Pagi, Hon!
Waktu aku di kamar mandi pagi tadi (kamu masih tertidur) dan sibuk mencari botol sampoo baru di dalam lemari, tak kusengaja tersentuh olehku botol gel pengeras rambut yang kita beli setahun lalu.
Aku ingat betul gel itu kita beli di Coles Stockland, sehari sebelum hari ini, setahun yang lalu.
Mengherankan ya! Aku kok ber-gel pengeras rambut!
Padahal kan kamu tahu dulu aku tak begitu suka untuk mengenakan gel pada rambut lemasku ini…
“Oalah bisa diketawain dunia nantinya” gumamku saat itu.
Tapi toh akhirnya terbeli juga, akhirnya terpakai juga!
Demi apa yang akan kuhadapi keesokan harinya, hari ini setahun yang lalu.
Lalu pada akhirnya kitapun melangkah bersama-sama di rabu pagi yang sejuk itu.
Engkau mengenakan rok formal di bawah lutut, pada atasannya kau tutupkan cardigan warna hitam sedangkan aku bercelana panjang hitam serta berkemeja baru warna abu-abu, tanpa dasi dan tanpa jas.
Duduk di jok belakang mobil Mamamu, kita tak saling beradu pandang meski tetap bergandengan tangan.
Kita lebih banyak melihat pohon-pohon dan apapun yang tampak berlarian ke belakang, seakan kita untuk terakhir kalinya memperbolehkan diri masing-masing memandangi masa lalu, mungkin termasuk juga diantaranya mantan-mantan pacar kita yang telah lalu dan semua kepahitan serta kesukaan yang telah kita punggungi bersama-sama.
Adapun kalau kamu bilang kamu tak deg-degan kala itu, aku sesungguhnya tak percaya karena kalau ku deg-degan masa kamu nggak?
Bukannya sejak pertama kita dipertemukan, kita telah memiliki satu perasaan yang tak pernah terpisahkan?
Kamu pasti deg-degan lah!
Apalagi ketika di hadapan Gordon sang penghulu negara itu!
Lalu ibumu yang sejak siang itu lantas menjadi ibu mertuaku, kakakmu yang lantas menjadi kakak iparku serta kesepuluh teman dekatmu yang sekarang juga tak bisa dibilang teman jauhku, aku berucap janji setia kepadamu?
Ucapan janji seorang pria yang mungkin sama saja dengan ucapan janji pria-pria lain sebelumku tapi aku akan selalu berusaha membedakannya dengan tetap setia pada janji itu dan padamu serta tak kan kubiarkan ada pria lain untuk mengucapkan janji di depanmu sesudahku!
Pokoknya tidak!
Meski belum sah secara agama waktu itu karena kita baru mengesahkannya delapan bulan kemudian setelah aku selesai mengurus kepindahan, tapi setidaknya secara hukum kita telah semakin dipersatukan, kan?
Agama pun kan juga hukum, Honey, apa kamu tak percaya?
Hanya bedanya hukum negara ini bersandar pada seorang ratu pemimpin yang cantik dan kelihatan batang hidungnya, sedangkan agama bersandar pada kehampaan, kehampaan yang menguasai segalanya yang lantas dinamai Tuhan, Pemimpin Besar Revolusi Semesta!
Lalu setahun setelah masa itu, kesemuanya terlewati seperti halnya pohon-pohon di pinggir jalan yang kita pandangi.
Hon, Honey…
Tadi pagi ketika sedang menanti bis berangkat di depan QVB, di depan burung-burung dara yang tenang berteduh di trotoar, di hadapan seorang kakek yang merokok sambil menggamit kopi panasnya dan sebelah-menyebelah dengan sepasang muda-mudi yang oughhh berciuman bibir begitu dalam dan penuh perasaan (meski waktu aku melihatnya aku ingin bertaruh denganmu bahwa mereka berdua pasti belum sikat gigi sepagi ini!) aku jadi ingat sesuatu.
