Selamat Paskah, semoga Munir dan Marsinah berbahagia di surga

31 Mar 2010 | Cetusan

Marsinah (10 April 1969 – May 1993) adalah sebuah simbol perjuangan tentang keberanian yang harus dibayar dengan kehormatan dan nyawa.?Perannya sebagai aktivis buruh di PT Catur Putra Surya (CPS) yang menjadi negosiator antara buruh yang mogok dengan perusahaan untuk soalan uang transport dan makan berbuah petaka.?Ia diculik, konon diperkosa dan jasadnya ditemukan tak bernyawa. Pengadilan diadakan atas nama kasusnya, tapi pengungkapannya, seperti halnya banyak kasus yang terjadi era Orde Baru, tak memuaskan apalagi meyakinkan meninggalkan tanda tanya besar yang tak terjawab sampai sekarang.
Munir (8 Desember 1965 – 7 September 2004), sama halnya dengan Marsinah juga adalah simbol. ?Ia menegakkan kebenaran yang harusnya memang tegak dan mengungkapkan kebusukan ke publik sehingga meruap bau tak sedapnya dikala yang lain ingin menyembunyikannya jauh-jauh. Aksinya pun berakhir naas. Lewat skenario yang ‘apik’ serta ‘rapi’, ia disingkirkan selamanya di atas pesawat yang melaju dari Singapura menuju Belanda justru ketika ia seharusnya akan mendalami disiplin ilmunya di negeri kincir angin. Beruntung pihak intelejen Belanda mengungkap adanya kemungkinan konspirasi pembunuhan ketimbang menilai bahwa kematian Munir adalah hal yang wajar. Sayangnya, meski kasusnya terjadi bukan di era Orde Baru, tapi penyingkapannya tetap menyisakan tanda tanya, siapa dan untuk apa ia dikorbankan sesungguhnya?
Munir dan Marsinah, keduanya hanyalah debu sejarah.?Jangankan tunggu 100 tahun, 30 tahunan mendatang namanya barangkali hanya bisa diingat segelintir orang tua dan seperempat lintir orang-orang muda yang ‘kurang kerjaan’.?Tapi nilai-nilai tentang pengorbanan jiwa, penyerahan paling total dalam taraf pengorbanan, bagi perjuangan kemanusiaan telah mereka tancapkan dalam-dalam ke perut sejarah yang terus bergulir maju ini.
Pekan ini, dalam pekan perayaan Paskah, aku mengenang keduanya, Munir dan Marsinah.?Semasa hidupnya, mereka berdua bukanlah orang ber-KTP Katolik ataupun Kristen Protestan, akan tetapi ironisnya, dari apa yang telah mereka lakukan dan persembahkan, bagiku, Munir dan Marsinah adalah figur yang tepat untuk mengenal dan mencoba mengikuti Yesus yang juga berani mengorbankan jiwa untuk sesamanya, dua ribu tahun silam.
Selamat menyambut Hari Paskah!?Selamat mendalami makna berkorban bagi sesama dalam karya nyata dan semoga Munir serta Marsinah berbahagia di surga!?Surga kita semua!
Keterangan foto: Marsinah (apirevolusi.blogspot.com), Munir (aangirfan.blogspot.com)

Sebarluaskan!

38 Komentar

  1. dua orang ini, cerita tentang akhir mereka yg tragis masih membuat jutaan orang marah.
    selamat merayakan paskah, don.

    Balas
  2. Amin amin. Justru karena dulu ancaman maut selalu mengintip dibalik setiap demo, maka orang selalu berpikir 100x sebelum maju ke publik sebagai sebuah kebenaran. Segalanya dipikir dan dimatangkan dulu bukan sekedar cuap tanpa isi.
    Sekarang? Sitik2 demo… digebuk ngamuk, terus tawuran.
    Andai saja kualitas pendemo seperti 2 orang ini, tetapi hidup saat ini. Pasti jadi tokoh rakyat :)
    Yo kowe to bocah nom seng kurang kerjaan itu, wakakaka.

    Balas
    • Kowe ki ngomong opo ngising tho, Dewa ? ;)

      Balas
  3. Aku setuju…
    Pengorbanan mereka luar biasa…
    Selamat Paskah buatmu and keluargamu
    *peluk sayang buat Simba! :)

    Balas
  4. Selamat Paskah untuk mas DV dan keluarga ;)
    *cun cayang untuk Odi*

    Balas
  5. Selamat Paskah !!
    Semoga makin bisa meresapi kasih Tuhan. Amin

    Balas
    • Makasih, Ris! Selamat Paskah juga! Be blessed!

