Sepatu usang

18 Jul 2011 | 150 kata, Cetusan

Seorang siswa di tengah rombongan yang kutemui di stasiun tadi menarik perhatianku. Sekilas tak ada yang berbeda dengan teman lainnya kecuali, sepasang sepatu yang dikenakannya tampak begitu usang dengan sol depan yang menganga hingga telanjang kaus kakinya.
Kenapa ia tak menggantinya dengan yang baru? Aku yakin bukan soal uang; di negara ini perkara sepatu tak sebesar perkara makan-tak-makan.
Barangkali ia adalah sedikit dari orang yang berpikir “kembalikan semua pada fungsinya!” Fungsi sepatu adalah melindungi kaki dan sejauh ia pandang masih bisa melakukan tugasnya, untuk apa mengantinya? Sedangkan kita terlalu mudah membeli karena tergiur iklan yang menawarkan semua dalam wujud yang baru padahal yang lama pun belum rusak fungsinya.
Tapi jangan salah Don! Kalau sudah menganga begitu apa nggak takut kakinya tak terlindungi?
Nah, tepat kan kataku! Bahkan iklan produk-produk itu secara efektif telah masuk ke ruas yang paling sensitif bagi kita: kekhawatiran!

Sebarluaskan!

28 Komentar

  1. Kadang aku berpikir, sejauh mana ya iklan menyetir hidup kita?

    Balas
  2. hehehe …. dulu korban mode mas
    tapi saiki wes eling aku …
    sepatu ra nduwe
    mung sendal siji thok!
    sendal jepit siji eh sepasang
    pokoke prihatin is the best lah saiki :D *mabok oreg tempe jadi bahasa campur aduk LOL*
    eh

    Balas
  3. mungkin nganga nya barusan pas kamu temui dan dia berencana akan beli yg baru di hari yg sama…heee…

    Balas
  4. nek bukak langsung ke url donnyverdian, gambare kapal klotok sekatenan
    nek bukak seko networkedblog, gambare iwak koyo kowe
    aku seneng sing gambar iwak.
    ra nyambung luweh…

    Balas
  5. Hmm… Don, semakin sering bikin tulisan 150 kata ya.
    Menurutku itu salah satu sign untukmu Don. Stop beli Bally ! Yang murah juga tak apa, yg penting fungsinya… :p

    Balas
    • Beli bally itu bikin dompet nagis kehilangan banyak isi di dalemnya… :(

      Balas
  6. Kalo aku beli sepatu masih mirip perkara makan tak makan. Mikir beberapa kali karena masih banyak yang bisa dilakukan yang lebih penting dari pada urusan beli sepatu.

    Balas
  7. Padahal baru kemarin nganterin seseorang beli sepatu baru, eh!

    Balas
  8. Salut ama om DV, cuma sepatu soak aja bisa jadi ide menulis nich, kreatif dah pokoknya buat om DV :-)
    btw soal sepatu itu ceritanya…. [g jadi ah]

    Balas
  9. barangkali siswa yang sampeyan temuin itu,
    ingin tampil beda mas,
    biar keren gitu … :)

    Balas
  10. Singkat. .tapi ngena banget.
    benar2 .. .khawatir yang tidak pada tempatnya kadang.
    Tapi kalo terlalu robek,ya ganti :D.
    Atau bisa dilem .. hehe kalo orangnya sederhana

    Balas
  11. Jangan-jangan siswa tersebut terinspirasi dengan semangat jebe mas Don… mosok lali karo jaman sma biyen.. hehehe..

    Balas
  12. hehehe fungsi itu penting, beli yang seadanya tapi tetep cari yang agak sedikit tetap bisa bergaya juga gak masalah kan..

    Balas
  13. Mungkin hidup kita akan lebih nyaman jika kita bisa benar-benar menerapkan prinsip “jangan mengganti sesuatu yang masih berfungsi dengan baik”. Tapi sayangnya hal ini sulit untuk benar-benar dilakukan.

    Balas
  14. Untuk sepatu aku pelit Don. Bukan karena tidak ada uang, tapi aku mau sepatu yang pas untukku dan enak dipakai, yang dalam hal ini enak dipakai jalan. Maklum aku harus naik kereta ke mana-mana bukan? Tidak sekali setahun aku beli sepatu. Dan ya, aku buang sepatuku jika sudah menganga. Masa seorang dosen pakai sepatu yang menganga?
    satu lagi korban : IMAGE!
    EM

    Balas
  15. iklan jaman saiki, memang banyak yang menakut-nakuti..kalo nggak pake ini nanti begini..kalo nggak pake ini nanti begitu…ya ngono kuwilah..namanya juga usaha..ngunu mesti pikirane sing gawe iklan :P

    Balas
  16. Beda dengan pakaian…untuk sepatu, makin lama makin enak dipakai….dan saat menjadi usang, kita masih tak rela untuk menukarnya.
    Saya bukan korban mode..namun tak tahan juga kalau dikomentari teman..apalagi jika menjadi instruktur dan berdiri depan kelas..mosok pakai sepatu mengaga?

    Balas
  17. *gubrak*…
    Baru kali ini saya baca tulisan singkat yang cuma diulas 150 kata, tapi bisa menggigit pemikiran saya! Apalagi masalahnya hanya “Sepatu”

    Balas
  18. mungkin dia buru2 takut terlambat sekolah,
    main asal nyamber aja mas

    Balas
  19. Sudah lama saya ga berkunjung ke Blog ini, ada perubahan besar-besaran ternyata pada tampilannya. Saya masih suka template yang dulu, klo tidak salah malah template yang lama pernah dapat Award? tapi tak apalah. Sesuai isi postingan ini.
    “Kembalikan semua pada fungsinya”, content is the king :D
    Salam jumpa kembali mas DV…..

    Balas
  20. suka dengan kalimat ini, ?kembalikan semua pada fungsinya!? great!

    Balas
  21. saya hanya punya 2 pasang sepatu …
    1 sepatu kulit buat acara resmi dan 1 lagi sepatu olahraga buat acara yg santai non formal
    selebihnya pakai sandal karena lebih terasa enak di kaki
    salam kenal

    Balas
  22. Jadi inget sama sendal yang barusan rusak. Jadi harus beli sendal deh *hiks

    Balas
  23. aku punya temen mas…semakin sobek sepatu, semakin usang malah semakin suka dia memakainya :D

    Balas
  24. Garuk2 kepala…
    jd mikir, perlu gak ya aku beli kebaya baru…
    Darn Don, tulisan ini bikin aku ikutan luatir.
    huh

    Balas
  25. ehemmm….keren..salam..

    Balas
  26. Nice. Mungkin dia sudah nyaman dengan sepatu itu Mas :)

    Balas
  27. Jangan kaya orang susah gitu ah :p

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.