Social distancing hingga saat ini dianggap sebagai salah satu cara paling ampuh untuk menyebarkan virus COVID19. Sederhananya, kita diajak untuk menjaga jarak antar-sesama. Hal ini ditempuh supaya ketika seseorang terkena virus, ia tidak bisa menularkan kepada yang ada di sekelilingnya.
Social Distancing
Konsep ini sejatinya juga perlu dipraktekkan tak hanya dalam hubungan antar-manusia di dunia nyata tapi juga di social media dan media komunikasi seperti WhatsApp misalnya. Kenapa? Di tengah masa pandemik ini, mengakses informasi yang tidak benar dan tidak pada tempatnya akan membuat kita jadi sakit pikir, hati makin tak tenang di tengah centang-perenang ini!
Misalnya,
sejak kemarin di beberapa grup WhatsApp beredar ajakan untuk mengganti profile picture secara seragam. Tapi tak lama kemudian, seolah ada ?perlawanan? yang menyatakan bahwa kita perlu berhati-hati karena dengan mengganti profile picture ke gambar tersebut, data kita di mobile phone bisa dicuri!
Misalnya lagi, beberapa kawan di social media membahas bahwa virus COVID19 ini adalah rekayasa politik sebuah bangsa untuk menaklukkan dunia!
Ada juga yang mengabarkan bahwa sudah ditemukan obat jenis tertentu yang bisa dipergunakan untuk mengobati COVID19 dan orang berlomba-lomba untuk mencari padahal eh? ternyata di ujung dunia yang lain, obat itu malah membawa petaka kematian ketimbang kesembuhan!
Sejak kemarin akupun memutuskan untuk melakukan social distancing di ranah social media dan grup-grup WhatsApp. Apa yang kulakukan dan bagaimana detailnya?\
Keluar dari grup WhatsApp

Aku memutuskan untuk keluar dari grup-grup WhatsApp yang menurutku tak perlu. Bukannya takut terpapar hoaks karena selama ini aku toh tak pernah percaya pada kabar-kabar yang disebarkan melalui media milik Facebook tersebut. Tapi keputusanku keluar dari grup-grup WhatsApp justru karena aku tak tega melihat ada banyak anggota grup yang begitu mudah dibodohi dan dibikin percaya oleh kabar-kabar palsu murahan!
Aku sedih dan kesedihanku itu barangkali sama dengan kesedihan melihat kenyataan bahwa COVID19 terus menyebar dan pandemi semakin buruk!
Unfollow akun-akun social media

Aku memutuskan untuk unfollow akun-akun social media. Un-follow bukan berarti un-friend karena tak semua teman memiliki pemikiran yang sama dengan kita sehingga tak perlu diikuti apa yang jadi opininya, kan? Mereka yang kuanggap tak membuat lebih tenang, yang nyinyir dan mengaitkan pandemik ini dengan politik baik dalam negeri maupun luar negeri, mereka ku-unfollow untuk sementara waktu!
Tapi bagaimana kalau yang mereka katakan itu benar, Don?
Nggak masalah. Tetap ku-unfollow, karena bagiku di saat-saat ini tak ada yang lebih benar ketimbang menjaga tubuh dari COVID19 dan menjaga hati? dari COVIDIOT-COVIDIOT semacam itu, kan!?
Lalu apa yang perlu diikuti?
Yang kuikuti adalah sumber-sumber resmi dari pihak yang kupercaya terkait isu pandemik ini. Selebihnya aku mem-follow akun-akun yang menawarkan berita jenaka atau menghibur, akun para artis yang mulai banyak menggelar ?konser? virtual dan hey? bukankah di saat harus diam di rumah ini, selain bekerja, kenapa tak kita manfaatkan untuk belajar sesuatu yang baru?
Siapa tahu dengan belajar hal-hal baru, ketika pandemik berakhir kita justru bisa menekuninya dan menjadikan sesuatu yang mengubah hidup selanjutnya?
Sydney, 27 Maret 2020
0 Komentar