Sadar-tak-sadar, kita telah menempatkan siapapun itu pelaku adegan dan pembuat clip porno mirip artis Ariel-Luna Maya-Cut Tari sebagai ikon pornografi/pornoaksi negeri ini.
Ada banyak, setidaknya aku, yang diam-diam mengagumi kemolekan dan kedahsyatan mereka dalam bercinta seperti yang terekam dalam video kualitas abal-abal tersebut. Itu baru dari kalangan yang mengagumi, entah ada berapa ribu orang lagi lainnya yang lantas kebablasan hingga membayangkan, menghadirkan mereka dalam benak dan fantasi seolah-olah mereka adalah pasangan kita…
Untuk yang satu ini, maaf, saya bukan salah satunya… lebih tepatnya, sudah tidak pada tempatnya :)
Sadar-tak-sadar, kita telah menempatkan siapapun itu pelaku adegan dan pembuat clip porno mirip artis Ariel-Luna Maya-Cut Tari sebagai kambing terhitam di antara yang paling hitam sekalipun dalam hal perusakan moral bangsa.
Anak-anak ingusan yang belum juga lurus cara kencingnya dan baru tumbuh tunas-tunas kelengkapan seksual sekunder nya pun telah berani berkoar-koar menentang peredaran video porno itu. Mereka berpidato layaknya mahasiswa, mengutuk kemaksiatan seraya membakar serta menginjak-injak foto para artis yang belum tentu adalah pelaku dan pembuat clip tersebut.
Sesuatu yang membuat aku berpikir dan tak sabar menunggu adakah perubahan sikap mereka beberapa tahun ke depan ketika birahi mereka telah matang dan respons-respons biologis mereka telah sempurna.
Akankah mereka tetap bisa berada di baris terdepan dan berteriak lantang menentang seperti itu atau malah sebaliknya, tenggelam, larut dalam samudra kemaksiatan yang dalam…
Media-media semakin latah memberi judul yang bombastis pada berita-berita kasus pemerkosaan akhir-akhir ini dengan awalan atau embel-embel “setelah menyaksikan video mesum mirip artis.”
Seolah-olah, jika sebelumnya tak menyaksikan video mesum itu maka birahi si pemerkosa tak memuncak dan pemerkosaan tak terjadi. Seolah-olah video mesum itu jadi tetenger, momentum bahwa sebelumnya ada keadaan yang damai dan tanpa nafsu birahi, namun sesudahnya adalah keadaan yang chaos yang penuh dengan birahi.
Benarkah demikian? Tanyakanlah pada benak dan alat kelamin si pemerkosa itu!
Ormas-ormas keagamaan juga jadi semakin sering tampak di layar televisi, menggelar demonstrasi menolak penyebaran video mesum.
Tak hanya sanksi akhirat yang mereka inginkan untuk dijatuhkan, desakan terhadap pemerintah untuk menerapkan sanksi administratif pada para pelaku video mesum (salah satunya dengan cara pencabutan KTP) juga dicoba ditekan-tekan supaya komplit jadinya, hukuman dunia dan hukuman akhirat!
Seolah-olah, pornografi dan pornoaksi adalah dosa tertinggi dan penyebab paling akut untuk seseorang kehilangan surga.
Padahal oh padahal, ribuan lainnya menggenang dan menenggelamkan kita sadar-tak-sadar…
Sadar-tak-sadar, kita telah menempatkan siapapun itu pelaku adegan dan pembuat clip porno mirip artis Ariel-Luna Maya-Cut Tari sebagai tameng yang berjasa menyembunyikan kebusukan ataupun sebaliknya
sebagai perisai penangkal keruntuhan dari tegaknya hegemoni golongan dan kekuasaan.
Agak miris melihat bagaimana aparat yang berkuasa bisa meringsek ruang personal yang seharusnya menjadi hak pribadi setiap warga negara.
Mereka dengan seenak hatinya mengecheck keberadaan video-video mesum dari handphone, laptop dan bahkan bilik warnet sekalipun. Pernahkah mereka terpikir bahwa handphone adalah alat pribadi?
Pernahkah mereka terpikir bahwa mungkin saja ada data keluarga dan pekerjaan yang sangat personal di laptop?
Kalau tak mau dibilang tak adil, coba beranikah mereka mengecheck juga piranti-piranti canggih milik sesama penguasa dan sesama aparat?
Ada pula, banyak malah, pihak yang riang gembira karena kehadiran kasus video mesum ini di setiap hot topic media membuat kebusukannya tertutupi.
Meski untuk sementara, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa sesudah kasus video clip ini bergeser tak ada kasus lain yang dijadikan tameng oleh mereka? Pihak-pihak penebar bau busuk itu?
