Risalah Akhir Pekan XXII/2017

4 Jun 2017 | Risalah Akhir Pekan

Niatnya cuma sehari tapi akhirnya minggu kemarin selama tiga hari berturut-turut aku jadi vegetarian.

Selasa, memang kuniati begitu.
Rabu, nggak ada niat tapi harus jadi vegetarian karena terlanjur beli salmon kalengan…eh, kalengnya harus dibuka pake pembuka kaleng!

Kamis, udah bawa pembuka kaleng ternyata nggak bisa dipakai! Ya sudah, jadi vegetarian lagi…

Tiga hari berturut-turut hanya makan roti gandum plus alpokat dan vegemite!

Kenapa tiba-tiba niat jadi vegetarian meski hanya sehari dalam seminggu?

Iseng sih awalnya. Dua minggu silam saat bekerja di proyek pada sebuah perusahaan asuransi mobil terkemuka di Australia, saat makan siang dengan klien, sambil ngomong ngalor-ngidul tiba-tiba klien cerita kalau dalam seminggu ia menjadi vegetarian setidaknya sehari sekali.

Lalu kupikir-pikir, wah asyik juga kenapa aku nggak ikut serta?

Maka jadilah aku vegetarian meski seminggu sekali.

Aku jadi vegetarian bukan karena trend, bukan hanya karena ingin tetap sehat tapi alasan terkemukanya justru karena aku ingin lebih bisa lagi mengendalikan hawa nafsu.

Aku ini pemakan daging sejati! Doyan banget daging diolah apapun baik cara Indonesia, oriental hingga western/eropa! Jadi, menyediakan hari untuk menjelma menjadi seorang vegetarian adalah semacam memberi jeda, memberi sela…

Makin lama aku memandang mengendalikan hawa nafsu ini amat penting terlebih karena tahun ini usiaku berkepala empat dan aku ingin semakin mampu mendalami hidup tanpa melibatkan terlalu banyak nafsu di dalamnya.

Dan kupikir, masih soal nafsu, percakapan antaraku dan Joyce, istriku, semalam bagus juga untuk kutuliskan di sini.

Jadi kami sedang ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal, pembicaraan sampai ke soal easydoku.

Easydoku, kalian tahu? Produk yang aku, Teddy dan Kunto besut sejak 1 Maret 2017 silam. Produk itu menjanjikan banyak hal karena pengembangan bisnis yang memang kami tata benar dan tanggapan pasar yang lumayan bagus.

“Harapanmu apa tentang easydoku lima tahun ke depan?” tanya Joyce.

“Aku pengen jual cepet-cepet!” sambarku.

Ia kaget. “Lho kok gitu? Kenapa? Kamu ada masalah sama Kunto dan Teddy?” Aku menggeleng. “Enggak ada! Malah kita sedang ‘hot-hotnya’ bekerja untuk easydoku…”

“Lantas?”
“Aku nggak mau makin tua makin ribet dengan banyak urusan bisnis. Aku mau jual saham nantinya lalu aku beli rumah di sini!”

“I see…” sahut Joyce. “Tapi kamu nggak takut nyesel misalnya sepuluh tahun lagi easydoku jadi gede?”

Aku menggeleng. “Nggak…. mau segede apapun, mau sebesar apapun duit yang kudapat pasti rasanya tetap akan kurang, Hon. Yang penting secukupnya saja sambil nemenin anak-anak gede dan kita pacaran lagi hehehe…”

Ia manggut-manggut lalu menjawab, “Good!”

Ya, duit, makanan keduanya perlu tapi tergantung cara pandangnya, salah-salah yang perlu jadi berubah nafsu!

Semua harus dinikmati secukupnya, tak boleh kekurangan tapi juga jangan sampai terlampau kenyang. Yang penting, hidup jadi lebih berdaya. Bukan daya yang digerakkan nafsu, tapi daya yang ‘migunani tumraping liyan (berguna bagi sesama – jw)’ yang digerakkan oleh Allah untuk membuat hidup menjadi lebih bernas dan trengginas. Hidup yang dipersembahkan untuk kemuliaan Allah yang lebih besar.

Selamat menjalani minggu yang baru, semoga hidup kita makin berdaya!

Dipublikasikan pada Hari Raya Pentakosta
pada pesta nama Santo Kuirinus, Martir dan Santo Fransiskus Caracciolo, Abbas

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.