Risalah Akhir Pekan XXXII/2017

16 Agu 2017 | Risalah Akhir Pekan

Minggu lalu adalah minggu yang sibuk, sibuk yang membahagiakan.

Ada banyak pencapaian kuraih. Kalau takarannya hasil tentu tak terlalu signifikan tapi aku sudah sejak beberapa waktu silam belajar menghargai proses. Jadi ketika aku bilang pencapaian, hal itu terukur dari proses yang kami raih untuk sebuah tujuan yang semoga juga akan tercapai ketika saatnya tiba.

Kami?
Yup! Karena bukan aku sendiri.
Aku sedang bicara Easydoku, produk PT Jalin Nusa Oceania, yang berarti ‘kami’ karena perusahaan itu kumiliki bersama Teddy dan Kunto. Aku juga sedang ngomongin Politik Merchandise yang juga adalah ‘kami’, aku dan beberapa kawan ‘anonymous’ :)

Pekerjaan primerku di sini sendiri ‘ok-ok saja’. Kian hari aku semakin mendapatkan ritme yang mengisyaratkan bahwa apa yang kukerjakan di sini adalah apa yang harus jadi pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga sementara pekerjaan-pekerjaan yang kusebutkan di atas adalah hal-hal yang akan kujadikan investasi.

Kamis lalu aku datang ke acara talkshow UX/UI meet-up di sebuah kantor kanal informasi digital di Sydney. Itu adalah kali pertama aku datang ke acara yang diadakan sebulan sekali dan membahas bidang yang kukerjakan itu. Hal yang menarik, ketika kudatang, panitia langsung mendekatiku dan meminta supaya aku jadi narasumber untuk pertemuan-pertemuan berikutnya. Rupanya sehari sebelumnya, mereka sudah ‘mengintai’ halaman profil Linkedin-ku. Aku belum meng-iya-kan, tapi sepertinya mempersiapkan acara tersebut memerlukan energi yang tak sedikit untuk mengulik materi… dan mental :)

Minggu lalu kututup dengan dua hal yang menghangatkan hati.

Pertama, meski tak bisa datang ke acara penanaman pohon mawar untuk almarhum Romo Ardi Handojoseno, SJ, sabtu silam tapi apa yang disampaikan Tante Lanny Saefudin melalui WhatsApp tentang jalannya acara sungguh menggetarkan. Biasanya, seorang Indonesia, katakanlah tokoh, mereka dihargai di kalangan sendiri di sini tapi Romo Ardi mendapatkan pengakuan dari masyarakat lokal tempatnya dulu mengabdi ditandai dengan penanaman pohon mawar yang dikhususkan untuknya itu.

Pohon mawar itu ditanam di kebun mawar depan Panti Paroki/Function Hall St Mary’s Church North Sydney tempat aku dulu pernah bernyanyi bersama almarhum, 25 Desember 2014. (Simak tulisanku tentang acara ini di sini).

Nah bicara soal bernyanyi, hal lain yang menghangatkan hati di akhir minggu lalu adalah ketika aku akhirnya punya kesempatan ‘manggung’ di St Anthony’s Church Marsfield, NSW bersama Linggar.

Linggar, nama lengkapnya Bernadia Linggar Yekti adalah istri dari Robertus Setiawan Ajie Nugroho. Linggar, ibu dua anak itu baru saja menyelesaikan program doktoral sedangkan Ajie, tak lama lagi menyusulnya. Mereka berdua berbagi kota asal denganku, Klaten. Mereka tinggal tak terlalu jauh denganku, hanya sekitar 5km jaraknya.

Aku dan Linggar

Harusnya kami manggung Juni silam tapi rupanya ‘last minute’ ada kesalahpahaman dengan pihak paroki karena slot kami dipakai orang lain.

Sempat diundur ke bulan Juli lalu batal akhirnya awal minggu kemarin Linggar mengabariku, “Sido tho Om?”

Sejujurnya aku agak kaget juga karena lupa jadwalnya ‘sudah tiba’ untuk manggung tapi masa mau mundur lagi kan nggak lucu?

Ya sudah akhirnya aku ‘iya’-in dengan satu syarat, “Aku cukup sibuk minggu ini. Berani nggak kalau nggak usah pakai latian?” Linggar tak masalah dengan itu lalu ‘go show’ lah kita :)

Aku, Linggar dan Ajie. Trio Klaten

Hasil akhir, baik-buruknya, tentu tergantung umat meski sejatinya pelayanan ya hanya untuk Tuhan :) Namun dari panjangnya tepuk tangan yang kami terima setelah lagu terakhir dinyanyikan, kami tak berani mengukur diri tapi… lumayan lah hehehe.

Kalian penasaran dengan beberapa penggal lagu yang kami nyanyikan kemarin? Bisa disimak di bawah ini. Semua foto dan video diambil oleh Ajie.

Selamat memasuki minggu yang baru, Tuhan berkati!

 

Dipublikasikan pada Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga pada peringatan Santo Hippolitus, Martir, Beato Innosensius XI, Paus, Santo Pontianus, Paus dan Martir dan Santo Maximus, Pengaku Iman.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.