Dan, ah hampir kelupaan… pejabat yang ngebet untuk meloloskan aturan yang so-called moralis nan agamis itupun sekarang bisa tersenyum bangga, menepuk dada bak penyelamat moral sambil berujar betapa negara ini memang harus dikawal dengan begitu banyak aturan moral yang mengikat sekaligus menohok banyak lawan pulitiknya yang memang tak bisa berkelit lagi dan tak bisa bicara apa-apa…
Sadar-tak-sadar… dan kitapun semakin tak sadar…
Pornografi yang diobral murah secara umum apapun bentuknya tetap gak bener, Mas.
Kalau gitu nunggu yang mahal biar bisa dibenarkan? :)
untung yang ‘sadar’ ngomong ariel-luna-cut tari mirip penyaliban Yesus cuman satu orang hehehehehehe
Siapa dia? :)
yang jelas bukan saya, Don!! hihii
4 jempol Don !!
Kutunggu yang kelima :) Suwun!
Yup, Ariel_luna_Cut Tari memang kambing hitam yang cocok buat mengaburkan kasus Century, dan kasus2 besar lainnya
Cuma satu Don, tiga orang ini memang lagi sial aja.
Kesialan mereka inilah yang jadi keberuntungan untuk mereka yang sebenarnya juga busuk tapi seolah-olah paling bersih dan paling suci.
Ah, saat nafsu syahwat mulai mendesak, siapa yang sanggup berdiri di depan u/ mengutarakan protes?
he-e owk…mesakne Ariel,Luna, Cut Tari jadi black weduz terus… nek bejat n gatelan yo bejat n gatelan wae..nonton ra nonton video ne seng mirip Ariel Luna Cut Tari yo tetap gatel to?
trus kuwi seng demo-demo barang,ngerusak dll…mbok biasa wae yo…ojo lebay koyo ngunu kuwi. bukannya membenarkan perilaku pelaku video itu, tapi toh mereka juga secara tidak langsung kan sudah mendapat hukuman…
hiks….
saya sependapat dengan tulisan ini.
kalau begitu, mari kita mulai kesadaran itu dari diri kita sendiri kawan..
jujur saja, saya sama sekali belum melihat video syahwat itu, mas don, hehe …. bisa gawat kalau anak2 saya mengetahuinya, hehe …. di balik kehebohan merebaknya video itu, aril-luna-tari memang secara tdk langsung ikut menyembuhkan mereka yang mengidap ejakulasi dini, mas, kekekeke ….
hehehe…ntahlah mas…
yg aku bingung malah pejabat tertinggi malah ngurusin tiga orang ini :D
Bocah-bocah yang demo itu ikut nonton dong kalo gitu?
logikanya setelah nonton baru demo kan, lha kalo nggak nonton nggak bisa demo karena nggak tau “materi” demonya apa….
jadi siapa sih pencetus ide demo oleh anak-anak ini?
Duh aduh…Dony..jadi udah lihat ya..
Saya tak lihat dan tak berminat ingin lihat…
Tapi betul juga, jika rame, malah membuat anak-anak di bawah umur pengin lihat….
yah, terlalu picik memang menyalahkan ariel, luna dan cut tari atas kebobrokan moral seksual negeri ini. padahal di luar video itu, ada ribuan video sejenis yang berceceran gratis di internet dan masyarakat kita bisa memungutnya kapan saja..
http://ruangkata.wordpress.com/2010/06/27/pornografi-ruangprivat-ruangpublik/
Anak-anak sekarang memang cenderung lebih cepat dewasa biologis ketimbang psikologisnya, Om. “Nggege mongso”.
atleast buat saya dengan kejadian ini ,
saya secara sadar harus extra ketat ngawasin tivi.
bagusnya saya dirumah ..
bagaimana tidak…mau pagi, siang , atau sore menjelang malam …
berita tivi jadi sering ada kata-kata “mesum”.
Zia baru genap 6 tahun, Fiqar juga baru jalan 7 bulan
perbendaharaan kosakatanya secara tak sadar sudah disusupi kata “mesum”.
Sepertinya anak-anak harus disediakan tivi tersendiri ..
Akhirnya nulis juga masalah video ini hahaha. Aku sempet lihat sih sekali, tapi kecewa karena ndak sampe selesai shownya.
Perihal respon masyarakat terhadap topik ini, aku bener-bener udah mati rasa, soalnya… mbuh, wes mblenger wae. Semua memang menjadi memuakkan dan menyebalkan seperti yang kamu jabarkan diatas itu…
Bukti begitu dahsayatnya peran media*,….(baca:Gosip)