang rusak meski rata-rata masing-masing mereka kupakai dua kali dalam seminggu.

 

Kemeja

Salah satu dari sedikit fotoku yang berkemeja. Ini adalah kemeja yang kubeli nyaris lima tahun silam dan hingga kini masih kusimpan siap untuk kupakai kapan saja

Salah satu dari sedikit fotoku yang berkemeja. Ini adalah kemeja yang kubeli nyaris lima tahun silam dan hingga kini masih kusimpan siap untuk kupakai kapan saja

Kalian pernah lihat fotoku mengenakan kemeja?
Tidak kan!

Aku tak harus mengenakan kemeja saat bekerja dan hanya mengenakan saat kondangan atau interview pekerjaan, itupun cukup berkemeja putih atau hitam atau biru polos lalu kubalut jas.

Rata-rata harga kemeja yang kubeli tak lebih dari $100 per potong. Mahal? Lumayan tapi kemeja terakhir yang kubeli kira-kira tiga tahun silam. Irit, kan? :)

 

Jas

Jas/jaket ini kubeli sekitar lima tahun silam. Oh ya hampir kelupaan cerita, kemeja hitam yang kupakai itu umurnya sudah sepuluh tahun, kubeli di Jogja.

Jas/jaket ini kubeli sekitar lima tahun silam.
Oh ya hampir kelupaan cerita, kemeja hitam yang kupakai itu umurnya sudah sepuluh tahun, kubeli di Jogja.

Seperti halnya kemeja, jas kupakai hanya saat kondangan ataupun interview pekerjaan. Terakhir kali beli jas empat tahun silam dan hingga sekarang masih muat jadi tak perlu beli lagi.

Harga jas di sini berkisar antara $200 – ribuan dollar. Aku membeli di kisaran yang paling bawah?. ya agak dilebihin dikit :) Yang penting ?jatuhnya pas? dan tak membuatku ?jatuh miskin?!

 

Hoodies/Jacket

Ini foto tahun 2009 sepertinya karena rambutku masih gondrong. Jaket kulit yang kukenakan itu masih kupakai hingga kini

Ini foto tahun 2009 sepertinya karena rambutku masih gondrong.
Jaket kulit yang kukenakan itu masih kupakai hingga kini

Sama halnya dengan kaos, hoodies dan jacketku berwarna hitam dan berbahan dasar katun ataupun wool. Harganya pun tak terlalu mahal, sekitar $40 dan berumur panjang.

 

Celana

Aku cukup jarang membeli celana. Baru beli kalau jebol dan karena celanaku hampir semuanya jeans, mereka cukup awet dan tahan lama.

Rata-rata celana jeansku baru rusak setelah 3 – 4 tahun bahkan ada satu celana, Levi?s 501, yang sangat kusayang dan kini berumur lebih dari 8 tahun dan kubeli di Centro Yogyakarta! (Ya, delapan tahun terakhir aku tak ganti ukuran pinggang pertanda diet yang berhasil!)

Celana jeans yang kupakai rata-rata ber-merk Levi?s dan Uniqlo. Harganya rata-rata $50 – $110 dan tergolong murah di sini dibanding merk-merk lainnya.

 

Sepatu

salah satu sepatu andalanku. Harga hanya $15 saja!

salah satu sepatu andalanku. Harga hanya $15 saja!

Bagiku sepatu lebih ?parah? dari celana. Makin jebol malah makin kusayang :) Satu-satunya yang membuatku beralasan untuk membuang sepatu adalah ketika solnya menipis.

Karena aku tipe pejalan kaki (rata-rata dalam sehari jalan kaki setidaknya 5 kilometer) sepatu bersol tebal adalah pilihanku!

Untuk itu aku memilih Converse, Vans, Nike dan Dr Martens karena mereka bersol cukup tebal dan awet.

Wah, brand-brand mahal, Don?! Benar, tapi aku beli kalau pas lagi diskon gede-gedean!

Oh ya, sepatu paling lama yang masih kupakai hingga kini adalah Sketchers yang kubeli di Centro Yogyakarta, delapan tahun yang lalu.

 

Sabuk

Terakhir kali membeli sabuk adalah sekitar sembilan tahun silam di Bali, dua sabuk sekaligus warna cokelat dan hitam, ber-merk Levi?s dan berbahan baku kulit tebal.

Kualitasnya premium dan karena itu pula sampai kini dan mungkin sampai nanti, aku tak pernah kepikiran untuk beli baru.

Untuk apa?

 

Dompet

Dompet buluk nan keren!

Dompet buluk nan keren!

Dompetku sudah sangat bulukan, kubeli saat Odilia berumur satu bulan, hampir enam tahun silam. Merknya Quiksilver dan aku tak berpikir untuk beli yang baru lagi.

Sekali lagi, untuk apa? Mending konsentrasi cari uang untuk mengisi dompet itu, kan? :)

 

Topi

Aku mengenakan topi dengan alasan alergi hawa dingin. Tak mengenakan topi bisa membuatku bersin-bersin karena kepalaku mendingin.

Beberapa topi-ku memang bermerk dan mahal dan bahkan ada yang limited edition. Tapi boleh percaya boleh pula tidak, sebagian besar dari mereka kudapat sebagai hadiah dari kawan-kawan kerja.

Mereka tahu aku sangat suka topi dan pada saat-saat spesial (mengundurkan diri dari perusahaan, peringatan anniversary bekerja) mereka bertanya aku mau dibelikan apa sebagai kenang-kenangan?

Jawabanku ya satu, ?Topi!?

 

Pakaian Dalam

Nah ini pengecualian.
Untuk persoalan ini kenyamanan adalah sesuatu yang kuutamakan. Aku berprinsip bahwa untuk bisa nyaman dalam beraktivitas aku harus nyaman sejak dari pakaian dalam!

Aku memilih untuk mengenakan kaos hitam polos $5 asal celana dalam dan kaos kaki yang premium class.

Ketidaknyamanan untuk hal ini biasa bersumber dari karet yang mengendur; oleh karenanya membeli yang bermerk dan berkualitas bagus tak terhindarkan.

 

Kacamata

Sejak pindah kemari, setiap tahun aku berganti kacamata tanpa harus membayar ongkos beli karena semua ter-cover oleh asuransi. Enak ya? :)

 

Hal-hal lain

Hal-hal lain yang kukonsumsi seperti handuk, alat mandi dan lain sebagainya biasanya kudapat dengan harga spesial. Joyce adalah orang yang amat concern mengamati toko mana saja yang sedang diskon berapa persen untuk produk-produk apa saja.

Ketika diskon sedang besar-besaran, ia tak ragu membeli barang yang sama dalam jumlah banyak sehingga untuk jangka waktu yang panjang?

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. Keren Don. Penghematan signifikan.
    Saya sekarang juga berprinsip kalo gak butuh gak beli.

    Balas
  2. Sketchers ki versi asline skechers ya…?

    Balas
    • Salah sithik

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.