Risalah Akhir Pekan XLV/2016

7 Nov 2016 | Risalah Akhir Pekan

Pada akhirnya, segala gegap gempita demo aksi tanggal 4 November 2016 hanya akan jadi seonggok cerita masa lalu. Ia, bersama dengan hal-hal lain yang ada dalam hidup ini termasuk keberadaan diri kita sendiri akan teringkus waktu…

Yang tersisa hanyalah penyadaran, perlukah hal seperti itu diulangi untuk terjadi di masa depan?

Jawabannya tentu tak bisa seragam.

Ada yang ingin hal seperti itu terjadi terus-menerus bahkan hingga Lebaran Kuda tiba entah kapan itu terjadi.

Ada yang ingin memastikan tiga minggu setelah sekarang mereka akan terjun lagi melakukan hal yang sama kalau tuntutan tak terpenuhi.

Ada yang tegas melarang tapi juga yang berpikir untuk luweh, cuek tak menghiraukan karena masih banyak yang perlu dihiraukan dan diperjuangkan.

Kamu memilih yang mana?

Aku memilih untuk terkesiap ketika menatap foto di bawah ini. Foto yang amat biasa tapi menjadi luar biasa dalam konteks kekinian.

Penistaan? Credit photo: R. Kristiawan

Penistaan? Credit photo: R. Kristiawan

Adalah Mas Gereh, panggilan akrab Mas R. Kristiawan, kakak angkatan di SMA Kolese De Britto yang tempo hari kuwawancarai di blog ini.

Di sebuah grup WA alumni tertutup, ia menyebarkan dan memberi caption sederhana pada foto ini, ‘Penistaan?

Tapi otak merespon dengan tidak sederhana, kompleks.

Mungkin benar, orang dalam foto itu menista Yesus. Mungkin ia menista dengan cara menyentuhkan alat pembersih setelah sebelumnya digunakan untuk membersihkan kakus.

Tapi mungkin juga ia sedang memainkan drama bagaimana dulu prajurit mencokokan anggur murahan ke mulut Yesus setelah Ia minta minum kehausan.

Tapi bisa jadi ia memang sedang membersihkan patung Yesus yang kotor karena kewajiban. Ia digaji untuk itu, bayangkan kalau tak dibersihkan, mungkin ia tak peduli dengan kekotoran patung, tapi keluarganya makan apa kalau lantas ia dipecat karena tak melakukan pekerjaan yang diperintahkan majikan?

Tapi mungkin juga…. itu bukan patung Yesus, hanya patung yang menyerupaiNya karena bukankah kita semua tak ada yang tahu seperti apa wajah Yesus yang benar-benar dua ribu tahun silam karena waktu itu belum ada handphone berkamera?

Jadi, penistaan?
Selalu ada setidaknya dua sisi dalam hidup ini yang menilai sebuah hal dan ketika sisi itu saling bertentangan… itulah hidup, hidup yang tarik-menarik, tentang-menentang tanpa mempedulikan kebenaran isi karena bukankah hanya si pelaku dan Tuhan yang tahu.

Kamu pelaku? Kamu Tuhan?

Selamat memasuki minggu yang baru!

Dipublikasikan pada Hari Minggu Biasa XXXII, pada pesta Santo Nuno Pereira, Pengaku Iman dan Santo Leonardus dari Noblac, Pengaku Iman.

Sebarluaskan!

1 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.