• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Selamat Tahun Baru Cina

8 Februari 2008 13 Komentar

Gong Xi Fat Choi
Beberapa waktu yang lalu, di ruang sauna klubku, seorang teman ngobrol denganku.
“Kamu Cina, Don?”
Lalu kujawab tangkas “Bukan! Tampak seperti cina memangnya ?”
“Iya! Tapi pasti kamu Manado! Atau Palembang, barangkali ?”

Dialog seperti ini sudah sangat sering kualami sepanjang 30 tahun terakhir ini.
Mereka, para penanya dan juga termasuk temanku itu tadi konon hakkul yakin bahwa aku ini cina karena perawakan, tampang dan terkadang sifat yang katanya mirip.
Tapi skali lagi, ketika aku ditanya seperti itu, aku akan menggeleng bahwa saya bukan cina.

Lha buat apa mengaku-aku kalau memang aku bukan Cina.
Aku toh tak mau seperti beberapa orang temanku yang meski hitam-legam dan aku tahu betul ayah-ibunya yang bukan cina
tapi kalau ditanya oleh teman-temannya yang kaya, yang kebetulan cina sungguhan, mengaku-aku bahwa ia itu separuh
Cina.
Dalam hati aku slalu bilang, Kamu Cina..? Cina dari Hongkong..???!??!

Ya, Hongkong memang Cina ya, tapi skali lagi aku bukan cina meski banyak sahabatku cina.
Bukan pula Manado atau Palembang yang kebetulan memang terkenal dengan kulit bersihnya.
Bukan pula Filipina ataupun Mongolia, meski memang belum ada yang menebakku demikian.
Ada darah Kerajaan Kediri dan Wedhono Boyolali dalam diriku. Selengkapnya namaku pun sebenarnya berhak untuk menyandang gelar Raden dari Papaku.
Tapi itu tak kupakai karena toh juga tak mengurangi orang untuk bertanya seperti pertanyaan temanku itu tadi, bukan ?

Aku juga sudah menelusuri detail adanya kemungkinan crossover maupun lompatan kromosom (halah) yang terjadi di darahku
dan nyatanya dari mulut Papa dan Mamaku, mereka berkata bahwa aku nyata-nyata asli Jawa!

Lalu kenapa aku bisa seperti Cina?
Apa karena pergaulanku yang memang lebih banyak akrab dengan mereka?
Aku sendiri tak tahu-menahu pasti.
Tapi yang bisa kupastikan adalah, anak yang akan memanggilku Papa nantinya itu adalah anak separuh Cina.
Darah dari mana..? Ya dari ibunya :)

Anyway, Selamat Tahun Baru Cina.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. leah mengatakan

    9 Februari 2008 pada 5:22 pm

    cari calon istripun cina disengaja ato ndak nih :D

    Balas
  2. DM mengatakan

    9 Februari 2008 pada 6:48 pm

    Ada darah Kerajaan Kediri dan Wedhono Boyolali?!!!

    Waduh, selamat Don, kamu naik kasta rupanya. Dari Sudra, ke Brahmana. Selamat!! Selamat!!

    Tapi kok di pikiranku tiba-tiba terlintas Tunggul Ametung ya. Akuwu Tumapel (yang menabalkan diri jadi Brahmana) itu. Hahaha!!! =))

    Balas
  3. Donny Verdian mengatakan

    10 Februari 2008 pada 5:07 am

    @DM: Huuahuahua yang pasti Ibuku bukan Ken Dedes :)…. @Leah: Hidup emang disengaja ?

    Balas
  4. windy mengatakan

    10 Februari 2008 pada 8:49 pm

    ku rasa darah titisan terbanyaknyamu dr Raja Kertajaya ya don…makanya rada2 psikopat otakmu….tp yg pasti darah bung karno mu sdh tak bikin aku mulas lagi don….tp patah tulang huahahaha

    Balas
  5. Donny Verdian mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:23 pm

    @ Windy & DM : Kaliam berdua asuuu!!!!! :)) Aku jadi curiga jangan-jangan kalian sudah serumah, lha wong informasi kok bisa sama dalam waktu yang nggak lama gitu…

    Balas
  6. DM mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:27 pm

    Mas Donny yang baik, yang punya keturunan Raja-raja Kediri… Mbok jangan ngomong asu tho di blog… Nanti orang-orang pada njegok! Hehehehe. Aku sama Windy tidak hanya serumah, Don, tapi sehati malah. Jadi wajar apabila informasi yang sampai padaku, otomatis terasa di Windy. Begitu pun sebaliknya. Huahahaha!!!! :))

    Balas
  7. Donny Verdian mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:31 pm

    @DM: Eh iya makasi revisinya.. kalian memang tidak serumah tapi se apartmen.. eh se RUSUN… RUSUN kok dibilang apartment. Jalan aksesnya aja susah mesti lewatin gerombolan preman jalanan gitu kok dibilang apartmen ahuahuahua… Btw tuh si Ramos Horta ketembak, dan saya bukan saudaranya dia :)

    Balas
  8. windy mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:41 pm

    wah don…kamu bisa tau ramos horta tertembak masa aku tinggal di pasar minggu kamu ga tau…pejaten don…pejaten jakarta selatan…tempat para socialite berkumpul yg aksesnya hanya sekejap mata mau kemana pun kamu pergi…mainlah ke jakarta sekali2…

    Balas
  9. kris mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:45 pm

    don, pokoke angpau-ne jo lali yo!

    Balas
  10. donny Verdian mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:50 pm

    @Kris: Hahahaha, ra salah ki.. kowe sing bar seko Hongkong van Sumatrae (Belitung) tho sing wes akeh Angpao… pokokmen banyak2 makan capcay, fuyunghai, angsio tahu, paklay, ifumie dan hoping-hopingnya biar samsoyo mirip Kris. Btw Gong Xi Fat Choi, Cie eh Mbak Kris hahahah

    Balas
  11. Donny Verdian mengatakan

    10 Februari 2008 pada 9:52 pm

    @Kris: Hahahaha, ra salah ki.. kowe sing bar seko Hongkong van Sumatrae (Belitung) tho sing wes akeh Angpao… pokokmen banyak2 makan capcay, fuyunghai, angsio tahu, paklay, ifumie dan hoping-hopingnya biar samsoyo mirip Kris. Btw Gong Xi Fat Choi, Cie eh Mbak Kris hahahah

    Balas
  12. windy mengatakan

    11 Februari 2008 pada 1:53 am

    wah don…kamu bisa tau ramos horta tertembak masa aku tinggal di pasar minggu kamu ga tau…pejaten don…pejaten jakarta selatan…tempat para socialite berkumpul yg aksesnya hanya sekejap mata mau kemana pun kamu pergi…mainlah ke jakarta sekali2…

    Balas
  13. Donny Verdian mengatakan

    13 Februari 2008 pada 2:33 am

    @Windy: Weh… bukannya apart.. eh rusun kamu itu di dekat Karet bukan di Pasar Minggu?

    Kalau ngomong soal Pasar Minggu asosiasiku kamu itu di Gambir sedang dengan seseorang di dalam taksi.Jadi maafkan saya kalau tak tahu!

    Hahahaha

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT