Bangga pada Paus Fransiskus? Kunjungannya ke Uni Emirat Arab dari tanggal 3-5 Februari 2019 kemarin adalah punjungan pertama seorang paus ke semenanjung Arab. Ia menjawab undangan putra mahkota Abu Dhabi yang memang sedang mempromosikan toleransi di negaranya.
Ia juga diijinkan merayakan misa dan lagi-lagi itu adalah misa kepausan pertama di Semenanjung Arab. Dilaporkan 130 ribu umat hadir di sana. Dan yang paling penting menurutku adalah pesan perdamaian dan kemanusiaan yang dibawakan. “Perang tidak akan dapat menciptakan sesuatu kecuali kesengsaraan, senjata tidak memberikan apa-apa kecuali kematian,”?tegasnya.

Apa yang dilakukan Paus Fransiskus yang mengambil patron nama Santo Fransiskus Asisi sekaligus mengulang sejarah 800 tahun lalu. Pada 1219, Fransiskus Asisi pergi ke Mesir dan bertemu dengan Sultan Malik al-Kamil untuk menyuarakan dialog perdamaian di tengah maraknya Perang Salib waktu itu.
Lalu sebagai orang Katolik, apa yang bisa kita pelajari, renungkan dan lakukan terkait peristiwa bersejarah ini?
Bangga!
Bangga boleh! Pemimpin kita mau hadir dan mengambil kontribusi dalam mewujudkan perdamaian dunia itu memang benar-benar membanggakan! Tapi rasa bangga itu tak cukup! Ada yang lebih yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kita sampai ke kehidupan kekal lho!
Apa? Baca poin berikutnya.
Ikuti!
Dalam Kabar Baik hari ini yang ditulis Markus, Yesus memanggil dan mengutus kedua belas murid untuk mengabarkan Injil (lih. Markus 6:7).
Paus adalah murid Yesus demikian juga kita para pengikutNya. Jika Paus sudah menjalankan apa yang harus dijalankan, kitapun diajak ambil bagian, menawarkan perdamaian kepada sesama, apapun agama, suku bangsa dan golongan.
Kita mulai dari lingkungan terkecil, sudahkah kita membawa damai dalam keluarga? Di lingkungan RT/RW? Kelurahan? Kecamatan? Kabupaten/Kotamadya?Propinsi? Negara?
Ah nanti Don! Damainya setelah Pilpres April, itupun kalau calonku menang, kalau enggak ya nanti-nanti lagi?.
Lord, make me an instrument of your peace.
Where there is hatred, let me bring love.
Where there is offense, let me bring pardon.
Where there is discord, let me bring union.
Where there is error, let me bring truth.
Where there is doubt, let me bring faith.
Where there is despair, let me bring hope.
Where there is darkness, let me bring your light.
Where there is sadness, let me bring joy.
O Master, let me not seek as much
to be consoled as to console,
to be understood as to understand,
to be loved as to love,
for it is in giving that one receives,
it is in self-forgetting that one finds,
it is in pardoning that one is pardoned,
it is in dying that one is raised to eternal life.
(Doa St Fransiskus Asisi)
0 Komentar