      Balas
  6. Trims sudah berbagi, DV.
    Trims jg sudah ngingetin lagi bahwa ketulusan itu lintas agama. Gak peduli dia agama apa, karena hidupnya memang memperjuangkan hak orang banyak dan kebenaran.
    Selamat paskah juga…

    Balas
  7. Seperti biasa, ingatan media2 di indonesia itu pendek ya :) (via facebook)

    Balas
  8. Gw turut prihatin krn kasus keduanya tidak juga selesai sampai sekarang. Sptnya semua kasus yang ada kaitannya dgn “kakap merah besar” pasti harus dipeti-eskan.
    Selamat Paskah ya Don.
    Kenapa td gw bk dr web, err yaa. Ini dr bb nih.

    Balas
    • Yang dibutuhkan sebenernya cuma kemauan… kalau ada kemauan pasti bisa kebuka :)
      Thanks ucapan paskahnya, Zee…
      Eh ya, soal akses ke web ini, bbrp teman di Indonesia melaporkan memang demikian.. entah kenapa

      Balas
  9. Dua-duanya tetep jadi kasus misteri yang belum ketauan akhirnya. ngenes yo…
    Semoga saja keadilan dan kebenaran akan terungkap…

    Balas
  10. selamat paskah, mas don, semoga membawa semangat utk terus mengobarkan nilai2 keteladanan dan kepahlawanan.

    Balas
  11. Semoga kesedihan tidak terulang kembali.
    Selamat hari paskah untuk sobat di sini.

    Balas
  12. Sepertinya hukum di Indonesia memang ga jelas rimbanya yah Mas. Diadili, tapi ‘otak’ yang sebenernya ga pernah terungkap.
    Semoga Allah SWT mengampuni dosa kedunya, dan pelakunya akan mendapatkan balasan yang setimpal.

    Balas
    • Waduh, kok pake balasan Mbak? Mbok didoakan supaya pelakunya disadarkan.. dah gitu aja ndak perlu pake balasan setimpal :) Kasian juga :)

      Balas
  13. Salam kenal, Om Don.
    Baru sekali ini saya berkunjung, semoga kunjungan saya ini Panjenengan terima dan berkenan untuk membangun kekerabatan.
    Ya …saya setuju bahwa Marsinah dan Munir sebagai tokoh yang perlu dimunculkan di masa raya Paskah ini. Sebab, mereka memang orang-orang yang rela berkorban demi mengangkat derajat banyak manusia dari kebiadaban. Salam kekerabtan.

    Balas
  14. semoga gak ada lagi cerita “munir dan marsinah” yang kedua kali ya om

    Balas
  15. wah saya gak merayakanya sobbbb
    berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
    makasih
    :D

    Balas
  16. Di Indonesia banyak history yang berubah menjadi his story. Dan saya yakin masih banyak Munir-Munir dan Marsinah-Marsinah yang lain di negeri ini. Tragis memang, tapi itulah hukum (dan keadilan) di negeri ini.
    Selamat paskah mas dab. Salam hangat dari Muntilan buat Odi dan istri di rumah :)

    Balas
    • Weh, his story dan her story harusnya karena Marsinah kan cewek ;)
      Makasih ucapan paskahnya, Glek.. Salam hangat juga untukmu dan keluarga di Mount Island a.k.a Muntilan :)

      Balas
  17. tulisan yang menggugah semangat dan jiwa saya,,, saya sependapat dengan tulisan anda di atas, bangsa ini membutuhkan sosok sosok berani marsinah dan munir muda di tahun tahun ke depan.

    Balas
    • Heee… asal jangan mati sia2 aja… :)

      Balas
  18. Selamat merayakan Paskah Don…..

    Balas
  19. selamat paskah don…
    mungkin bagi sebagian orang, munir dan marsinah itu mati konyol. dulu Yesus jg dibilang mati konyol. tapi mati karena membela kebenaran, mati karena cinta, mati karena memang benar… itu bukan mati konyol. dan sejarah mencatat hal itu…

    Balas
  20. selamat paskah :)
    walaupun terlambat :)

    Balas
  21. selamat paskah ya don
    walaupun terlambat tapi kan kita bisa ingat kapan saja pengorbanan-Nya hehehe

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.