Sebenarnya ogah ikut trend bikin ?surat terbuka? maupun ?surat tertutup? tapi tangan gatal juga membaca berita yang dirilis Kompas.Com memuat opini Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane.
Maka kuberi judul tulisan ini sebagai surat buka-tutup?
Neta S. Pane melihat ada kejanggalan-kejanggalan dalam peristiwa teror di Sarinah/Thamrin minggu lalu.
Khrisna Murti sendiri, sebagai orang yang turun ke lapangan saat itu, dalam laman facebook-nya memberi komentar cukup pedas pada NP seperti tampak di bawah
Bagiku sendiri terlepas dari benar tidaknya kejanggalan itu sebenarnya tak penting.
Masyarakat toh sudah capek dengan urusan masing-masing, Bos! Kami hanya butuh hiburan. Bosen dong denger berita-berita ala Jonru dan PKS Piyungan? Bosen juga dengar sas-sus soal mafia migas, pengakuan terbaru dari Angelina Jolie, pengakuan Regina mantan istri Farhat Abaas, soal anggota parlemen yang lucunya melebihi Mongol Stress dan lain sebagainya.
Sekali-kali kita perlu berita yang seperti itu, berita-berita kepahlawanan yang nyata bukan yang polesan Hollywood dan hanya bisa kita saksikan di bioskop.
Dan berikut adalah kejanggalan-kejanggalan yang diutarakan Neta S. Pane.
Kenapa Khrisna Murti cepat tiba ke TKP hanya dalam 10 menit? Kenapa Kombes Mertuani Sormin datang begitu cepat hanya dalam waktu 10 menit?
Ya baguslah, polisi datang cepat ke TKP! Sekaligus mematahkan mitos bahwa Polisi selalu terlambat datang kayak di film-film action 80an.
Dengan menggunakan logika #ngawurteratur, aku berpikir bahwa Sarinah/Thamrin kan deket banget ke Istana Negara, tentu perhatian dan fokus keamanan akan lebih intensif di daerah sana dibandingkan daerah lainnya, jadi ya wajar kalau mereka datang lebih cepat ketika terjadi apa-apa.
Datang lebih cepat dicurigain, datang lebih lambat?..dihujat?!
Kenapa pelaku begitu tenang di ruang publik?
Tanyakanlah pada pelakunya, Bos!
Tapi seharusnya Bos juga tahu bahwa sejak peristiwa penyerangan Charlie Hebdo di Paris awal tahun 2015 silam disusul dengan serangan berikutnya di kota yang sama pada akhir tahun yang sama pula lalu peristiwa teror di Mumbai 2008, para teroris itu seperti mengubah pola serangan dari yang semula diam-diam lalu blarrrggghh jadi pola terbuka; tembak sana-tembak sini, menyerang langsung ke kerumunan, terekam media, kontak senjata baru blarrrgghhh?.
Kenapa BIN dan Polri saling berselisih paham siapa penyebab teror, ISIS atau bukan?
Setiap orang punya analisa sendiri-sendiri.
Lagipula, meskipun ISIS telah mengakui bahwa itu adalah tanggung jawabnya, yang berwajib tentu juga harus meneliti apakah benar-benar mereka bertanggung jawab atau asal klaim biar numpang tenar?
Ibaratnya ada gadis cantik muda yang ketauan hamil di luar nikah. Tiba-tiba ada dua pria ganteng mengaku sebagai bapak si jabang bayi. Orang tua si gadis tentu akan berhati-hati menentukan mana yang benar-benar adalah bapak dari cucunya, kan? Perlu ada penelitian, investigasi siapa yang menghamili, pemeriksaan DNA dan macam-macam lainnya?
Sabar Bos? sabar.. semua perlu waktu…
Polisi tidak memaparkan tim pengantar dan penjemput para teroris
Sesuatu yang belum terpaparkan bukan berarti adalah tidak dijelaskan atau tidak memiliki kejelasan, Bos!
Bisa jadi polisi memang benar-benar belum tahu siapa yang menjemput kecuali dari dugaan bahwa ada sebuah mobil GrandMax ber plat nopol Bandung yang digunakan untuk mengangkut para teroris (http://nasional.tempo.co/read/news/2016/01/15/078736622/bom-di-sarinah-dan-misteri-gran-max-putih).
Bisa jadi pula polisi belum mau menjelaskan karena sedang mempelajari kasus lebih dalam untuk menangkap orang-orang terkait yang masih ada dalam pengejaran?
Atau bisa jadi juga kejanggalan yang Bos tuliskan memang benar.
Tapi yang paling jelas Bos, yang menjemput teroris di Thamrin kemarin adalah para malaikat maut yang menerima ?kiriman? dari para polisi-polisi gagah kita yang menembaki dan membunuh para teroris itu? :)
Bisa aja mereka dateng naik bus yang lewat Thamrin, sengaja dilewatin atau malah sebelumnya, trus jalan kaki sampai Sarinah. Paling ngga mereka udah sering kali bolak balik di situ ntah nyamar jadi pengamen atau yg suka baca puisi. Itu pikiran sederhana, karena aku ngga tau yg jelimetnya. Apa teroris mesti dianter jemput ya? Bisa aja dong, berangkat dari mana aja, sendiri2 atau berdua. Kenapa kejanggalan cuma 5, apa ketemunya cuman segitu? Apa masih ada trus disimpen buat ntar klo suasana adem trus dikeluarin lagi buat kuncian? Aku kebanyakan nonton CSI kayaknya
“Analisis”, bukan “analisa”.
Gitu Daave. ????
Baik Ukthi… eh Akhi.. :)
Memang kerjaan pengamat cuma ngamati doang, kadang hasil amatannya lumayan, kadang diluar akal sehat karena mungkin pandangan matanya dan olahan otaknya lagi gak sehat. hehee..
aku merasa janggal atas kejanggalan yang janggal itu
jadi pulang jogja janggal berapa?