Selamat Hari Raya Ephiphany, kita diajak menjadi ?bintang timur? bagi sesama

5 Jan 2020 | Kabar Baik

Hari ini Gereja memperingati Hari Raya Penampakan Tuhan (Epiphany). Tiga orang Majus dari Timur yang datang kepada Tuhan dituntun Bintang Timur seperti yang ditulis Kabar BaikNya hari ini memiliki kesamaan dengan Yohanes Pembaptis yang kutulis kemarin. Mereka sama-sama belum mengenalNya tapi mengetahui tanda-tanda kedatanganNya, mereka menghampiri, mendatangi Dia.

Tiga Orang Majus dan Yohanes Pembaptis

Jika Yohanes Pembaptis mengetahui tanda-tanda dari pesan Allah bahwa Yesus dikenali sebagai sosok dimana Roh turun atasNya (lih. Yohanes 1:33) maka Tiga Majus dari Timur mengenali Yesus dari bintang timur yang mengindikasikan letak palungan Yesus berada.

Bintang Timur dan Roh yang turun adalah penanda, adalah penuntun. Kita sebagai orang beriman juga memerlukan penuntun untuk sampai kepadaNya.

Tuntunan itu masih ada dan selamanya tetap akan ada jika kita peka terhadapnya.

Tuntunan tak melulu berwujud bintang, tak melulu berupa mimpi. Penuntun hadir dalam wajah-wajah kekinian nan sederhana yang kita temui sehari-hari.

Aku pernah mengalami saat dimana aku merasa begitu kecil hati. Merasa terbuang. Merasa tak dicintai. Merasa ditinggalkan. Lalu ketika scrolling Facebook, aku menemukan foto kawan lamaku yang tinggal di Jogja. Ia adalah kakak kelasku di SMA dulu.

Di dalam fotonya sekilas tak ada yang luar biasa. Kawanku tak mengenakan baju, hanya mengenakan celana jeans hitam butut dan sendal jepit duduk di atas kursi di rumahnya yang sederhana. Istrinya tak ber-make up, ber-daster rumahan biasa ada di pelukan kawanku, suaminya. Anak-anaknya, empat jumlahnya, dibiarkan bermain-main di lantai rumahnya dengan mainan-mainan plastik sederhana berserakan di sana-sini. 

Di foto tersebut, kawanku menulis caption, ?Maturnuwun Gusti, Iki titipanMu? kujaga sampai mati!?

Bintang Timur

Tiba-tiba aku merasa malu.
Secara ekonomi, aku jauh lebih beruntung dari kawanku tadi. Tapi kenapa ia dan keluarganya tampak lebih bahagia? Foto itu menjadi penuntun bagiku untuk kembali merasakan kebahagiaan.

Hari ini adalah hari terakhir dalam rangkaian Natal 2019. Kenapa peringatan Epiphany (penampakan Tuhan) selalu dijadikan hari terakhir dalam rangkaian Natal?

Aku mencoba menggalinya.
Keriaan Natal boleh berlalu, tahun yang panjang menanti di hadapan. Seperti apa lika-likunya tak ada yang tahu. Tak mudah? Sepertinya demikian. Banyak godaan serta tantangan? Barangkali juga iya. Tapi yang sudah pasti tak pakai ?barangkali? dan ?sepertinya? adalah tuntunan dan penyertaan Tuhan!

Seperti halnya Tiga majus dari timur, Tuhan menuntun kita sepanjang tahun ini dan untuk selamanya. Kita sudah melihat bintang timur di hati kita. Mari kita pakai untuk menjalani tahun ini dengan percaya diri. 

Kita juga mau gunakan bintang timur yang ada dalam hati kita sebagai semangat untuk kita bisa menjadi bintang timur bagi sesama kita. Bagaimana supaya melalui perilaku serta karya-karya yang Tuhan percayakan melalui kita, hidup ini boleh menjadi petunjuk bagi sesama atas kemuliaan Tuhan.

Tuhan sudah hadir. Tuhan sudah memberi tanda. Mari kita ikuti dengan seksama!

Selamat Hari Raya Epiphany, Penampakan Tuhan.

Sydney, 5 Januari 2020

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.