Ingatkah kamu pada ucapan yang selalu kubisikkan ke telingamu pada setiap malam terakhir sebelum kepulanganmu ke Australia setiap tahun setelah sepekan atau dua pekan atau maksimum sebulan kamu mengunjungiku di Indonesia?
Iya dulu waktu kita masih terpisah jarak dan waktu? Ingat?
Kita akan kembali duduk di tepian dermaga masing-masing yang saling berhadap-hadapan.
Di depan kita hanyalah danau yang berkabut dan berair tenang.
Aku tak bisa memandangmu, dan kamupun tak bisa memandangku.
Aku tak bisa ke arahmu karena terlalu mahal ongkosku, dan kamupun setahun sekali ke arahku.
Dalam kesendirian kita itu, memandang air yang tiba-tiba bergelombang adalah sebuah sukacita tersendiri kita sama-sama tahu bahwa itu berarti gelombang kerinduan sedang memancar yang dipantik oleh ujung ibujariku atau mu yang memecah permukaan air lalu mencipta riak dan merambat berujung pada gelombang ke tepianmu atau tepianku!
Dan sekarang engkau tak kan pernah dengarkan itu dariku lagi!
Kita sudah tak saling duduk ongkang-ongkang di tepian dermaga masing-masing.
Kita sudah sama-sama melangkah!
Tanganmu di genggamanku dan hatiku hanya milikmu!
Kita sudah tidak saling berhadapan dengan danau berkabut itu lagi, tapi jalan, jalan yang juga akan tetap berkabut.
Kita melangkah untuk satu tujuan yang sama-sama abstraknya dengan apa yang kita pandangi tentang danau itu dulu tapi kali ini bernama masa depan.
Kita tak akan pernah tahu apa dan bagaimana masa depan itu, tapi kita sama-sama tahu bahwa kita telah bergandengan, bersatu!
Kamu itu aku dan aku itu ya kamu!
Sungguh, itu semua lebih dari cukup untukku.
Hon jangan menangis terharu dulu, surat ini belumlah usai hehehehe!
Terakhir sebelum terlupa, kamu tau kenapa kamu kupanggil Honey sejak kita memutuskan stop memanggil Ayang karena aku paling tak suka sakit ayang-ayangan? Heheheheh!
Bukan, kamu bukan madu yang terasa manis oleh kumbang sepertiku.
Aku tak suka personifikasi seperti itu sebenarnya!
Aku benci menjadikanku sebagai binatang dan tak mau menempatkanmu hanya sebagai benda yang bisa dihisap.
Kamu adalah istriku! Tak lain, tak kurang dan tak bisa lagi kujadikan lebih!
Orang yang kuperjuangkan untuk duduk disampingku selama-lama, sepanjang nafasku, seumur hayatku.
Aku tak berhak untuk memakan dan meminummu apalagi mencecapmu seperti madu!
Aku wajib menghormatimu.
Kamu kupanggil Honey semata-mata karena kamu adalah istri seorang Honey Verdian yang mendadak bisa jadi horny dan tidak horny tapi tetaplah Donny Verdian :)
Hon, happy aniversary!
Sekarang menangislah kalau ingin menunjukkan harumu,
atau tertawalah terpingkal-pingkal membaca surat yang sarat dengan kata gula-gula ini!
Atau bolehlah kamu berteriak seperti biasanya “Jijay bajayyy!”
Kapan kau ambil jatah LV kamu?
Sekalian makan di teras Lowenbrau menikmati sepotong babi panggang gaya Jerman di sore yang temaram di akhir pekan, bolehlah kita mengongkang-ongkangkan kaki sembarinya di tepian The Rocks sana mengenang ongkang-ongkang kaki kita selama delapan tahun silam…
Damn .. youre a Great writter. Hehehe.
Anyway happy aniversary buat kalian berdua.
Manisan-manisan yang kamu tulis ini aku ikut doakan semoga semakin terasa manis ditahun-tahun yang akan datang, prend ..
