Risalah Akhir Pekan XLII/2016

17 Okt 2016 | Risalah Akhir Pekan

Dari beberapa film dokumenter yang kunikmati secara streaming minggu lalu, Keith Richards: Under the Influence (2015) adalah salah satu yang paling mengesan.

Di akhir film yang bertutur tentang kehidupan pribadinya, Keith yang gitaris grup musik rock and roll legendaris, Rolling Stones, itu berujar, “I’m not getting older. I’m evolving” sambil terkekeh khas dirinya.

Risalah Akhir Pekan

Aku tentu belum setua Keith, pun baru akhir tahun depan aku berkepala empat, tapi aku amat setuju dengan ujarannya itu.

Hidup ini adalah perubahan dan perubahan itu konstan; tak mengenal tua, tak juga muda. Yang ada hanyalah siapa yang lebih dulu berproses (mengalami perubahan) dan siapa yang harus berhenti karena mati.

Jadi?
Nikmati saja perubahan seraya menyiapkan hal-hal terbaik yang bisa kita siapkan seiring perubahan itu.

Minggu lalu ada satu team member baru masuk ke dalam proyek besar ini. Seorang kelahiran Cina yang sejak usia enam belas tahun menetap di Australia. Otaknya brilian padahal usianya masih sekitar lima tahun di bawahku.

Kebetulan aku pernah bekerja dengannya di salah satu proyek besar sebelum yang sekarang jadi mungkin karena pengalaman pernah bekerja se-proyek itu lantas beberapa hari awal ia kerap mengajakku makan siang…

Kami bicara banyak hal mulai dari keluarga, negara asal, pengalaman hingga proyek yang sekarang.

Ia bercerita dulu saat kelar kuliah, pertengahan dekade silam, bersama kawan-kawan membangun start up company, akupun tak sungkan menyorongkan ceritaku, belum lulus kuliah, membangun perusahaan bersama kawan-kawan di Indonesia, enam belas tahun silam.

Ia terkesiap. Menuntutku melanjutkan cerita sembari menikmati vietnamesse noodle di depan kami.

Akupun bercerita bagaimana kami berawal mula, berproses hingga akhirnya aku meninggalkan perusahaan untuk merantau ke Australia.

“Kamu nyesel nggak meninggalkan semuanya?” tanyanya.

“Nggak… sekalipun tidak!”
“Kok bisa? Kamu sekarang ikut orang…”

Aku tersenyum. “Hidup berada di satu sisi itu monoton. Banyak cerita orang sukses dari ikut orang lalu bikin perusahaan sendiri, aku mencoba sebaliknya!”

Hidup memang berubah seperti yang kubilang di atas. Dan dari percakapan-percakapan yang kadang tak terduga kejadiannya seperti itu aku malah merasakan kedalamannya. Dulu aku pernah memimpin perusahaan dan orang-orang, kini aku dipimpin dan bekerja untuk orang lain, itu esensi perubahan dalam perspektif kerja, belum yang lainnya.

Tiba-tiba aku merasa bersyukur, amat bersyukur atas semuanya itu. Atas lini masa hidup yang gulirannya tak pernah kusesali atau setidaknya kuperjuangkan untuk tak kusesali barang sehasta pun.

“Aku harus banyak belajar darimu, DV!” kata temanku itu memecah heningku.

Aku tersenyum. “Nggak lah, aku malah yang harus banyak belajar darimu! Kamu muda, begitu cemerlang, ada banyak hal baru yang kupelajari darimu!”

Ia manggut-manggut…
“Kalau nanti China makin mendunia dan kamu jadi direkrut Jack Ma, aku ikut kamu!” Kami tertawa…

Selamat memasuki minggu yang baru, jangan pernah takut tua karena Tuhan pun awet muda!

Dipublikasikan pada Hari Minggu Biasa XXIX, pada pesta Santo Gerardus dari Mayella, Santa Hedwiq, Santa Margaretha Maria Alacoque, Santo Gallus.

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Ya, perubahan itu pasti. Siapa yang tak ikut berubah akan dimakan perubahan.
    Saya juga banyak belajar perubahan dari membacanya blog DV.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.