Tak bisakah kalian diam barang sejenak?

25 Jul 2013 | 150 kata, Cetusan

Ketiadaan diam adalah tanda komunikasi yang dipenuhi kata-kata; tak seimbang. Diam tidak mengartikan kita meninggalkan pembicaraan, justru sebaliknya memberikan ruang untuk masuk lebih dalam; mencerna kata-kata dalam keheningan.

Coba perhatikan talk show di televisi akhir-akhir ini.?Acara-acara itu kehilangan diam karena kebanyakan ketika seorang bicara, lawan langsung meluncurinya dengan kata-kata pula sehingga alih-alih mendengar apa isi pesan dari keduanya, penonton disuguhi suara ?blekuthuk blekuthuk? seperti kaset kusut hasil dari riuhnya kata-kata mereka yang tumpang tindih!

Sementara sang pembawa acara seolah ada di sana bukan untuk melerai dan menciptakan diam melainkan menggaduhkan acara lewat gemuruh bunyi itu tadi.?Untunglah kita diberi kuasa untuk membuat mereka diam. Bukan dengan membungkam mulut ataupun menyiram teh, tapi dengan mematikan saluran televisi.

Terpujilah Tuhan Teknologi mengalahkan congor politisi dan bangsat media!

learning to communicate is learning to listen and contemplate as well as speak.
(Benedict XVI)

Sebarluaskan!

8 Komentar

  1. bbrp hr ini udah gak ngetweet, enak rasanya sekali2 diem di timeline :)

    Balas
    • Hmmm.. tenane? :))

      Balas
  2. beberapa hari ini aku ngtweet pake akun baru tanpa following dan followers.. betapa nistanya diriku :(

    Balas
    • Hakhakhakhak!

      Balas
  3. menjawab pertanyaan di judul: bisa :)

    Balas
    • OK :)

      Balas
  4. Di media sosial, belakangan ini saya justru merasa lebih banyak diam. Tetep akses tiap hari tapi ya cuma cuci mata aja.

    Balas
    • Hebat. Saya nggak bisa, inginnya selalu cuap-cuap.. narsis :)

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.