Makasih doanya ya Ed.
Salamku buat Joan, istrimu!
weh, wis setaon ta, dab ?
selamat ya, happy aniversary.
perjalanan masih panjang, bro. masih akan buanyak pohon2 yang mesti kalian punggungi, juga blumbangan yang mesti dilompati di sepanjang jalan. dan tentunya kebersamaan kalian yang bisa membuatnya menjadi lebih indah buat dilalui.
semoga Gusti Allah selalu memberikan yang terbaik buat kalian, sampai pol !
Selamat ulang tahun pernikahan, semoga makin sukses dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Ahahahha Honey Verdian! Dangdut lu, Don!
Tapi seru lah suratnya…romantis bin komedi binti jayus…
Btw, selamat yaaa…candle light dinner dunk..
Tau ga, gue ma suami malah lupa kalo sebulan lalu kita juga ulangtaun kawinan, ingetnya seminggu setelahnya..hahaha…kacau emang, selama 4 th nikah, yg kita bener2 inget tepat di hari Hnya cuma pas taun pertama dan kedua… :p
wkakaka. iki postingan terlucu seorang horny verdian. but as a man youve done very well to treat ur wife. greet to ur sweetest thing *siap2 puter u2*
Ooo.. so THIS is why you insisted me to read on.. huahahahaha..
sooo..touchy!
Happy Anniversary..
tahun depan bikin Surat Berbuah, okeh.. :D
duuh.. jadi kangen banget sama yayang.. :P
Ngaturaken nderek Bingah, Namung saget nderek donga mugi berkahing Gusti tansah pinaring dateng Keluargo Mas Donny.
Enjoy with your Life, enjoy with your wife.. Met Ulang tahun pernikan yang pertama yo mas.. Nuwun
Dan setelah itu kita merencanakan datang ke pernikahan seseorang pada bulan Maretnya.
“Jijay bajaaaaaaaaayyyyyyyyy…..!”
Happy Anniversary HVDVJV halah :D
Setelah baca surat ini, rasanya aku mesti ke Noengki, periksa gigi. Manis, sangat manis. Semoga langgeng sampai kapan pun tentu dengan ridhlo Pemimpin Besar Revolusi Semesta!Selamat!
Only one word to comment: BEJEDER!!!
Love you hon ;)
Indah sekali suratmu Donny
Berbahagialah Joice yang telah memilihmu sebagai suami. Suami yang mendudukkan isteri dengan penuh hormat, dan mencintai nya sepenuh hati.
Semoga Donny dan Joice selalu bersama dan berbahagia…
salam kenal aza…..mau donk di panggil honey…………
Heppi eniverseri ( Mode Indonesia ON)
1 tahun hon verdian dan istri melangkah dan 1 tahun juga umur gel nya ( ga expired tuh jel hehehhee).
Happy anniversary Donny & Joyce
(atau Honey and Honey?)
Tuhan memberkati.
:)
ditunggu buat makan-makanya..
hehehehheeh
so sweeettttt romantisss
Selamat hari jadinya ya mas Don…
gak nyangka mas lelaki romantis juga…
gak keliatan siy dari tulisan2nya
hihihi
co cwiiitttt…. :-)
epi anniversary mas DV en mbak Joice…
:-)
Gile bener… LoUis VUitton bo????
Mas Blangkon yg dulu , memang beda dgn yg skrg…
Yang dulu modal sarung n blangkon doang… plus stirrrr kenceng…
Sungguh sgt mengejutkan….
diriku lg menbayangkan seorang mas blangkon, kalo pake blangkon ber syal kan sarung menenteng LV :P gmn ya jadinya???? :o
# comment ku selalu to late, ya emang bacanya br skrg kok, abisnya bkn penganggeuran sih ????? peace… mas blangkon
Hehehehehehe, percaya kok kalau kamu sibuk :))
Ah haiiii happih anniversarih mas don, very touched hihihihihihi #sambil ngebayangin LV