oleh Hanny Kusumawati* (1) Lima puluh sembilan jam bersamamu praktis dilewati dalam diam. Kamu hanya angkat suara untuk hal-hal yang dirasa perlu saja. Toilet dulu. Mau beli rokok. Balik duluan, ya. Kamu akan mengangguk untuk ya. Menggeleng untuk tidak. Mengangkat bahu untuk terserah. Lantas kamu akan kembali terdiam. Membakar batang demi batang rokok sekhidmat orang […]