Terlalu banyak yang harus dimuat dalam risalah kali ini karena memang terlalu banyak hal yang terjadi dalam minggu yang begitu kusyukuri ini.
So? Seperti motto salah satu situs fotografi yang pernah jadi besar itu, biar foto (dan video) yang bicara. Enjoy!
Masih dalam suasana kehilangan sosok Romo Ardi Handojoseno, SJ yang wafat pada Sabtu sebelumnya, aku hadir dalam misa arwah yang diselenggarakan komunitas Katolik Indonesia (CIC) di sebuah gereja di Sydney. Aku diminta untuk membawakan kenanganku terhadap Romo Ardi. Simak dalam video di atas.
Selasa lalu, bersama keluarga aku pergi berlibur ke Jindabyne, NSW, Australia. Jarak yang ditempuh sekitar lima jam dari Sydney ke arah selatan menuju Canberra lalu belok ke arah barat daya?menuju Snowy Mountain
Berangkat dari Sydney sekitar pukul 10 pagi, diselingi beberapa kali waktu berhenti untuk makan siang dan ngopi, kami sampai di Jindabyne pukul 5 sore, udara mendingin di kota kecil yang berada di dataran setinggi 900 meter di atas permukaan laut itu
Banyak orang bertanya, “Ngapain ke Snowy Mountain di bulan April? Memang ada snow?” Ya ini buktinya kalau nggak percaya :)))
Atau ini :))) Salju semua kan? :))
Kakak dan Dede happy main snow di Charlotte Pass, tempat tertinggi di Australia yang masih bisa dihuni.
Aku bersama pohon ‘Snow Gum’ yang berusia sekitar tiga ratus tahun di Charlotte Pass.
Apa yang dilakukan di Charlotte Pass selain bermain salju dan foto-foto? Minum teh panas dan snack di belakang mobil dan… foto-foto hahaha…
Bahagia itu sederhana, Kawan!
Hari Kamis kami menuju ke Khancoban, kota kecil di sisi selatan Snowy Mountain, NSW. Mampir ke sebuah coffee shop dan para penduduk terkagum-kagum melihat ada sekeluarga orang Asia yang datang ke sana. Saat istriku mengorder makanan, ada seorang berbisik, “Oh, ternyata dia bisa berbahasa Inggris” Hahahaa…
Dari Kanchoban kami lurus ke selatan menuju perbatasan NSW dan Victoria lanjut ke Corryong, Victoria. Oh ya, perjalanan dari Jindabyne ke Khancoban adalah perjalanan yang mendebarkan karena jalan sempit, penuh tanjakan dan tikungan tajam nan membahayakan!
Dari Khancoban kami sampai ke Jindabyne sekitar pukul enam sore lalu lanjut ikut misa Kamis Putih di gereja setempat. Tahun lalu kami juga datang ke gereja yang sama untuk memperingati Sabtu Sepi/Easter Vigil. Tahun lalu dan kini, hal yang kurasakan tetap sama; sebuah gereja yang cantik, dengan jumlah umat hanya 21 orang, seorang pastur tua dan putra altar seorang saja.
Jauh dari riuh rendah perayaan ekaristi di tempat-tempat lain…
Di tengah liburan, seorang kawan mengabarkan Mas Dwi ‘Rambo’ pekerja di SMA Kolese De Britto meninggal dunia.
Selamat jalan, Mas Dwi ‘Rambo’
Setelah tiga hari berada di Jindabyne, kami pulang ke Sydney. Sebelumnya kami mampir ke Canberra untuk main-main. Ini foto saat kami berada di Telstra Tower, tempat tertinggi di Canberra yang berada di 820 meter di atas permukaan laut.
Lalu ikut perayaan Jumat Agung di St Christopher’s Cathedral. Tahun lalu, kami juga mengikuti perayaan yang sama di tempat yang sama pula.
Sampai di Sydney Jumat malam, beristirahat lalu Sabtu sore-nya aku pelayanan di Misa Malam Paskah di local parish
Pelayanan di local parish untuk Malam Paskah ini sudah kurencanakan sejak sebulan sebelumnya. Ini adalah gitar dan gearku :)
That’s me! :)))
Minggu pagi? Rileks, melepas lelah. Elodia bermain ipad dan pasang headphone :) Minggu yang menyenangkan bukan? :)
Ditutup dengan ini. Kuambil di Thredbo Village, Snowy Mountain, NSW, Australia.
Selamat memasuki minggu yang baru, Tuhan berkati!
Dipublikasikan pada Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan pada pesta nama Santa Bernadetha Soubirous, Pengaku Iman, Santo Paternus, Pengaku Iman
0 Komentar